Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Melawan Orang Jahat dengan Cara yang Jahat



Melawan Orang Jahat dengan Cara yang Jahat

0"Paman Eka, Jessica memang berhubungan dengan ayahku dulu. Tetapi saat berhubungan dengan ayahku, ia juga berhubungan dengan beberapa pria lainnya. Apakah kamu pikir anak yang ada di dalam kandungannya itu adalah anak ayahku?" kata Anya dengan dingin.     

"Itu …" Eka tidak bisa menjawab.     

Kehidupan pribadi Jessica memang sangat kacau. Eka sendiri juga tahu. Selain Galih, Jessica juga berhubungan dengan beberapa pria sehingga tidak ada yang tahu anak siapa yang sedang dikandung olehnya saat itu.     

"Selain itu, apakah kamu pikir aku mau membesarkan anak Jessica? Keara sudah mati dan aku adalah satu-satunya anak ayahku. Seluruh Pratama Group akan menjadi milikku. Mengapa aku harus membesarkan anak Jessica yang suatu hari akan merebut semuanya dariku? Apakah kamu pikir aku bodoh?" tanya Anya dengan sinis.     

"Aku tidak bermaksud begitu. Tadi ayahmu bilang bahwa Adrian adalah anak Jessica dan Galih. Dan ia bilang …"     

"Ayah mengalami dementia. Apakah kamu juga mengalami dementia?" Anya menyela kata-kata Eka. "Biar aku berbicara jujur padamu. Jessica masuk ke tengah-tengah rumah tangga orang tuaku dan menyebabkan mereka bercerai. Seumur hidupku, aku tidak akan pernah memaafkannya. Setelah ia berhubungan dengan ayahku, ia masih selingkuh dan menyebabkan ayahku mengalami stroke. Kejadian kecelakaan malam itu juga disebabkan oleh Jessica. Ia sudah membunuh ayahku. Mengapa kamu masih punya muka untuk bertemu denganku?"     

Anya merasa sangat marah dan terus menerus mencerca Eka.     

"Anya, mengapa kamu marah? Aku tidak memiliki niat apa pun. Aku hanya datang untuk mengunjungi ayahmu. Masalah Jessica sudah lama berlalu dan tidak ada yang tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Tetapi tadi ayahmu terlihat sehat. Bisakah kamu mempertemukan aku dengan Adrian? Kalau tidak ..."     

"Kalau tidak, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu adalah orang tua menjijikkan yang menjual anakmu untuk mendapatkan uang. Setelah anakmu sudah meninggal pun, kamu masih menggunakan abunya untuk memeras uang dan pada akhirnya hanya menyebarkan abu anakmu tanpa membelikan tanah atau makan untuknya. Apa hakmu ingin bertemu dengan putraku?" Anya tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. "Kalau kamu berani melakukan sesuatu kepada putraku, kalau kamu berani bicara omong kosong di hadapannya, atau kalau kamu berani menghancurkan reputasinya. Aku tidak akan pernah mengampunimu."     

"Mengapa kamu begitu marah? Aku tidak akan melakukan apa pun kalau memang masih belum jelas kebenarannya. Tetapi bukankah aneh kamu memberikan nama Pratama kepada putramu? Kalau tidak ada apa-apa, mengapa ayahmu berkata seperti itu tadi?" Eka bersikeras ingin bertemu dengan Adrian dan memastikan bahwa Adrian adalah putra Jessica.     

"Aku punya tiga anak, sementara Pratama Group tidak memiliki siapa pun yang akan meneruskannya. Aku menamai anakku dengan nama Pratama agar suatu hari nanti ia akan mewarisi seluruh Pratama Group. Apa masalahnya?" tanya Anya.     

"Aku ingin bertemu dengannya dan kamu tidak bisa menghentikan aku. Anya, semakin kamu menghalangiku, semakin aku merasa curiga padamu. Aku harus bertemu dengan Adrian," Eka bangkit berdiri dan pergi, tidak mau berbicara dengan Anya lagi.     

Anya hanya bisa bersandar di sofa sambil mengepalkan tangannya dengan erat.     

Apa yang harus ia lakukan sekarang?     

Eka sudah curiga dan ia pasti akan mencari cara untuk mengkonfirmasi hal ini.     

Kalau Eka menggunakan cara yang jahat untuk mendapatkan rambut atau darah Adrian, Anya tidak akan bisa menyembunyikan identitas Adrian lagi.     

Aiden bergegas pergi ke rumah Keluarga Atmajaya setelah mendapatkan kabar dari Anya.     

Tetapi ketikaia tiba, Eka sudah pergi dari sana.     

"Anya, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Aiden dengan cemas.     

"Aku tidak mau bicara sekarang. Ayo kita pulang," Anya bangkit berdiri dan meninggalkan rumah tersebut.     

Kepala pelayan rumah Keluarga Atmajaya bergegas menghampiri Aiden dan menjelaskan apa yang terjadi di rumah itu. Setelah itu, ia meminta maaf pada Aiden. "Tuan, saya minta maaf. Ini salah saya karena tidak bisa menghentikan Tuan Bima."     

