Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Meninggalkan Keluarga Demi Pasangan



Meninggalkan Keluarga Demi Pasangan

0"Kedatangan kalian memang menghentikan pembicaraan kami. Kalau aku terus mendengarkan ceritanya, mungkin aku benar-benar akan membantunya. Aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi selanjutnya," Adel menundukkan kepalanya dengan malu. "Tetapi aku tidak menyangka ia berbohong kepadaku. Dan ia berniat untuk merebut kakak iparku …"     

Anya memandang ke arah Aiden. sampai sekarang pun, Aiden masih tidak mau mengakui bahwa Adel sedikit bodoh. Perbedaan antara baik hati dan bodoh terlalu tipis!     

Adel begitu dilindungi oleh keluarganya sehingga ia tidak tahu bahwa hati manusia itu sangat jahat.     

"Berarti, Mario ini sama jahatnya dengan Eka," kata Anya.     

"Bagaimana kamu bisa bertemu dengannya?" tanya Aiden.     

"Saat aku kuliah di luar negeri, ada sebuah perkumpulan yang berisi murid-murid yang berasal dari Indonesia. Aku bertemu dengannya beberapa kali, tetapi tidak terlalu dekat," jawab Adel.     

"Mulai hari ini, jangan terlalu mempercayai orang yang tidak seberapa kamu kenal. Baik hati boleh, tetapi jangan sampai orang lain memanfaatkan kebaikan hatimu," Aiden memperingatkan putrinya.     

"Aku mengerti ayah. Untung saja kalian datang hari ini," Adel memeluk lengan Anya dan bermanja-manja pada ibunya. "Ibu, kamu juga membeli hadiah untuk Kak Sabrina? Apakah yang ini untuk Kak Lili?"     

"Kalau Lili belum bisa mengurus masalah pertunangannya ini dengan baik, aku tidak akan merestui hubungannya dengan Aksa," kata Aiden dengan serius.     

"Aku setuju dengan ayahmu," kata Anya.     

"Mengapa? Kak Lili menyukai Kak Aksa dan ia tidak menyukai Mario. Selama ia bisa mengakhiri pertunangannya, ia bisa bersama dengan Kak Aksa," kata Adel, berusaha untuk membela idolanya.     

"Lalu, apakah ia sudah berhasil mengakhiri pertunangannya?" tanya Aiden balik.     

Adel memandang ke arah Anya dengan tatapan manis dan Anya mengangguk. "Lili belum mengakhiri pertunangannya. Mungkin saja ia berpacaran dengan kakakmu dan kemudian meninggalkannya begitu saja untuk pulang dan menikah dengan pria lain."     

"Apakah Kak Lili menipu kakakku?" Adel terlihat cemas. "Kak Aksa benar-benar menyukainya. Kalau ia hanya bermain-main dan menggunakan Kak Aksa untuk sementara saja, Kak Aksa pasti akan sangat sedih."     

"Keluarga Mandala adalah keluarga yang besar. Mungkin kalau ia ingin mengakhiri pertunangannya, ia akan diusir dari keluarganya. Apakah mungkin ia akan melakukannya?" tanya Aiden.     

"Apakah hubungan Kak Aksa dan Kak Lili benar-benar mustahil?" Adel merasa itu sangat disayangkan sekali. Padahal ia benar-benar menyukai Lili.     

"Itu adalah pilihannya. Aku juga sangat menyukainya. Aku akan sangat senang kalau ia bisa menjadi menantuku. Tetapi kita tidak bisa membiarkan ia meninggalkan keluarganya hanya untuk kita. Harga yang harus ia bayar terlalu besar," Anya menghela napas panjang. "Jangan salahkan dia, jangan paksa dia. Biarkan dia memutuskan sendiri."     

"Kalau aku, aku pasti akan memilih orang yang aku cintai," saat Adel mengatakannya, Anya dan Aiden saling berpandangan satu sama lain.     

Kalau suatu hari nanti Adel jatuh cinta dengan seorang pria, ia pasti akan memberikan segalanya untuk pria itu.     

Kalau Keluarga Atmajaya tidak merestui hubungan mereka, Adel lebih memilih untuk meninggalkan Keluarga Atmajaya untuk pria yang dicintainya.     

Itu adalah hal yang sangat menyeramkan untuk Anya dan Aiden.     

Aiden melihat tatapan khawatir dari Anya dan mengajari Adel dengan sabar. "Adel, jika suatu hari nanti, kamu disuruh untuk memilih kekasihmu atau orang-orang yang mencintaimu, kamu bisa memilih apakah salah satu dari mereka pantas untuk dipertahankan dengan resiko kehilangan yang lainnya."     

"Apakah kalian akan memaksaku untuk meninggalkan orang yang mencintaiku?" tanya Adel.     

