Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Barisan Paling Belakang



Barisan Paling Belakang

0"Ayo kita memperbaikinya dan mengembangkannya lebih lagi. Nanti, kalau kamu sudah punya pacar, aku akan membuatkan tim penerbang drone untuk melamar pacarmu," Nico berpikir sejenak dan berkata, "Ini harus segera dipikirkan. Kamu dan Mason sudah tidak muda lagi. Sudah waktunya bagi kalian untuk menikah!"     

"Aku dan Mason masih belum punya pacar. Masih terlalu awal untuk melamar seseorang," kata Aksa. Saat mengatakannya, ia baru menyadari bahwa ia merasa cukup tertekan. "Kak, aku lahir di hari yang sama dengan kakakku, tetapi pada akhirnya ia akan menikah terlebih dahulu."     

"Apakah mau aku kenalkan pada seseorang?" Nico mengangkat alisnya dan memandang sepupu kecilnya itu. "Wanita seperti apa yang kamu sukai? Katakan padaku."     

"Sabrina,"jawab Aksa.     

"Sabrina bukan wanita yang tepat untukmu. Kamu harus mencari seseorang yang manis," Nico berpikir sejenak dan kemudian melanjutkan. "Bagaimana dengan Wina?"     

"Wina? Winata, asisten Kak Arka? Kak, apakah kamu tidak bisa melihat bahwa gadis itu menyukai kakakku?" Aksa langsung menolak.     

"Aku cukup menyukai gadis itu. Kalau kamu tidak mau dengannya, aku akan menjodohkannya dengan Mason. Sepertinya mereka cukup cocok," kata Nico.     

Winata, atau yang sering dipanggil dengan nama kecil Wina, adalah seorang gadis miskin yang disponsori oleh Atmajaya Group selama jenjang pendidikannya. Setelah lulus sekolah, ia bekerja di Atmajaya Group sebagai asisten Arka.     

Baik Aiden maupun Nico sama-sama memiliki kesan yang bagus terhadap Wina. Wina sangat tenang untuk ukuran seorang wanita dan ia adalah pekerja keras yang mau menanggung berapa besar pun pekerjaan.     

Keluarga Atmajaya sudah cukup kaya raya dan uang bukan sesuatu yang mereka butuhkan lagi. Sekarang, mereka membutuhkan talenta yang bisa membantu para tuan muda dari Keluarga Atmajaya untuk mengembangkan Atmajaya Group lebih baik lagi.     

Wina adalah seseorang yang disponsori oleh Keluarga Atmajaya dan sangat setia pada Atmajaya Group.     

"Aku rasa Wina lebih cocok dengan Mason. Aku akan mencari pasanganku sendiri," Aksa langsung menolak tawaran dari Nico yang ingin menjadi mak comblangnya.     

Malam itu, video dan foto lamaran Arka dan Sabrina tersebar di internet.     

Ia dan Sabrina, teman masa kecil, yang saling menemukan satu sama lain. Hal itu membuat banyak orang merestui dan mendukung hubungan mereka.     

Setelah Anna ditangkap, Elena menjadi penggantinya sebagai brand ambassador Mawardi Group yang baru. Popularitasnya langsung meningkat drastis begitu menjadi pengganti Anna. Mawardi Group juga sama sekali tidak terpengaruh dengan skandal yang sebelumnya.     

Saat Elena meninggalkan lokasi syuting, Michael menemaninya.     

Keesokan harinya, produk sampel dari perhiasan baru Mawardi Group dikeluarkan dan dipromosikan melalui internet, membuat sedikit kehebohan.     

Elena tertidur hingga siang hari. Saat ia terbangun, ia sedang berbaring di pelukan Michael.     

"Aku hanya memintamu untuk menjadi pengawal dan supirku. Siapa yang menyuruhmu untuk naik ke tempat tidurku?" tanya Elena sambil memegang dagu Michael.     

"Aku juga bisa menghangatkan tempat tidurmu. Apakah kamu puas?" tanya Michael sambil tersenyum.     

"Tidak puas," kata Elena dengan sengaja.     

"Kalau kamu masih belum puas, aku akan berjuang sekuat tenagaku," Michael membalikkan tubuh Elena dan mengurung wanita itu di bawah tubuhnya. Setelah entah ronde yang ke berapa, Elena akhirnya tersenyum puas. "Pelayanan tempat tidurnya sangat memuaskan. Aku setuju untuk merekrutmu. Kita bisa menandatangani kontraknya."     

"Berapa lama waktu di kontrak tersebut?" tanya Michael.     

"Seumur hidup. Apakah kamu berani menandatanganinya?" tanya Elena sambil memandangnya dengan serius.     

"Baiklah," Michael langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang.     

Mereka langsung mempersiapkan semua berkas yang dibutuhkan sebelum kantor catatan sipil buka sehingga begitu kantor tersebut buka, mereka langsung bisa mendaftarkan pernikahan. Elena dan Michael pergi ke sana untuk mendaftarkan pernikahan mereka.     

Setelah keluar dari kantor catatan sipil, Elena menghubungi kakaknya. "Kak, aku sudah menikah. Malam ini, aku ingin menggunakan klub untuk mengundang teman-temanku. Jangan lupa mengajak Maddison."     

