Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Apakah Kamu Sudah Punya Pacar?



Apakah Kamu Sudah Punya Pacar?

0"Jadi, hari ini kamu mau menemaniku bukan untuk membantuku, tetapi untuk membelanya? Mengapa aku merasa ada konspirasi di sini?" semakin Anya memikirkannya, rasanya semakin aneh.     

Kalau si Lili ini benar-benar hebat, membuka tempat boxing dan mengembangkan drone, mengapa ia tidak bisa mendapatkan uang sebesar 1 milyar?     

Ditambah lagi, Adel benar-benar sudah terpengaruh olehnya dan Aksa juga berani untuk meminjamkan uang padanya. Gadis ini sudah berhasil untuk mengambil hati keduanya.     

Anya menyipitkan matanya dan berkata dengan hati-hati. "Apakah ia sudah tahu aku datang hari ini?"     

"AKu memberitahunya. Katanya ia akan mengajak kita untuk makan di restoran dekat sini. Aku ingin ikut, Ibu. Bisakah kita pergi bersama-sama?" Adel menggandeng tangan Anya dan berkata dengan manja.     

"Kalau ia sudah tahu bahwa aku di sini, ayo kita sekalian bertemu saja," Anya merasa bahwa ia harus bertemu dengan gadis ini untuk mengetahui bagaimana sifat asli gadis ini.     

Anya tidak keluar dari mobil karena cuaca hari ini yang cukup panas.     

Ia hanya memegang teleskop dan melihat dari kejauhan, sambil menunggu informasi mengenai Lili.     

Adrian bekerja dengan sangat cepat dan semua informasi mengenai Lili langsung dikirimkan kepada Anya. Bahkan cinta pertamanya dan berapa banyak kekasih yang ia miliki juga tercatat dengan sangat rinci.     

Dari data tersebut, Lili pernah berpacaran dengan delapan pria, tetapi tidak ada satu pun yang bertahan lebih dari tiga bulan.     

Selain itu, tidak satu pun dari penelitian drone maupun gym tempat boxing itu atas nama dirinya. Sepertinya keduanya itu adalah milik mantan kekasihnya dan diberikan kepadanya setelah berpisah.     

Ia juga memiliki kebun anggur dan pulau sendiri. Tidak jelas apakah ia membelinya dengan uang sendiri atau diberi oleh mantan kekasihnya juga.     

Situasi keluarganya juga sangat tertutup, membuat Adrian tidak bisa menemukan apa pun sama sekali. Tidak jelas apakah keluarganya ini benar-benar kaya raya atau ia hanyalah wanita yang biasa menipu lelaki kaya.     

Saat makan siang, ponsel Anya berbunyi, mendapatkan panggilan dari Aiden. "Anya, di mana kamu?"     

"Aksa menyukai seorang gadis dan aku akan menemui gadis itu. Ngomong-ngomong, apakah kamu mengenal Keluarga Mandala yang kamu kenal?" tanya Anya.     

"Aku hanya kenal satu keluarga yang memiliki nama belakang Mandala. Keluarga itu cukup besar. Mereka tidak tinggal di Indonesia tetapi di negara lain. Mereka mengendalikan hampir semua infrastruktur negara tersebut. Mereka menguasai pasar minyak, listrik, perdagangan dan juga menyediakan air. Singkatnya, keluarga ini sangat-sangat kaya, tetapi mereka selalu tampil sederhana," jawab Aidne.     

Anya tenggelam dalam pikirannya. Sebentar lagi ia akan makan siang bersama dengan Lili, tetapi ia masih belum mengetahui latar belakangnya sama sekali.     

"Aku akan mengirimkan foto gadis itu padamu. Kamu bisa melihatnya apakah gadis itu ada hubungannya dengan Keluarga Mandala yang kamu kenal itu," setelah mengatakannya, Anya mengakhiri panggilan.     

Adel langsung mengirimkan foto Lili pada Anya dan Anya mengirimkannya pada Aiden. Setelah melihat fotonya, Aiden merasa tidak nyaman. Tetapi ia tetap memaksakan diri dan meminta bantuan temannya di luar negeri untuk memeriksanya.     

Bagaimana pun juga, gadis ini adalah gadis yang disukai oleh putranya. Ada baiknya memeriksa gadis itu terlebih dahulu.     

Setelah Lili selesai melakukan percobaannya, ia mendatangi Anya.     

Dilihat dari dekat, wajah Lili terlihat jauh lebih cantik lagi. Kulitnya terlihat sedikit kecoklatan karena sering berada di bawah sinar matahari, tetapi Lili terlihat sama sekali tidak peduli.     

Ia nyaman dengan kulitnya sendiri.     

"Selamat siang, Bibi. Namaku Lili. Senang bertemu denganmu," Lili menyapa Anya dengan sopan.     

"Kamu sangat hebat. Aku jarang melihat anak perempuan tertarik dengan teknologi seperti drone," kata Anya sambil tersenyum.     

"Aku menyukainya," Lili balas tersenyum. "Bibi, di dekat sini ada restoran khas daerah. Aku dengar masakannya enak. Adel bilang kamu akan datang, jadi aku sudah meminta restoran itu untuk menyiapkan makanan. Ayo kita pergi ke sana."     