"Kalau ada seseorang yang mencintai putriku dengan tulus, menghormatinya dan membahagiakannya, mengapa aku harus menentang? Di dunia ini, akan ada satu orang lagi yang mencintai putriku, bukankah itu bagus?" Anya tersenyum dengan lembut.     

Adel bisa melihat kekhawatiran di wajah orang tuanya dan menjelaskan. "Kalian tidak akan menghancurkan kebahagiaanku. Kalian hanya takut aku akan sedih. Kalau suatu hari nanti, kalian tidak merestui hubunganku, itu artinya pasanganku tidak bisa diandalkan dan tidak bisa memberiku kebahagiaan. Aku akan mendengarkan kata-kata ayah dan ibu, dan memikirkan kembali hubunganku dengannya. Aku tidak akan bertindak gegabah."     

Akhirnya Aiden bisa mengangguk dengan lega.     

"Adel, biar ayah memberimu satu contoh lagi. Lihat lah Lili. Kalau keluarganya memaksanya untuk memilih antara keluarga atau kakakmu, apa yang akan kamu pilih kalau kamu menjadi dia?" tanya Aiden.     

"Tentu saja aku akan memilih kakak. Kakakku tampan dan hebat. Ia juga sangat terkenal dan bisa diandalkan. Jarang-jarang ada pria seperti itu. Dengannya, hidupku akan baik-baik saja dan aku akan bahagia selamanya," Adel begitu memuja kakaknya.     

"Kamu memilih kakakmu karena kamu mengenalnya dan kamu mengetahui semua sifat-sifatnya. Ia adalah orang yang layak untuk dipertahankan, kan?" tanya Anya.     

"Benar. Uang adalah sesuatu yang fana. Aku tidak lahir membawa uang dan aku juga tidak akan mati membawa uang. Ditambah lagi, Kak Lili sendiri adalah orang yang hebat. Meski ia meninggalkan keluarganya, ia bisa menghasilkan uang sendiri. Kalau ia bersama dengan kakak, ia tidak akan pernah susah. Kak Aksa juga bisa menghasilkan uang," kata Adel.     

"Analisamu itu sangat tepat. Dua orang hebat yang saling mencintai dan bersatu, apa yang tidak bisa mereka dapatkan di dunia ini? Baik uang atau pun status akan lebih berharga kalau kamu mendapatkannya dengan tanganmu sendiri. Kalau Keluarga Mandala menyuruhnya untuk meninggalkan Aksa, itu artinya keluarga mereka lah yang mengalami kerugian terbesar. Kalau Lili lebih memilih meninggalkan Aksa untuk mendapatkan harta dari keluarganya, Lili lah yang mengalami kerugian. Walaupun kita juga akan merasa sedih, kita semua tahu bahwa Aksa pantas untuk mendapatkan seseorang yang mencintainya," kata Aidne.     

"Kalau Kak Lili mencintai Kak Aksa, ia pasti tidak akan menyerah. Kalau ia menyerah, itu artinya cintanya tidak cukup besar. Tidak peduli apa pun pilihannya, aku akan menghormati keputusannya. Aku tidak akan memaksanya dan tidak akan menyalahkannya," Adel adalah anak yang berpandangan positif.     

Hal ini membuat Anya dan Aiden sangat senang dan bangga terhadap putrinya.     

"Masalah Lili dan Mario, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri. Kita hanya perlu mengurus masalah kita sendiri," kata Aiden.     

"Aku mengerti, Ayah," Adel mengangguk.     

Setelah pulang dari mall, Anya menghela napas lega. Untung saja setelah pulang dari rumah Keluarga Atmajaya, ia langsung pergi untuk menemui Adel. Kalau tidak, mungkin putrinya itu sudah tertipu oleh cerita palsu dari Mario.     

Di mobil, Anya bersandar di pundak Aiden. "Aiden, aku benar-benar lelah."     

"Istirahatlah dulu. Aku akan membangunkanmu saat kita tiba di rumah," kata Aiden dengan lembut.     

Sambil menyandarkan kepalanya, perlahan Anya menutup matanya. Tetapi tidak lama setelah ia memejamkan matanya, ponselnya berbunyi dan telepon dari Raisa masuk.     

"Anya, apakah kamu sudah memberitahu Adrian?" tanya Raisa dari telepon.     

"Apa yang kamu bicarakan?" Anya berpura-pura tidak tahu apa-apa.     

"Aku dengar Eka kembali ke Indonesia. Berhati-hati lah. Adrian sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Ada baiknya kalau ia menjaga jarak dari Bella. Aku tidak mau menjadi keluargamu," kata Riasa dengan jujur.     

"Kebetulan sekali, aku juga tidak mau berkeluarga denganmu. Lebih baik kita tetap seperti ini," kata Anya dengan muram.     

"Baguslah kalau begitu. Bella sangat cantik, cerdas dan menarik. Aku khawatir Adrian akan tertarik padanya. Kamu harus mengawasi anakmu," kata Raisa dengan cemas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.