Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mempersiapkan Pesta Pernikahan



Mempersiapkan Pesta Pernikahan

0"Aku tidak pernah menyalahkanmu karena aku sendiri juga bersalah. Aku terlalu keras kepala dan merasa malu, menyembunyikan semuanya darimu. Karena itu aku merasa lelah. Bukan kamu yang mengecewakan aku, tetapi aku lah yang mengecewakan kamu. Namun pada akhirnya, kita sudah menemukan kebahagiaan kita masing-masing. Tidak ada yang perlu disesali lagi."     

"Aiden benar-benar mencintaimu," Raka tidak bisa memungkiri kenyataan itu.     

"Della juga sangat mencintaimu. Kita akan menjadi keluarga. Bagaimana kalau kita membahas mengenai pernikahan anak kita?" kata Anya dengan penuh semangat.     

Semangat itu membuat Raka tertawa kecil. "Arka masih belum melamar Sabrina. Jangan terlalu terburu-buru."     

Pada saat itu, Della baru saja kembali dari perusahaan, lebih awal dari jam kepulangannya biasanya. Setelah mendengar kata-kata Raka, ia langsung bertanya. "Apakah itu Anya? Aku mau bicara dengannya!"     

Raka tertawa melihat istrinya yang juga penuh dengan semangat. "Kamu bisa membicarakan mengenai masalah pernikahan dengan Della."     

Della berbicara panjang lebar dengan Anya. Ia memberitahu Anya mengenai rencana yang terpikirkan di kepalanya. Pertama-tama, ia ingin Arka dan Sabrina bertunangan terlebih dahulu. Setelah itu, Arka bisa melamar Sabrina dengan cara yang megah dan setelah itu mengadakan pesta pernikahan yang luar biasa besar.     

Sabrina adalah putri satu-satunya di Keluarga Mahendra dan sangat disayangi oleh semua orang. Tentu saja, Della mengharapkan pesta yang besar untuk putri kesayangannya itu.     

Sementara itu, Anya adalah wanita yang sederhana dan tidak terlalu menyukai pesta besar-besaran. Tetapi ia bisa memahami perasaan Della sebagai seorang ibu. Bagaimana pun juga, Sabrina adalah putri kesayangan mereka.     

Tetapi saat ini Sabrina adalah pihak perempuan. Sebagian besar pesta pernikahan akan diurus oleh pihak laki-laki.     

Della dan Raka tidak bisa banyak campur tangan untuk memeriahkan pesta pernikahan ini.     

Sementara itu, putra mereka berdua, Samuel, masih sangat muda. Sehingga Keluarga Mahendra tidak akan bisa mengadakan pernikahan dalam waktu dekat.     

"Della, aku akan mengikuti semua yang kamu mau saja. Aku kurang pandai dalam hal semacam ini. bagaimana kalau aku meminta bantuan Raisa untuk membahas mengenai detail-detailnya? Aku akan menelepon Raisa dan Nadine. Dengan bantuan mereka berdua, pestanya pasti akan sangat berhasil!"     

Della memahami bahwa setelah menikah dengan Aiden, Aiden selalu memanjakan Anya dan mengurus semua hal untuknya.     

Anya tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Tetapi ini adalah pernikahan putranya. Mengapa Anya juga lepas tangan.     

"Anya, kamu akan menjadi ibu mertua. Bukankah salah kalau kamu ingin lepas tangan dan menyerahkan semua persiapannya pada orang lain?" Della merasa tidak senang.     

"Aku bisa menjanjikan padamu bahwa pernikahan Arka dan Sabrina akan lancar. Aku bisa saja turun tangan dan menyiapkan semuanya tanpa bantuan orang lain, tetapi aku tidak yakin bisa menyenangkan hatimu meski aku melakukannya," Anya tidak takut pada Della. Meskipun Della merasa tidak senang sekali pun, Anya juga memiliki pertimbangannya sendiri mengapa ia memutuskan untuk melemparkan persiapan pernikahannya pada Raisa dan Nadine.     

Ia sendiri sudah mengetahui bagaimana sifat Della.     

Selama bertahun-tahun, Della selalu memikirkan mengenai masa lalu Raka dan Anya.     

Mungkin memang orang-orang seperti Aiden bisa mengabaikannya, tetapi Della tidak bisa melakukan hal yang sama.     

Kali ini, Keluarga Atmajaya berniat untuk meminang putri mereka. Entah mengapa, ada sedikit perasaan di hati Della ingin menyulitkan Anya dan mempermalukannya.     

"Della, aku tidak meminta bantuan dari orang lain. Raisa adalah bibi Arka dan juga bibi Sabrina. Nadine juga bukan orang asing. Ia adalah kakak sepupu Arka dan bibi Sabrina. Aku meminta mereka berdua untuk membantuku karena mereka cerdas dan dekat dengan Arka serta Sabrina. Mereka berdua pasti bisa merencanakan pernikahan ini dengan sangat baik. Jadi, tidak perlu khawatir," kata-kata Anya membuat Della tidak bisa membantah lagi.     

Akhirnya, Della mengakhiri panggilan itu dengan rasa frustasi di hatinya.     

"Ada apa?" Raka sedang minum teh saat melihat ekspresi di wajah Della yang tidak senang hati.     

"Sabrina akan menderita. Anya sama sekali tidak peduli. Ia langsung melemparkan persiapan pernikahannya pada Raisa dan Nadine. Apakah tidak apa-apa membiarkan Sabrina menikah dengan putranya?" kata Della dengan marah.     