"Apakah kamu mau ikut bersama dengan kami?" Anya bergeser dari tempat duduknya lebih ke arah dalam dan mengajak Lili untuk masuk ke dalam mobil.     

Tetapi Lili langsung menolaknya. "Aku berkeringat karena terlalu lama di bawah matahari. Pasti tubuhku bau. Biar aku naik motorku saja dan menunjukkan jalannya padamu."     

Motor yang Lili gunakan bukanlah motor sembarangan, tetapi sebuah motor harley davidson edisi terbatas. Alasan mengapa Anya mengetahuinya jenis motor itu karena Anya pernah meminta bantuan Ivan agar bisa mendapatkan motor itu untuk Aksa.     

Semakin Anya melihatnya, Anya merasa semakin mengenal motor di hadapannya itu.     

Mungkin, motor itu adalah pemberian Aksa untuk Lili.     

Setelah tiba di restoran, Lili pergi untuk mencari pemilik restoran tersebut. Tidak butuh waktu lama, berbagai santapan mulai disajikan di atas meja. Namun, Lili masih belum muncul juga.     

Saat semua makanan sudah siap, baru lah Lili muncul. Ternyata ia pergi untuk mandi terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya.     

Tidak seperti pakaiannya sebelumnya yang cukup tomboy. Sekarang ia menggunakan sebuah rok panjang, membuat ia terlihat jauh lebih feminin.     

"Kak, rokmu sangat bagus. Di mana kamu membelinya?" puji Adel.     

"Aku membelinya di Milan. Kalau kamu menyukainya, kita bisa pergi ke Milan bersama-sama saat Milan Fashion Week," jawab Lili sambil tersenyum.     

Pada saat itu, ponsel Anya kembali berbunyi. Anya melirik ke arah layar ponselnya dan melihat pesan dari Aiden yang mengatakan bahwa Lili terlihat sedikit mirip dengan putri bungsu dari Keluarga Mandala.     

Sebuah foto juga terlampir pada pesan tersebut. Anya memperbesar foto itu dan setelah melihatnya, Anya memahami semuanya.     

Sepertinya, Keluarga Mandala tidak tahu apa yang putri bungsunya lakukan di Indonesia.     

"Kemarin malam, Aksa pulang ke rumah dan meminjam uang padaku. Ia ingin meminjam 1 milyar dan bilang padaku bahwa ia ingin membantu teman yang sedang kesulitan. Apakah itu kamu?" tanya Anya.     

Lili terlihat terkejut dan langsung berusaha menjelaskan. "Bibi, aku bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Aku tidak menyangka Aksa akan pulang untuk meminjam uang."     

"Keluarga Atmajaya sedikit berbeda dengan keluarga lainnya. Anak-anak kami diajari untuk berinvestasi sejak mereka masih muda. Kami adalah sebuah keluarga yang cukup besar, tetapi anak-anak tidak memegang uangnya sendiri. Aksa tidak memiliki akses untuk mendapatkan uang itu. Kalau kamu membutuhkan 1 milyar darinya, ia harus meminjamnya dariku. Hari ini aku datang untuk melihat apa yang kamu lakukan. Ternyata kamu mengembangkan drone. Tidak heran Aksa mendukungmu," setelah itu, Anya mengeluarkan buku cek dari tasnya. Ia menuliskan cek sebesar 1 milyar untuk Lili.     

"1 milyar ini, aku pinjamkan padamu. Aku suka dengan anak muda yang pekerja keras dan kreatif. Mendukung anak muda untuk berkembang juga merupakan tujuan dari Keluarga Atmajaya," kata Anya sambil memberikan cek itu pada Lili.     

Lili langsung mengeluarkan secarik kertas dan menuliskan perjanjian bahwa ia sudah meminjam 1 milyar pada Anya dan akan mengembalikannya. "Bibi, ini benar-benar bantuan yang besar. Terima kasih. Aku pasti akan mengembalikan uangmu."     

"Kalau kamu bersikeras untuk menulis perjanjian, aku akan menerimanya. Aksa juga menyukai drone. Bulan lalu, ia membantu kakaknya untuk melamar kekasihnya dan mengirimkan bunga dengan drone-nya," kata Anya.     

"Drone-nya bisa membawa barang seberat itu? Hebat sekali! Mengapa Aksa tidak menceritakannya padaku?" tanya Lili dengan penuh semangat.     

"Mungkin ia ingin memberi kejutan padamu," Adel membantu Anya untuk berbicara.     

Anya memandang ke arah Lili. Semakin lama berbicara dengan gadis itu, Anya semakin yakin bahwa Lili bukanlah seorang penipu atau wanita yang tidak baik.     

Kedua, latar belakang keluarganya cukup baik dan setara dengan Keluarga Atmajaya.     

Hal yang paling penting adalah, Lili bukanlah anak yang manja walaupun ia berasal dari keluarga yang berada. Ia penuh dengan semangat untuk terus berkembang dan membangun usahanya sendiri. Gadis yang mandiri seperti ini lah yang dibutuhkan oleh Aksa.     

Sambil makan siang, Anya sengaja bertanya. "Lili, apakah kamu sudah punya pacar?"     

"Belum. Tetapi ada seseorang yang aku sukai," Lili tersenyum malu-malu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.