Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Segera Mencari Kekasih



Segera Mencari Kekasih

0"Kenalkan aku pada seorang gadis agar ia bisa mengawasiku setiap hari. Aku akan menjadi rajin," jawab Rio dengan penuh semangat.     

"Kita yang sudah tua seperti ini sama sekali tidak tergesa-gesa. Sementara anak kecil ini ingin segera mencari pasangan," kata Aksa pada Mason.     

Jason lah yang membawa Rio ke sana sehingga melihatnya sikap sahabatnya itu, Jason merasa sedikit malu.     

"Aku minta maaf karena Rio. Rio tidak berniat apa pun. Ia hanya bosan di luar negeri dan ingin kembali ke Indonesia untuk mencari kekasih. Tetapi jangan khawatir, ia tidak bermaksud jahat. Ia hanya ingin merasakan memiliki kekasih karena ia tidak pernah merasakannya sebelumnya, kata Jason.     

"Rio, saat mengejarku, kamu menggunakan berbagai macam trik. Aku pikir kamu punya banyak pengalaman. Tetapi ternyata kamu sama sekali belum pernah berpacaran. Apakah kamu berlatih menggunakan aku?" tanya Maddison.     

"Ia juga mendekatiku. Tetapi caranya sangat kuno, tidak seperti seseorang yang terbiasa gonta-ganti pacar," timpal Sabrina.     

"Jason, kamu jangan tertipu oleh anak yang satu ini. Ia terlihat seperti seorang playboy. Bagaimana mungkin ia tidak pernah jatuh cinta?" Bella terlihat tidak percaya.     

Adel hanya duduk dan melihat semua yang terjadi sambil tersenyum. Ia adalah gadis yang lemah lembut dan penurut sehingga ia tidak akan ikut serta untuk mencela seseorang bersama-sama.     

Sementara itu, Maya memandang Rio dengan curiga, "Apakah kamu benar-benar tidak pernah jatuh cinta?"     

"Aku memang tidak pernah jatuh cinta. Aku tidak pernah berpacaran. Oleh karena itu, aku ingin menghabiskan liburan ini untuk mencari pacar. Kalau aku bertemu dengan seseorang yang benar-benar aku cintai, aku tidak keberatan menikah lebih cepat," kata Rio dengan serius.     

"Lihat dia. Anak berusia 19 tahun saja berani untuk menikah lebih awal kalau ia bertemu dengan gadis yang cocok untuknya. Bagaimana dengan kalian yang terus melajang hingga tua seperti ini?" Maddison mengalihkan pandangannya ke arah Aksa dan Mason.     

"Maddy, kakakku baru saja melamar Sabrina kemarin dan kamu juga baru saja kembali dengan Henry hari ini. Mengapa kamu begitu sombong? Aku tidak ingin mencari kekasih karena aku takut kekasihku akan mengekangku dan merenggut kebebasanku. Kalau aku ingin mencari pacar, aku bisa mendapatkannya dalam waktu singkat," kata Aksa dengan angkuh.     

Elena dan Michael datang menghampiri mereka untuk bersulang bersama. "Terima kasih semuanya, sudah mau datang ke pesta pernikahanku dan Michael yang sederhana. Kita semua adalah teman. Aku yakin kalian bisa merahasiakan hal ini untukku. Selain itu, aku berharap agar kalian semua yang masih sendiri agar bisa menemukan pasangan kalian. Mari kita bersulang!"     

Setelah itu, Elena dan Michael pulang lebih awal karena Elena harus segera berkemas. Besok pagi ia harus meninggalkan Indonesia seperti rencana awalnya sebelumnya.     

Tidak lama setelah Elena dan Michael pergi, Arka dan Sabrina juga pergi. Beberapa orang yang datang dengan pasangan mereka masing-masing juga segera meninggalkan tempat tersebut.Mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu mereka di sana dengan orang-orang jomblo.     

Henry baru saja pulih dan tetap harus menjaga kesehatannya. Maddison mengkhawatirkannya, takut Henry terlalu kelelahan sehingga mereka juga pulang lebih awal.     

Adrian adalah seseorang yang gila kerja. Dari pada menghabiskan waktunya berpesta seperti ini, lebih baik ia pulang untuk melanjutkan pekerjaannya atau memperhatikan pasar saham. Jadi, Adrian pulang bersama dengan Adel dan Bella yang tinggal di rumahnya.     

Hanya tersisa empat pria jomblo yang tinggal di sana. Aksa, Mason, Jason dan juga Rio. Maya mengambil banyak foto mereka berempat dan merekam mereka dengan ponselnya.     

Setelah mendapatkannya, Maya terlihat sangat puas.     

Maya sudah mendapatkan semua ide di benaknya. Empat pria lajang ini, tidak peduli siapa pun, mereka semua akan menjadi sasaran para wanita.     

Kalau menyatukan keempat dari mereka, ia bisa saja mengadakan pesta kencan yang sangat menarik perhatian semua orang.     

Ia bisa menggunakan para pria lajang itu untuk menarik perhatian para wanita dan menjadikan pertemuan mereka sebagai pameran perhiasan Mawardi Group yang diadakan secara privat.     

Maya berpikir sejenak dan merasa bahwa keempat pria ini saja belum cukup. Walaupun Adrian tidak punya rencana untuk mencari kekasih dalam waktu dekat, Maya berniat memanfaatkannya untuk menambah jumlah pria lajang berkualitas tinggi.     

