Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Aku yang Melakukannya



Aku yang Melakukannya

0"Kamu sudah mengambil 4 milyar dari Anya dan Aiden tidak akan pernah melupakan hal itu. Meskipun kamu tidak khawatir pada dirimu sendiri, setidaknya pikirkan mengenai putramu. Aku dengar Mario adalah satu-satunya anakmu. Apakah kamu tidak takut ada sesuatu terjadi padanya?" ancam Tara.     

Anya memberikan jempolnya pada Tara sambil menunggu jawaban dari Eka.     

"Katakan pada Anya. Adrian adalah cucuku. Jangan coba-coba berbohong padaku. Hubungan darah tidak akan bisa diputuskan hanya karena ia tidak mau mempertemukan kali. Selain itu, kalau sampai ada sesuatu yang terjadi pada putraku, aku akan mencarimu," kata Eka sebelum menutup telepon.     

Tara hanya mengedikkan bahunya. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"     

"Si tua bangka sialan ini, apa yang akan ia lakukan?" Anya juga merasa khawatir.     

"Kamu tidak boleh membiarkan ia bertemu dengan Adrian. Apakah kamu sudah tanya pada Adrian, apa yang akan ia lakukan?" Tara juga ikut cemas.     

"Adrian tidak mau menemuinya. Ia juga sudah tahu masa lalu Jessica. Sangat kejam kalau kita memaksanya mengakui masa lalunya. Kalau bisa, aku lebih ingin ia menjadi putraku seumur hidupnya," kata Anya dengan tertekan.     

"Benar. Reputasi Jessica terlalu buruk," Tara menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.     

Namun, tidak ada yang berpikir bahwa malam itu, seseorang membongkar bahwa ada sebuah misteri yang tersimpan di balik kematian Galih.     

Orang yang menyebarkan berita itu mengaku sebagai seorang supir truk yang menabrak mobil Galih. Ia bilang, Indah sangat marah saat mengetahui Galih berselingkuh darinya dan membayar seseorang untuk membunuhnya.     

Selain Galih, ada Jessica yang sedang hamil di dalam mobil itu.     

Setelah kematian Galih, Anya menjadi satu-satunya pewaris seluruh harta kekayaan Keluarga Pratama. Dari sisi mana pun, Anya akan terlihat sebagai orang yang paling diuntungkan untuk kejadian ini.     

Orang tersebut juga mengatakan bahwa kemungkinan besar Anya ikut campur dalam kematian Galih. Bagaimana pun juga, Anya tidak tumbuh besar bersama dengan ayahnya dan hubungan mereka tidak terlalu dekat.     

Kemunculan berita itu menimbulkan banyak keributan di internet.     

"Ya Tuhan. Apakah benar Indah yang menyewa pembunuh itu?"     

"Aku tidak tahu. Tetapi jangan lupa bahwa Indah melakukannya karena suaminya yang berselingkuh terlebih dahulu."     

"Aku bisa memahaminya. Kalau suamiku selingkuh, mungkin aku juga akan membunuhnya dan selingkuhannya karena emosi. Biarkan saja dua orang brengsek itu bersama-sama."     

"Indah tidak melakukan kesalahan. Ia berbakti pada keluarganya dan mengurus keluarganya dengan baik selama bertahun-tahun, tetapi apa yang ia dapatkan?"     

"Berselingkuh dengan wanita lain di tengah malam, bukankah ini kesalahan Galih dan wanita murahan itu?"     

"Benar. Ditambah lagi, Jessica, wanita selingkuhannya itu bukan wanita baik-baik."     

"Aku mengerti kalau Indah merasa marah dan emosi pada Galih dan Jessica. Tetapi Jessica sedang mengandung. Anak di dalam kandungannya itu tidak bersalah."     

"Mungkin ada baiknya anak itu tidak ada. Kalau anak itu bertahan dan tahu bahwa ibunya adalah wanita yang kejam, hidupnya akan jauh lebih menderita."     

"Galih yang bijaksana, hancur karena seorang wanita bernama Jessica."     

"Pria yang berselingkuh memang pantas mati. Tidak peduli bagaimana cara ia meninggal. Pria yang meninggalkan istri dan keluarganya pantas merasakan karma buruk seperti ini.     

"Apakah anak Jessica akhirnya mati?"     

"Tidak ada yang tahu. Kalau anak itu tetap bertahan hidup, bukankah akan lebih menyedihkan untuknya?"     

…     

Banyak orang di internet menghina Galih, mengatakan bahwa Galih pantas mati.     

Namun, Indah yang sudah bercerai dengannya ikut terlibat di dalam berita. Orang-orang mencurigainya bahwa ia telah menyewa seseorang untuk membunuh Galih dan Jessica.     

Anya langsung menghubungi Aiden agar suaminya itu bisa mengurus berita di internet. Dan setelah itu, ia langsung pergi ke rumah ibunya.     

