Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mencari Bunga di Tengah Malam



Mencari Bunga di Tengah Malam

0"Masih tidak cukup. Kakakku menyukai Maddison dan ingin menikahinya. Keluarga Atmajaya terlalu kaya raya. Aku harus membantu kakakku untuk mendapatkan uang agar ia bisa menikah dengan wanita yang dicintainya."     

Michael terdiam. Memang benar apa yang Elena katakan. Kalau Elena mencari uang untuk membantu Henry menikah dengan putri dari Keluarga Atmajaya, maka seluruh kekayaan Elena saat ini masih belum cukup.     

Sebagian besar kakak laki-laki akan memanjakan dan menyayangi adik perempuan mereka. Tetapi berbeda dengan Elena Tan. Elena sangat mencintai kakaknya.     

Di matanya, kakaknya adalah kakak terbaik di seluruh dunia.     

Orang tua Henry dan Elena meninggal saat mereka masih muda sehingga mereka harus bergantung pada satu sama lain.     

Untuk memberikan Elena hidup yang normal seperti gadis muda pada umumnya, Henry berjuang begitu keras.     

Elena juga berusaha untuk menghasilkan banyak uang karena ia tidak ingin hidup susah lagi seperti dulu.     

Selama beberapa tahun terakhir ini, Henry berusaha untuk melawan penyakit kankernya dan bertahan hidup. Elena lah yang mengeluarkan uang untuk membiayai pengobatan Henry.     

Elena tidak hanya ingin menyelamatkan nyawa Henry, tetapi juga membantu Henry untuk mendapatkan wanita yang dicintainya. Tetapi sampai saat ini, Henry masih belum mengetahuinya.     

Saat Arka pergi, ia menyampaikan beberapa pesan pada Maya dan pergi untuk mencari Sabrina.     

Kalau ia tidak muncul di hadapan Sabrina sekarang juga, pasti Sabrina akan berpikir yang macam-macam.     

Saat Arka tiba di rumah Keluarga Mahendra, Sabrina sudah mendapatkan panggilan dari Maya. Ia tahu bahwa Arka sedang makan malam dengan Elena. Ia bisa memahaminya, tetapi hatinya tetap saja merasa tidak nyaman.     

Ia bisa mendapatkan janji dan bertemu dengan Elena, semua karena Arka.     

Namun, Sabrina merasa khawatir bahwa trik yang Arka gunakan untuk mengancam Elena dengan menggunakan nama Michael tidak akan berhasil.     

Elena memiliki banyak gosip dengan pria-pria lainnya dan perasaannya pada Michael masih belum jelas.     

Tetapi tidak disangka-sangka, Maya meneleponnya dan mengatakan bahwa Elena setuju untuk menandatangani kontrak.     

Tidak masalah meski Elena meminta gaji tiga kali lipat dari Anna karena Elena jauh lebih terkenal dibandingkan Anna     

Tetapi kemauan Elena untuk berkompromi demi Michael membuktikan bahwa ia memang memiliki perasaan pada Michael.     

Mungkin saja semua pria-pria lain yang digosipkan dengannya itu tidak nyata. Mungkin beberapa orang hanya ingin memanfaatkan ketenarannya untuk mendapatkan keuntungan.     

Kalau memang benar Elena menyukai orang lain, itu adalah berita yang baik untuk Sabrina.     

Tidak akan ada yang mengganggu hubungannya dengan Arka sehingga Sabrina bisa merasa tenang.     

Saat Arka pergi menuju ke rumah Keluarga Mahendra, Sabrina sudah menunggu di ruang keluarganya. Ia merasa bosan di kamar sendirian sehingga ia menemani ayahnya untuk minum teh.     

"Ayah, Kak Arka datang," Sabrina minum tehnya sambil mendengarkan pergerakan di luar rumah.     

Mendengar suara mobil yang semakin dekat, ia langsung meletakkan cangkir tehnya dan berlari ke luar.     

"Sudah tidak sabar untuk bertemu?" goda Raka.     

Sabrina langsung tersenyum malu-malu dan kabur tanpa menjawab godaan ayahnya.     

Begitu Arka keluar dari mobil, Sabrina langsung bergegas menuju ke arahnya. Arka tersenyum saat melihatnya dan langsung memeluknya. "Hati-hati."     

"Maya meneleponku. Katanya, Elena sudah menandatangani kontraknya," kata Sabrina dengan penuh semangat. "Kak, kamu sangat hebat. Tanpamu, aku tidak akan bisa melakukan apa pun."     

"Sebagai kekasihmu, tentu saja aku harus membantumu untuk menyelesaikan masalah ini," Arka memeluk pinggang Sabrina dan meletakkan keningnya di kening Sabrina.     

"Masih ada masalah besar sekarang. Orang tuaku dan orang tuamu sedang membahas masalah pertunangan, tetapi mengapa aku merasa belum dilamar olehmu, ya?" Sabrina mengangkat kepalanya dan memandang Arka dengan kesal.     

Arka membalas tatapan itu sambil tersenyum.     

Ia belum sempat memikirkan semua ini. Kemarin malam mereka baru saja mengakui perasaan mereka satu sama lain dan hari ini mereka sedang sibuk untuk mengurus masalah Anna. Ia tidak sempat untuk melamar Sabrina, tetapi para orang tua mereka sudah membahas mengenai masalah pernikahan.     

