Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kejutan Rahasia



Kejutan Rahasia

Mereka pergi ke mall terlebih dahulu. Pertama-tama, Jenny membeli beberapa gelang. Gelang itu tidak terlalu mahal, tetapi ia menyukainya. Dan yang lebih penting lagi, Rudi lah yang membayarnya.     
1

Informasi itu tiba di telinga Bima dengan sangat cepat dan ia merasa sangat puas.     

Setelah itu, mereka berdua pergi ke bioskop dan kemudian mereka pergi melewati jalur khusus untuk menghindari para pengawal Bima.     

Seperti burung yang bebas dari kurungannya, Jenny berjalan ke rumah Rudi dengan sangat senang. Begitu ia masuk ke dalam, ia melihat tirai di dalam rumah itu ditutup dengan rapat. Jonathan sedang duduk di sofa ruang keluarga dan sedang menelepon seseorang.     

Saat melihat kedatangan Jenny, ia langsung mengakhiri panggilan dan menghampiri Jenny dengan senyum di wajahnya.     

"Jonathan, aku merindukanmu!" Jenny berlari ke arah Jonathan. Tepat saat berada di hadapannya, Jenny langsung melompat.     

Jonathan memeluknya dan membiarkan Jenny melingkarkan kakinya di pinggang Jonathan dengan erat. Ia menempelkan dahinya di dahi Jonathan. "Apakah kamu merindukanku?"     

"Masih ada Rudi di sini," kata Jonathan.     

"Aku sangat, sangat, sangat merindukanmu!" Jenny mengabaikan kata-kata Jonathan dan langsung mencium bibir Jonathan.     

Rudi tidak bisa melihat ini lebih lagi. "Bisakah kalian masuk ke dalam kamar saja?" gerutunya.     

Jonathan duduk di sofa, sambil tetap memeluk Jenny. "Bagaimana kamu bisa keluar hari ini?"     

"Kakek pikir aku berkencan dengan Rudi sehingga ia membiarkan aku pergi keluar," kata Jenny dengan jujur.     

"Kalau Keluarga Atmajaya tahu aku membantu kalian untuk bertemu, mungkin mereka akan membunuhku!" Rudi mengedikkan bahunya. "Jonathan, aku telah mengambil resiko yang besar untukmu. Kamu harus memperlakukanku dengan baik."     

"Aku … Kamu boleh mengambil apa pun dari rak anggurku di rumah," kata Jonathan.     

"Baiklah! Aku akan pergi ke rumahmu untuk mengambil anggur." Rudi tahu bahwa ini adalah rumahnya sendiri, tetapi ia tidak bisa tinggal di sana lebih lama lagi. Ia langsung menuju ke rumah Jonathan untuk memilih anggur.     

Begitu Rudi meninggalkan rumahnya, Jenny langsung mendorong tubuh Jonathan dan menjatuhkannya ke sofa. Kalau Jonathan sudah tidak waras dan sama tenggelamnya dalam gairah seperti Jenny, mungkin ia membiarkan Jenny menindih tubuhnya.     

"Jenny, tenanglah. Ini rumah Rudi," kata Jonathan sambil menggenggam tangan Jenny.     

"Apakah kamu tidak merindukan aku?" tanya Jenny sambil tersenyum.     

"Aku merindukanmu. Tetapi ini bukan waktu yang tepat," kata Jonathan dengan suara pelan.     

"Jonathan, aku ingin memiliki anakmu. Aku ingin memberikan adik untuk Alisa. Oke?" tanya Jenny sambil tersenyum.     

Jonathan merasa kepalanya pusing saat melihat Jenny seperti ini, "Kamu tidak serius kan?"     

"Aku sangat serius! Aku ingin memiliki anakmu. Kalau menurutmu ini bukan tempat yang tepat, bagaimana kalau kita pergi ke rumahmu?" kata Jenny dengan penuh semangat.     

"Jenny, apa yang kamu janjikan padaku?" Jonathan tidak punya pilihan lain selain menahan Jenny di dalam pelukannya.     

"Aku akan menunggu lamaranmu dengan sabar, menunggu kamu berhasil membujuk kakekku. Tetapi sampai kapan aku harus menunggu? Ulang tahunku akan segera tiba," kata Jenny dengan cemas.     

"Di hari ulang tahunmu, ada kejutan untukmu," kata Jonathan sambil tersenyum.     

"Kamu akan melamarku?" mata Jenny berbinar dengan cerah.     

"Aku tidak bisa memberitahumu apa kejutannya," kata Jonathan, sama sekali tidak mau membocorkannya.     

…     

Ulang tahun Jenny diadakan di salah satu hotel milik Atmajaya Group. Selain merayakan ulang tahun dan kembalinya Jenny dari sekolah di luar negeri, pesta ulang tahun ini juga bertujuan untuk mengumumkan bahwa Keluarga Atmajaya memiliki anak perempuan muda yang siap untuk menikah.     

Jenny yang berada di tengah ruangan sedang mengenakan gaun berwarna merah. Ia memilih warna merah karena ia ingin menjadi pusat perhatian pada hari itu. Selain itu, kulitnya terlihat jauh lebih indah dengan gaun warna merah.     