Saat ia tiba, Diana dan Indah sedang duduk di bawah pohon sambil minum teh dan makan buah.     

Hari itu, cuaca tidak terlalu panas dan sedikit sejuk. Angin sepoi-sepoi membuat mereka ingin duduk-duduk di taman sambil mengobrol dan melihat pemandangan.     

"Enak sekali. Dari jauh saja aku bisa mencium bau tehnya," Anya menghampiri mereka sambil tersenyum.     

"Apakah kamu ke sini karena berita di internet?" tanya Indah.     

"Ibu, apakah kamu baik-baik saja?" Anya berjalan ke belakang kursi Indah dan memeluknya dari belakang.     

"Apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak pernah melakukan itu. Apa yang kamu takutkan?" kata Indah dengan acuh tak acuh.     

"Aku tidak takut dengan berita buruk di internet. Aku sudah menyuruh Aiden untuk mengurusnya. Masalah ini terjadi karena perbuatan Eka. Ia ingin bertemu dengan Adrian, tetapi Adrian tidak mau menemuinya," kata Anya.     

Indah menggenggam tangan Anya, menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.     

"Anya, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa Eka ingin menemui Adrian dan menganggapnya sebagai cucu?" Indah memandangnya.     

Anya berpikir dan bertanya-tanya. "Apakah ia punya niat lain?"     

"Butuh waktu cukup lama sampai perceraian aku dan ayahmu final. Setelah menyelesaikan semua dokumen-dokumennya, aku menemukan bahwa Jessica ternyata berhubungan dengan pria lain. Kalau bukan karena itu, mungkin ayahmu sudah mendaftarkan pernikahannya dengan Jessica. Apakah kamu pernah berpikir, kalau sebelum mereka meninggal, mereka sudah mendaftarkan pernikahan mereka, apa yang akan terjadi?" tanya Indah sambil memandang Anya.     

"Apakah Eka menginginkan Pratama Group?" Anya terkejut.     

"Kalau Galih dan Jessica menikah dalam keadaan sudah menikah, semua harta kekayaannya akan dibagi dua. Kamu hanya akan mendapatkan setengah dari ayahmu, sementara keluarga Jessica, atau lebih tepatnya Eka, akan mendapatkan setengah sisanya. Mungkin kalau itu terjadi, setengah dari Pratama Group sudah akan menjadi miliknya. Karena aku berhasil menemukan perselingkuhan Jessica, akhirnya mereka tidak jadi mendaftarkan pernikahan. Anya, kamu menjadi satu-satunya pewaris Pratama Group berkat ibu," kata Indah sambil tersenyum.     

"Itu benar-benar berbahaya. Pria itu hampir saja menyusup ke dalam Pratama Group," kata Diana dengan lega.     

Anya tidak memikirkannya sedalam itu. Tetapi meski hal itu tidak terpikirkan olehnya, bukan berarti Aiden juga sama.     

"Sekarang, masalah Adrian telah menjadi jalan pintas bagi Eka. Kamu ingin melindungi Adrian dan Eka menginginkan saham. Kali ini, aku rasa ia tidak akan bisa pergi dengan mudah," Indah menghela napas panjang. "Memang kecoa yang menjijikkan sangat sulit untuk mati.     

"Aku tidak bisa menyerahkan Adrian begitu saja. Ia tidak bersalah," kata Anya.     

"Hanya selangkah saja yang dibutuhkan oleh Jessica untuk menjadi Nyonya Pratama. Kalau tidak ada kecelakaan itu, ia akan melahirkan Adrian dengan aman dan ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Bisa dibilang, takdirnya sangat buruk," kata Indah.     

"Ibu, kecelakaan itu tidak ada hubungannya dengan kamu kan?" tanya Anya dengan khawatir.     

Indah tertawa dan berkata pada Diana. "Lihatlah. Bahkan Anya saja khawatir aku yang melakukannya."     

"Aku hanya takut ibu bertindak di bawah pengaruh emosi. Aku tidak bermaksud meragukan ibu," Anya berusaha untuk menjelaskan.     

Diana menggelengkan kepalanya. "Anya, saat ayahmu masih muda, ia adalah pria yang baik. Ia tidak hanya tampan, tetapi juga berhati mulia, tidak seperti seorang pebisnis pada umumnya. Semakin tua, kepribadiannya semakin berubah. Ia mulai mengecewakan semua orang di sekitarnya. Tetapi aku dan ibumu tetap mengenang sosoknya saat ia belum berubah. Bagaimana pun juga, ia sempat berada di hidup kami …"     

"Katakan pada Aiden untuk menyelidikinya. Mungkin akan ada sesuatu yang bisa ia dapatkan. Ngomong-ngomong, hari di mana ayahmu kecelakaan, ia berniat untuk pergi ke kantor catatan sipil," kata Indah sambil tersenyum. "Benar, aku yang melakukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.