"Apakah kamu tidak takut pernikahan akan mengganggu karirmu?" tanya Henry.     

"Aku tidak bisa membiarkan Michael bersamaku tanpa status yang jelas. Ia sudah menungguku selama bertahun-tahun dan aku harus bertanggung jawab padanya, kan?" kata Elena dengan nada yang datar. Padahal, dalam hati, ia merasa senang setengah mati.     

"Baiklah kalau kamu berpikir begitu. Asalkan kamu senang," Henry mengangguk dengan lega. "Aku akan mengatur klubnya. Berapa banyak teman yang kamu undang?"     

"Aku hanya berniat mengundang orang-orang dari Keluarga Atmajaya. Kakak tidak boleh mengundang temanmu. Kamu hanya perlu mengundang Maddison saja dan aku akan mengundang orang-orang lainnya," kata Eleena.     

"Baiklah," Henry akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Maddison lagi.     

Jam enam malam, Maddison baru saja selesai bekerja. Begitu ia keluar dari kliniknya, ia melihat Henry sedang berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah buket bunga yang sangat besar.     

Maddison langsung membeku di tempatnya. Henry sudah meninggalkannya selama dua tahun tanpa mengatakan apa pun dan sekarang ia tiba-tiba saja muncul di hadapannya.     

Apa yang sebenarnya ia inginkan?     

"Jam kerjaku sudah selesai. Kalau ada masalah dengan gigimu, lebih baik membuat janji terlebih dahulu," Maddison berpura-pura tenang saat menghadapi Henry.     

"Aku datang untuk bertemu denganmu. Adikku menikah. Malam ini akan ada pesta di klubku. Aku ingin mengundangmu untuk datang," Henry memberikan undangan pada Maddison dan kemudian memberikan bunga yang dibawanya. "Maddy, bunga ini untukmu …"     

"Aku tidak kenal adikmu. Dan hubungan kita berdua tidak sedekat itu untuk aku datang ke pesta pernikahan adikmu," Maddison hanya menerima undangan itu, tetapi tidak menerima buket yang Henry berikan.     

Tiba-tiba saja, tidak tahu dari mana asalnya, Rio tiba-tiba saja muncul. "Maddy, apakah kamu sedang senggang malam ini? Mau berkencan denganku?"     

"Kebetulan aku lapar. Ayo kita pergi makan," di hadapan Henry, Maddison langsung menerima ajakan dari Rio.     

"Maddy, aku bisa menjelaskan apa yang terjadi dua tahun lalu," Henry melangkah maju untuk menghentikan mereka berdua.     

Maddison memandangnya dengan tatapan datar. "Aku sudah punya pacar sekarang. Lebih muda darimu dan lebih sehat darimu. Kemarin malam, aku mendengar pamanku berbicara tentangmu. Dua tahun lalu, kamu menderita penyakit kanker dan takut tidak bisa memberiku kebahagiaan sehingga kamu meninggalkanku. Sekarang, aku sudah melupakanmu dan memiliki hubungan yang baru. Jangan ganggu aku lagi."     

Hati Henry terasa seperti ditusuk berulang kali. Ia tahu banyak orang yang mengejar dan menginginkan Maddison. Mana mungkin Maddison mau menunggunya yang pergi tanpa alasan?     

Tetapi ia masih memiliki harapan dan terus berjuang untuk melawan penyakitnya. Ia kembali sebagai seorang survivor. Namun, Maddison malah bilang bahwa ia sudah melupakannya.     

"Ayo kita pergi!" Rio melangkah maju dan merangkul pundak Maddison. Ia membukakan pintu mobil untuk Maddison. "Berikan kuncinya padaku. Aku tahu kamu lelah. Biar aku yang menyetir."     

Maddison melihat kesedihan di mata Henry. Tidak hanya Henry saja yang sedih. Sebenarnya hati Maddison juga sakit.     

"Tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?" teriak Maddison pada Henry.     

"Maaf aku datang terlambat. Kalau kamu sudah mendapatkan kebahagiaanmu, aku hanya bisa mendoakanmu," Henry meletakkan buket bunga yang ia bawa di atap mobil Maddison dan kemudian berbalik untuk pergi.     

"Kamu benar-benar pengecut. Dua tahun lalu, kamu meninggalkanku dan dua tahun kemudian, kamu meninggalkanku lagi. Kapan kamu akan menjadi pemberani?" teriak Maddison di belakangnya.     

Henry berhenti melangkah. Ia berbalik dan melihat wajah Maddison yang penuh dengan air mata. Pada saat itu lah yang memahaminya.     

Ia segera berjalan ke arah Maddison dan memeluknya. "Maafkan aku. Aku benar-benar mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu dan aku takut akan mati meninggalkanmu sendirian. Aku takut kamu akan sedih sehingga aku tidak berani untuk tetap berada di sampingmu. Tetapi sekarang aku sudah kembali. Bisakah kamu memberiku kesempatan lagi?"     

"Kesempatan lagi? Apakah kamu tidak paham? Kalau kamu ingin memulai kembali, buatlah janji terlebih dahulu. Pergilah ke barisan paling belakang dan mengantri," Rio langsung menyelanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.