Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Bisa Diukur dengan Selembar Kertas



Tidak Bisa Diukur dengan Selembar Kertas

0"Ibu, apakah kamu yakin?" Adel menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat ke sekelilingnya. Saat menyadari bahwa ayahnya tidak ada di sana, ia berkata dengan berani. "Kak Aksa dan Kak Lili sudah tinggal bersama. Mungkin sebentar lagi ia akan menyusul Kak Arka dan Kak Sabrina."     

Adel mengedipkan matanya ke arah ibunya dengan manja. Melihat hal itu, Anya langsung tertawa. "Dasar anak nakal. Kamu terlalu berlebihan."     

Bella melihat Adel memeluk lengan ibunya dan matanya menunjukkan rasa cemburu.     

Ia dan ibunya juga memiliki hubungan yang baik, tetapi entah mengapa rasanya ada sesuatu yang kurang. Sekarang, saat melihat Anya dan Adel, Bella menyadarinya.     

Ia dan ibunya tidak memahami satu sama lain.     

"Bibi, Kak Arka sudah akan menikah dan setelah itu Kak Aksa. Menurutmu, kapan waktu yang tepat bagi Kak Adrian untuk menikah?" tanya Bella.     

Anya sedikit mengangkat alisnya, walaupun gestur itu tidak terlihat oleh Adel dan Bella. Anya bisa memahami apa yang Bella pikirkan saat ini.     

"Bisa sebelum umur 30, atau setelahnya. Aku tidak terlalu mendesaknya. Aku rasa, sekarang belum waktu yang tepat. Saat Adrian semakin dewasa nanti, ia akan bisa membedakan apa bedanya rasa suka dan cinta. Ia akan tahu apa yang ia butuhkan dan kehidupan apa yang ia inginkan. Pada saat itu, baru lah saat yang tepat untuk memikirkan pernikahan," Anya tersenyum dengan lembut. "Sama halnya seperti kalian berdua."     

"Aku tidak mau menikah. Aku ingin bersama dengan ibu selamanya," kata Adel dengan manja.     

Sementara itu, Bella tersenyum dan berkata. "Aku sedang menyukai seseorang, tetapi aku tidak tahu apakah itu cinta. Mungkin saat aku semakin dewasa nanti, aku akan mengerti."     

"Bagaimana rasa menyukai seseorang?" tanya Adel dengan penasaran.     

"Melihat orang itu saja, kamu merasa sangat senang dan sangat puas. Rasanya setiap hari membahagiakan," jawab Bella.     

"Kedengarannya sangat indah," kata Adel.     

"Jangan terlalu tenggelam dalam parfum. Kak Adel juga harus sering keluar dan bertemu dengan banyak orang. Menyukai seseorang dan disukai oleh seseorang memang sangat indah," Bella langsung menggoda Adel yang belum pernah menyukai pria seumur hidupnya.     

Anya memandang Bella dengan tatapan lega. Sepertinya Bella jauh lebih dewasa dari pada saat ia tiba di Indonesia pertama kalinya.     

Memang benar cinta itu bisa membuat orang semakin dewasa.     

…     

Beberapa hari sebelum pernikahan Arka dan Sabrina, Maddison dan Henry yang pergi untuk berbulan madu akhirnya kembali.     

Aksa sedang menemani Lili pergi ke rumah orang tuanya, sekaligus untuk mengundang orang tua Lili menghadiri acara pernikahan Arka dan Sabrina.     

Undangan pernikahan itu ditulis oleh Aiden secara langsung. Kalau orang tua Lili bersedia untuk datang, itu artinya sama saja dengan menerima Aksa di keluarga mereka.     

Hari pernikahan sudah semakin dekat, tetapi masih belum ada kabar dari Aksa. Anya merasa cemas saat memikirkan putra keduanya itu.     

"Aiden, Aksa belum pulang. Apa jangan-jangan Keluarga Mandala tidak menyetujui hubungan mereka?" tanya Anya dengan panik.     

Aiden merangkul pundak Anya dan mengelusnya berulang kali. "Keluarga Mandala sudah memutuskan hubungan dengan Keluarga Hermawan. Tindakan itu saja sudah menunjukkan bahwa mereka menyetujui hubungan Aksa dan Lili."     

"Lalu, mengapa mereka belum kembali? Besok lusa adalah pesta pernikahan Arka dan Sabrina," kata Anya.     

"Karena cuaca yang buruk, penerbangan mereka harus ditunda. Mereka akan tiba di sini nanti malam. Tunggu dengan sabar," kata Aiden dengan tenang.     

Tetapi tidak ada yang menyangka bahwa Mario merasa sangat geram karena pertunangannya yang berakhir secara satu pihak. Ia begitu marah dan mengumumkan ke internet mengenai identitas Adrian yang sebenarnya.     

Ia mengeluarkan surat hasil laboratorium bahwa Adrian dan Eka berhubungan darah.     

"Bukankah Adrian adalah anak Anya dan Aiden? Bagaimana bisa ia berhubungan darah dengan Eka?"     