"Ayah sangat keras kepala. Kamu sudah berusaha. Tidak usah khawatir. Sekarang jaga ayah dengan baik saja," Aiden keluar dan mengejar Anya setelah ia berbicara dengan kepala pelayan.     

Anya masuk ke dalam mobil dan bersandar di kursi. Darahnya masih mendidih saat ia mengingat Eka.     

Aiden membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Ia duduk di samping Anya dan menggenggam tangannya dengan erat. "Jangan marah. Tidak perlu takut meski Eka mengethaui semuanya."     

"Kalau ia mengetahui semuanya, ia pasti memberitahu semua orang bahwa Adrian adalah cucunya. Dengan ibu kandung seperti itu, semua orang pasti akan membicarakan Adrian. Kalau sampai hal itu terjadi, bagaimana Adrian bisa bahagia? Bagaimana ia bisa mendapatkan pasangan? Hidupnya akan hancur berantakan," Anya menangis sambil marah.     

Mengapa semua ini harus terjadi pada putranya yang sangat ia sayangi? Putranya yang ia besarkan dari kecil hingga menjadi pria luar biasa seperti sekarang …     

"Tidak peduli seberapa besar aku membenci Jessica, Adrian tidak bersalah. Ia tidak punya orang tua sejak ia lahir. Aku adalah kakaknya dan aku bertanggung jawab untuk merawatnya. Mengapa ayahmu begitu kejam pada Adrian? Mengapa ia memberitahu semua ini pada Eka?"     

"Apakah ini semua karena aku tidak mau menjodohkan Adrian dengan Maya? Itu sebabnya ayah mengatakan semua ini pada Eka untuk mendapatkan dukungannya dan mendominasi pernikahan Adrian? Apa hak mereka? Aku lah yang membesarkan Adrian. Mengapa mereka yang mengatur pernikahan putraku? Aiden, aku masih bisa mentolerir kelakuan ayahmu karena aku mencintaimu. Tetapi bukan berarti apa yang ia lakukan ini benar," kata Anya sambil menangis.     

"Aku tahu. Terima kasih sudah mencintaiku. Dan terima kasih kamu tidak marah pada ayah. Ayah sedang sakit. Biar aku yang mengurus masalah Adrian. Kekhawatiranmu tidak akan pernah terjadi," Aiden memeluk Anya dengan lembut.     

"Aku membenci pria itu. Putranya ingin merebut kekasih Aksa dan sekarang ia ingin merebut Adrian dariku. Dulu ia mengambil uang dariku, tetapi sekarang ia masih ingin menyakiti Adrian …" Anya menangis. Rasanya ia menjadi semakin dan semakin sedih.     

Aiden mengecup kening Anya dengan lembut dan berusaha untuk menenangkannya. "Riasanmu sangat cantik hari ini, membuat aku ingin mengajakmu berkencan. Tetapi kalau kamu menangis seperti ini, apa yang bisa aku lakukan?"     

"Kamu tidak boleh melarangku menangis. Ajak aku untuk makan sesuatu yang enak,"kata Anya.     

"Kalau begitu jangan menangis. Aku akan mengajakmu makan," Aiden menghapus air mata dari wajah Anya dengan lembut.     

Anya berhenti menangis. Sambil merapikan riasannya, ia berkata. "Aku takut ia akan pergi dan menemui Adrian."     

"Adrian tidak akan mau menemuinya," kata Aiden.     

"Aku takut ia akan menggunakan cara yang jahat. Kalau sampai …"     

"Ia hanyalah kakek Adrian. Meski ia membuktikan bahwa ia benar kakeknya, apakah Adrian akan memberikan Pratama Group kepadanya? Setelah ia membuktikan bahwa Adrian adalah putranya, ia akan meminta uang dari kita," Aiden sudah mengetahui apa yang akan Eka lakukan.     

"Aku tidak akan memberikan sepeserpun padanya. Kalau ia memaksa, aku akan menyuruh seseorang untuk menghajar putranya," kata Anya dengan marah.     

Aiden memandang istrinya dengan tatapan terhibur. "Sepertinya kamu belajar banyak dari Nico."     

"Walaupun sifat keponakanmu itu sedikit busuk, terkadang ia ada benarnya juga. Untuk menghadapi orang jahat, kita harus menggunakan cara yang jahat juga," kata Anya dengan emosi yang membara.     

"Aku akan mengirimkan foto anak Eka pada Aksa. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Lebih baik sekarang kita makan," Aiden langsung mengirimkan foto Mario pada Aksa.     

Setelah itu, ia juga mengirimkan sebuah pesan.     

Aiden : Tunangan kekasihmu datang untuk merebut kekasihmu. Ibumu bilang kamu harus menggunakan cara yang jahat untuk melawan orang jahat.     

Aksa langsung menjawabnya.     

Aksa : Kalau ia berani mengganggu Lili, aku akan menghabisinya.     

Aiden memberikan ponselnya kepada Anya dengan tatapan puas. "Aksa tidak akan membiarkannya begitu saja. Masalah Adrian biar aku yang mengurus. Kamu hanya perlu mengatakan pada Bella untuk berhati-hati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.