Di balik penampilannya yang cantik dan muda, Jenny sekarang terlihat lebih dewasa dan berwawasan luas.     

Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Semua orang yang ada di sana seperti hanyalah properti yang membuat penampilannya semakin memesona.     

Ia benar-benar cantik dan menawan.     

"Jenny terlihat sangat cantik hari ini. Aku sangat menyukai gaun yang ia kenakan. Warna merah seperti tercipta untuknya. Kalau aku yang menggunakan warna merah, pasti terlihat aneh."     

"Tergantung siapa yang menggunakannya. Jenny memiliki kulit yang putih. Kalau ia mengenakan warna putih, ia akan terlihat pucat. Merah adalah warna yang sangat pemilih. Kalau tidak cocok, kulit akan terlihat hitam."     

"Apa gunanya cantik kalau ia menyukai pria duda yang sudah memiliki anak?"     

"Seseorang melihat Jonathan pergi ke mall dan membeli cincin. Apakah ia akan melamar Jenny hari ini?"     

"Benarkah? Sepertinya akan ada pertunjukkan yang menarik hari ini."     

Begitu Jenny muncul, semua orang langsung membicarakan hubungannya dengan Jonathan.     

Berita bahwa Jenny menyukai Jonathan bukanlah sebuah rahasia lagi.     

"Semuanya, hari ini adalah hari ulang tahun cucuku yang sangat aku sayangi. Aku ingin mengucapkan terima kasih bagi kalian semua yang sudah bersedia datang," kata Bima, disambut dengan tepuk tangan yang hangat dari semua orang.     

Jenny berdiri di samping Bima, tersenyum dengan anggun. Ia memandang semua orang yang hadir di ulang tahunnya dengan perasaan gembira.     

"Terima kasih semuanya. Semua orang tahu bahwa Jenny pernah terpisah dari kami dan dibesarkan oleh Andre. Hari ini, aku ingin berterima kasih pada Andre dan Nina karena telah membesarkan Jenny. Andre, aku tidak mengubah nama Jenny karena ia akan selalu menjadi anakmu dan Nina. Tetapi Jenny juga tetap merupakan anak dari Keluarga Atmajaya dan cucu yang sangat aku sayangi," kata Bima sambil tertawa.     

"Terima kasih, Bima!" jawab Andre dengan gembira.     

Semua orang kembali berbisik dan bergosip.     

"Walaupun Andre ini tidak seberapa hebat, ternyata ia beruntung. Ia mendapatkan dukungan dari Keluarga Atmajaya."     

"Lihat saja apa yang dilakukan Bima. Ia sangat menyayangi Imel, tetapi ia tidak pernah satu kali pun menyebutkan namanya di hadapan umum. Ini menunjukkan betapa pentingnya Andre bagi Keluarga Atmajaya."     

"Benar, membesarkan Jenny juga merupakan pencapaian yang sangat tinggi."     

Para penonton mulai membicarakan gosip yang aneh-aneh, tetapi Jenny sama sekali tidak peduli.     

Memang Andre dan Nina adalah orang tua angkatnya. Di dunia ini, selain keluarga kandungnya, tidak ada orang yang lebih mencintainya daripada Andre dan Nina.     

Lalu, di mana salahnya?     

Selain itu, ia juga sedang dalam suasana hati yang baik hari ini. Selain hari ini adalah hari ulang tahunnya, Jonathan bilang akan memberi kejutan untuknya. Dan Jenny sudah tahu bahwa Jonathan memesan sebuah cincin lamaran untuknya!     

"Keluarga kami berharap kalian semua bisa menikmati hidangan yang kami berikan. Kami juga berharap kalian mendoakan cucu kami yang sangat berharga ini," kata Bima dengan bangga. Setelah itu, semua orang yang hadir bertepuk tangan sambil memandang ke arah panggung.     

"Jenny, ayo ucapkan permintaanmu," kata Bima sambil memandang cucunya dengan sayang. Ia ingin memberikan semua hadiah yang terbaik di dunia ini untuk Jenny.     

"Semuanya, terima kasih sudah menghadiri pesta ulang tahunku. Terima kasih untuk hadiah yang kalian berikan," Jenny mengatakannya sambil memandang ke seluruh ruangan. Ia berusaha untuk mencari, tetapi sama sekali tidak melihat Jonathan.     

Ia tidak tahu kejutan apa yang disiapkan oleh Jonathan. Ia sudah tidak sabar menantinya!     

Jenny mengamati ruangan tersebut sebanyak tiga kali dan kemudian memutuskan untuk berjalan ke arah kue ulang tahunnya dengan langkah perlahan.     

Pada saat itu, lampu di ruangan dimatikan. Hanya ada cahaya yang berasal dari lilin yang berada di atas kue ulang tahun Jenny. Wajah Jenny menunjukkan senyum bahagia dan ia menutup matanya untuk mengucapkan permohonannya.     

Saat ia hendak meniup lilin tersebut, tiba-tiba saja Jonathan muncul.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.