Dengan adanya mereka berlima, para pria itu juga bisa mengajak teman mereka yang tampan dan kaya raya. Maya bekerja lembur untuk merancang proposal bisnis tersebut. Ia ingin mengadakan pameran perhiasan.     

Ia bisa mengatur kencan buta untuk para saudaranya sekaligus mengadakan pameran perhiasan. Bukankah itu menguntungkan untuk semua pihak?     

Tidak peduli apakah kencan butanya itu berhasil atau tidak, ia memiliki kesempatan untuk menjual perhiasannya dalam jumlah yang besar, terutama perhiasan yang didesain oleh Sabrina, yang bisa dijadikan sebagai alat untuk melindungi diri. Perhiasan semacam itu pasti akan menarik perhatian para wanita dari keluarga kaya raya.     

Aksa dan Mason sudah berada dalam usia yang cukup matang untuk menikah dan bisa dijadikan sebagai target utama. Sementara itu, Adrian yang masih muda bisa menikah setelah berpacaran selama beberapa tahun.     

Bagi keluarga yang memiliki anak masih remaja, mereka bisa mempertimbangkan Jason dan Rio sebagai calon pasangan mereka di masa depan.     

Begitu Maya memikirkan berapa banyak keuntungan yang bisa ia dapatkan dalam acara ini, ia mulai bersenandung dengan gembira.     

Saat ia sedang lembur untuk menuliskan proposal itu, Nadine tiba-tiba saja melakukan panggilan video call padanya.     

"Ibu, aku sedang lembur. Kalau tidak ada sesuatu yang mendesak, bisakah kamu meneleponku setelah aku selesai?" Maya meletakkan ponselnya di sebuah stand dan memandang layar ponselnya sesekali.     

Nadine hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan sedih. "Aku mendapatkan suami yang gila kerja dan melahirkan anak yang sama gila kerja dengan ayahnya. Jangan begadang seperti ini, nanti kamu cepat tua."     

"Aku benar-benar sibuk. Ada apa? Aku bisa mendengarkan ibu dengan seksama setelah aku selesai bekerja nanti. Kalau ibu tidak bisa menunggu, cepat ceritakan dengan singkat," Maya merasa bimbang saat mendengar keluhan dari ibunya.     

"Arka dan Sabrina akan menikah. Ibu akan kembali ke Indonesia dan membantu pernikahan mereka. Saat aku pulang, aku berniat untuk menjodohkanmu," kata Nadine dengan serius.     

"Apa yang ibu bicarakan?" Maya pikir ia salah dengar. Ia sedang sibuk mengatur kencan buta untuk para saudaranya, tetapi ia tidak menyangka bahwa ibunya melakukan hal yang sama untuknya.     

Nadine tertawa. "Usiamu sudah 24 tahun, menuju 25 tahun. Kamu butuh waktu untuk berpacaran terlebih dahulu dan bertunangan sebelum menikah nanti. Jadi aku ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjodohkan kamu dengan seseorang agar kamu bisa mempersiapkan pernikahanmu nantinya."     

"Kalau ibu kembali ke Indonesia untuk membantu paman, mengapa ibu malah mengurusiku? Ibu, apakah ibu tidak menyayangiku lagi sehingga ingin aku segera keluar dari rumah? Aku tidak mau menikah terlalu cepat," kata Maya dengan memelas untuk meluluhkan hati ibunya.     

"Tentu saja ibu sangat mencintaimu. Karena itulah ibu berharap kamu menemukan rumah masa depan yang baik untukmu. Aku baru bisa lega saat melihatmu bahagia," kata Nadine.     

"Aku sudah bahagia sekarang. Aku kaya dan aku melakukan pekerjaan yang aku sukai. Aku sangat menikmati hidupku," kata Maya sambil tersenyum.     

"Menurut ibu, kamu memiliki pandangan hidup yang salah. Di hidup ini, semuanya tidak melulu soal uang. Tidak perlu bekerja terlalu keras. Ibu tidak mau kamu terlalu kelelahan. Ibu tidak ingin kamu terlalu kuat sehingga tidak bisa mengandalkan orang lain," kata Nadine.     

"Tetapi putrimu sebentar lagi akan menjadi CEO Mawardi Group. Begitu ayah dan ibu memberikan nama Mawardi di belakang namaku, kalian tahu bahwa cepat atau lambat, beban Mawardi Group akan segera jatuh ke pundakku. Ibu, putrimu adalah seorang pebisnis dan kamu sangat bangga padanya, kan?" kata Maya dengan setengah bercanda.     

"Apakah Della tidak membantumu? Bagaimana dengan Sabrina?" Nadine merasa sangat tertekan saat mendengar bahwa semua beban Mawardi Group akan dipikul oleh putrinya sendirian.     

"Bibi Della akan bekerja di departemen desain. Baik Bibi Della atau pun Sabrina sama-sama tidak tertarik dengan bisnis. Mereka hanya tertarik pada desain perhiasan. Jangan membuat semuanya semakin rumit. Ibu, aku tidak punya waktu untuk mencari kekasih dalam waktu dekat. Tetapi kalau aku menemukan seseorang yang cocok denganku, aku akan mempertimbangkannya." Sejak kecil, Maya memang sangat pengertian.     

Ia tahu kekhawatiran yang dirasakan oleh ibunya dan ia juga tahu kata-kata yang tepat untuk menenangkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.