Raka hanya tertawa saat mendengarnya. "Memang Anya kan seperti itu. Mengapa kamu khawatir kalau pernikahan Sabrina diserahkan pada Raisa? Nadine juga sangat pandai dalam mengurus acara seperti ini. Nadine sendiri adalah kakak iparmu. Apakah mungkin mereka berdua memperlakukan Sabrina dengan buruk?"     

"Memang benar. Tetapi aku tidak menyukai sikap Anya. Putranya akan menikah, tetapi ia tidak mau ikut campur sedikit pun. Aku …"     

"Seharusnya kamu malah merasa senang. Raisa dan Nadine sama-sama sangat menyayangi Sabrina. Dengan bantuan mereka, pernikahan Sabrina akan sesuai dengan yang ia dambakan. Sementara itu, kalau Anya yang mengurus pernikahannya, kamu malah harusnya khawatir. Anya adalah orang yang sangat sederhana dan minimalis. Ia tidak akan mau mengadakan pesta pernikahan besar-besaran," kata Raka.     

"Ini kan pernikahan putranya. Masa ia sama sekali tidak peduli?" Della masih merasa kesal.     

"Kamu tahu sendiri bagaimana pesta pernikahan Anya dan Aiden. Anya memang tidak suka repot. Bagaimana kalau sampai Arka dan Sabrina menikah dengan cara yang sederhana seperti Anya dan Aiden? Bagaimana kalau mereka sama sekali tidak mengadakan pesta dan hanya mendaftarkan pernikahan mereka di catatan sipil seperti Anya dan Aiden? Apakah kamu masih mau membiarkan Anya yang mengurusnya?" kata Raka dengan sengaja.     

"Aku sangat sedih. Bagaimana nasib Sabrina nantinya? Sabrina bukan orang yang bisa mengungkapkan keinginannya dan Anya juga sama. Sekarang aku sangat mengkhawatirkan nasib Sabrina," kata Della dengan stres.     

"Anya bisa hidup tanpa kekhawatiran sedikit pun hingga saat ini karena ia menikah dengan orang yang tepat. Dengan adanya Aiden, apa yang perlu ia takutkan? Keluarga Atmajaya sangat berkecukupan. Kamu tidak perlu khawatir apakah Sabrina akan hidup dengan bahagia atau tidak. Anya yang sekarang adalah gambaran Sabrina di masa depan. Apakah kamu tidak merasa bahwa Arka dan Aiden sangat mirip?" kata Raka.     

"Mereka memang sangat mirip. Arka sangat tenang, perhatian dan juga sangat melindungi Sabrina," Della mengangguk.     

"Sudah, jangan khawatir lagi. Cepat beritahu Raisa mengenai berita baik ini agar ia cepat pulang ke Indonesia," kata Raka.     

Setelah berbicara dengan Raka, akhirnya Della bisa memahami dan menerima kenyataannya. "Kalau memang Anya tidak bisa mengurusnya, sebaiknya Raisa cepat kembali ke Indonesia," setelah itu, Della bergegas menghubungi Raisa.     

Diam-diam, Raka mengirimkan pesan pada Anya.     

Raka : Jangan khawatir. Della sudah setuju untuk membiarkan Raisa dan Nadine yang mempersiapkan pernikahan Sabrina dan Arka. Meski harus berpura-pura, kamu juga harus sedikit terlibat. Kamu tidak bisa lepas tangan dari semuanya, kamu tahu kan?     

Saat menerima pesan tersebut, Anya tersenyum dan menjawab.     

Anya : Ini adalah pernikahan putraku. Tentu saja aku tidak akan diam saja. Aku juga akan berusaha untuk melakukan yang aku bisa. Aku akan datang dan melamar Keluarga Mahendra dengan tulus.     

Raka juga tersenyum saat melihat jawaban itu.     

Raka : Cepat diskusikan mengenai masalah lamaran itu sesegera mungkin. Ibuku tidak menyukai Aiden, jadi kamu harus bergerak cepat. Takutnya ibuku akan melakukan sesuatu untuk mencegah pernikahan ini.     

Setelah memberikan jawaban 'OK' pada Raka, Anya langsung menghampiri Aiden dan membicarakannya. "Aiden, kita harus segera mempersiapkan diri untuk melamar Sabrina."     

"Aku sudah bilang pada Kak Maria. Malam ini kita akan ke rumah ayah. Kak Maria yang akan menjelaskan kepada kita bagaimana cara melamar," Aiden sudah mengatur semuanya dan hanya membutuhkan arahan dan bantuan dari Maria.     

Anya menyentuh perutnya dan berkata, "Apa yang harus aku lakukan? Aku belum sempat menurunkan berat badanku tetapi sekarang pernikahannya akan berjalan. Apakah aku punya waktu untuk menurunkan berat badanku?"     

"Tidak perlu menurunkan berat badan. Sehat itu cantik!" Aiden memeluk pinggang Anya dan menciumnya. "Aku tidak mau kamu ikut mengurus semua detail pernikahannya. Suruh saja orang lain yang melakukannya."     

"Della tidak senang dengan keputusanku itu. Ia mempertanyakan mengapa aku menyerahkan persiapan pernikahan putraku pada orang lain," kata Anya sambil memeluk leher Aiden. "Kalau saja ini bukan pernikahan Arka, aku juga akan belajar untuk mempersiapkannya! Mana bisa aku menggunakan pesta pernikahan putraku sendiri sebagai latihan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.