"Sabrina, aku sudah menyiapkan cincinnya sejak lama, tetapi beberapa saat yang lalu kamu terus menghindariku. Kita akhirnya memutuskan untuk berkencan kemarin malam. Aku tidak punya waktu untuk melamarmu," Arka membuka pintu mobilnya dan mengeluarkan cincin begitu ia selesai berbicara.     

"Kak, berlututlah!" kata Sabrina sambil memandang Arka yang masih berdiri.     

Arka langsung berlutut, memegang cincin berlian di tangannya. "Sabrina, kamu selalu ada di ingatanku sejak kita masih kecil, sejak kita hanya mengenal bermain. Pertama kali kita bermain rumah-rumahan, kamu adalah pengantin yang aku dambakan. Dan perasaan itu tidak pernah berubah. Hari ini, aku ingin melamarmu dan memintamu untuk menikah denganku. Apakah kamu mau menikah denganku?"     

"Kak, kamu tahu bahwa kita semua bersembunyi dari para wartawan yang berada di depan pintu rumah, tetapi kamu masih ingin dilamar di sini. Apakah kamu sengaja?" Samuel berlari keluar dari rumahnya.     

Sabrina tertawa. "Apakah kamu keberatan?"     

"Para wartawan semuanya, tidak perlu bersembunyi. Jadi lah saksi dari kebahagiaanku dan Sabrina," teriak Arka. Para wartawan yang bersembunyi di balik pohon, di mobil mereka, di belakang taman dan di balik rerumputan langsung bermunculan.     

Sabrina terkejut seketika. "Ini lebih banyak dari yang aku perkirakan."     

"Mereka sedang menyamar. Mereka semua adalah seorang profesional," Samuel berjalan menghampirinya. "Kak, apakah kamu akan terus membiarkan Kak Arka berlutut?"     

Arka mengeluarkan cincinnya dari kotak dan memberikan kotaknya pada Samuel agar anak laki-laki itu bisa membantunya untuk menyimpannya.     

Sabrina tersenyum dengan lebar sambil mengulurkan tangannya, membiarkan Arka untuk menyematkan cincin berlian itu di jarinya.     

Para wartawan tidak mau melewatkan momen yang luar biasa ini. Mereka mengambil video dan foto, takut akan melewatkan momen yang berharga.     

Untuk bekerja sama dengan para wartawan itu, Arka sengaja memelankan kecepatannya saat memasangkan cincin di jari Sabrina.     

Setelah lamaran itu diterima, Arka dn Sabrina langsung berpelukan dan berciuman dalam waktu yang cukup lama.     

Setelah ciuman itu, para wartawan sudah cukup puas dengan hasil foto yang mereka dapatkan. Dan ketika Raka keluar untuk mengusir mereka, mereka tidak ragu untuk pulang karena sudah mendapatkan hasil yang mereka inginkan.     

"Aku bahkan tidak melihat bunga. Apakah ini benar-benar lamaran?" tanya Della dengan tidak puas.     

"Aku sudah memesan bunga. Bunganya akan segera tiba sebentar lagi," kata Arka sambil tersenyum.     

Setelah masuk ke dalam rumah, Arka meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi sebentar. Setelah memasuki kamar mandi, ia langsung meminta bantuan dari kembarannya.     

"Aksa, aku sudah melamar Sabrina, tetapi aku tidak membawa bunga. Kamu harus membantuku untuk mendapatkan bunga," kata Arka dengan suara pelan.     

"Bagaimana aku bisa mendapatkan bunga malam-malam begini? Mana ada toko yang masih buka jam segini?" tanya Aksa dengan serius.     

"Minta bantuan dari nenek untuk mengirimkan bunga dari tamannya atau tidak peduli bagaimana pun caranya."     

"Rumah Sabrina cukup jauh dari sini. Aku hanya bisa mengirimkan drone. Aku sudah memodifikasi drone nya agar bisa membawa barang. Seharusnya drone ini bisa membawa bunga," kata Aksa.     

Kalau kamu tidak berhasil, aku akan mengirimmu ke Afrika," kata Arka sebelum menutup telepon.     

Saat Aksa mendnegar bahwa kakaknya berniat untuk mengirimkannya ke cabang Afrika, ia langsung bangkit berdiri dari tempat tidurnya. Ia menelepon Diana dan mengatakan bahwa Arka sedang membutuhkan bunga mawar. Tidak lupa ia bilang pada neneknya bahwa ini adalah masalah mendesak!     

Diana dibantu oleh para pengawal untuk memetik bunga mawar merah yang sudah mekar. Indah juga berada di sana untuk membantunya.     

Saat Nico dan Aksa tiba di sana, mereka melihat kedua wanita itu sedang membersihkan durinya.     

"Nenek, apakah kamu tidak apa-apa?" tanya Aksa dengan cemas.     

"99 bunga mawar tidak sedikit. Kami sudah tua dan penglihatan kami tidak bagus. Lain kali kalau kamu mau bunga, katakan lebih awal," kata Indah.     

"Kami tidak perlu 99 bunga mawar. 11 saja sudah cukup. Kalau terlalu berat, drone-nya tidak akan bisa mengirimkan bunga ke rumah Sabrina," kata Aksa.     

"Apakah drone bisa membawa bunga?" Diana merasa sangat curiga dengan rencana ini.     

"Seharusnya tidak akan ada masalah. Aku sudah mencoba untuk membawa kursi lipat kecil dengan drone. Kalau hanya bunga saja, itu pasti bisa diba di tempat tujuan dengan aman dan selamat," kata Nico.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.