"Apa mungkin Anya ternyata adalah anak haram Eka?"     

"Omong kosong apa itu? Anya adalah anak Galih. Kalau Adrian memiliki hubungan darah dengan Eka, itu artinya Adrian bukan anak Anya."     

"Dilihat dari waktu kelahiran Adrian dan hubungannya dengan Eka, kemungkinan besar, Adrian adalah anak Jessica."     

"Jessica meninggal dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun itu dan mungkin saja anaknya selamat, tepat saat Anya hendak melahirkan anaknya. Akhirnya, Anya memutuskan untuk membesarkan Adrian sebagai kembaran dari anaknya."     

"Benar. Bukankah aneh ia sudah melahirkan anak kembar laki-laki dan memiliki anak kembar lagi?"     

"Pada saat itu, semua orang benar-benar iri padanya. Tetapi kalau dipikir-pikir lagi, itu memang kebetulan yang aneh. Apakah benar Adrian bukan anak Anya?"     

"Aku berani bertaruh, Adrian sebenarnya adalah adik Anya."     

"Aku berani bertaruh, Adrian adalah anak Jessica."     

Pernikahan Arka akan segera dilangsungkan, tetapi skandal besar ini tiba-tiba saja terekspos. Walaupun Keluarga Atmajaya berusaha untuk menghadangnya dengan cepat, sudah terlanjur banyak orang yang mengetahuinya.     

Adrian tidak bisa tidur selama beberapa malam. Ia tidak menyangka bahwa masalahnya itu akan menyebabkan masalah besar bagi keluarganya.     

"Tuan Adrian, Tuan dan Nyonya masih belum bangun," kata pelayan saat Adrian mengunjungi ruman Aiden.     

"Oh? Aku akan menunggu di sofa kalau begitu," Adrian yang masih mengenakan pakaian kerjanya, duduk di sofa sambil menyaksikan matahari yang perlahan terbit dari timur.     

"Adrian, mengapa kamu bangun pagi sekali? Apakah kamu salah tanggal? Pernikahan kakakmu besok, bukan hari ini."     

"Ibu, aku minta maaf," kata Adrian.     

Anya baru menyadari bahwa Adrian datang untuk membicarakan mengenai berita yang disebarkan oleh Mario.     

"Kami yang seharusnya minta maaf padamu. Karena Aksa menyukai Lili, pada akhirnya pertunangan Lili dan Mario harus dibatalkan. Ia begitu marah dan melampiaskan padamu. Kamu tidak perlu meminta maaf."     

"Besok adalah pernikahan kakak. Mengapa beritanya harus tersebar pada saat-saat seperti ini? Aku akan membuat kalian semua ditertawakan," kata Adrian dengan sedih.     

Anya melangkah maju dan menggenggam tangan putranya. "Kita adalah keluarga. Saat kita mendapatkan berkat, kita akan menikmatinya bersama. Saat kita mendapatkan masalah, kita akan menghadapinya bersama. Jangan menanggung semuanya sendirian. Kamu belum sarapan, kan? Ayo sarapan bersama dengan ibu," kata Anya sambil menggandeng tangan Adrian ke arah meja makan.     

Anya bisa melihat kantung mata Adrian yang tebal dan matanya yang merah. Sepertinya putranya itu tidak bisa tidur semalaman.     

"Apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki semuanya?" tanya Adrian secara tiba-tiba.     

"Kamu tidak perlu melakukan apa pun. Semuanya akan baik-baik saja. Bukankah yang ia tunjukkan hanyalah tes DNA? Aku juga memilikinya," Anya menunjukkan ponselnya pada Adrian.     

Adrian menerimanya dan melihat sebuah tes DNA yang mengatakan bahwa ia dan Aiden adalah ayah dan anak.     

"Ini …"     

"Kamu tahu bibimu, Jenny, kan? Ia adalah anak Kak Maria. Sebelum Kak Maria bisa menemukan Jenny, ada seseorang yang menggunakan tes DNA palsu dan mengatakan bahwa aku adalah anak Kak Maria. Karena hal itu, aku harus kehilangan anak pertamaku dan aku harus berpisah dengan ayahmu selama beberapa tahun."     

Anya menghela napas panjang setelah mengatakan hal ini. "Pada saat itu, aku benar-benar membenci tes DNA palsu itu. Tetapi kemarin saat aku melihat Mario menyebarkan tes DNA, aku pikir dengan membuat tes DNA ini, semua masalahnya akan berakhir."     

"Aku tidak setuju dengan ini. Hubungan kita dengan Adrian adalah hubungan yang asli. Hubungan darah tidak ada artinya," kata Aiden sambil turun dari lantai dua.     

"Aku sangat bahagia bisa menjadi anak kalian. Perasaan dan hubungan kita tidak seharusnya diukur dengan selembar kertas. Ayah, ibu, aku ingin memberitahu semua orang mengenai identitasku," kata Adrian dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.