Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Nama yang Menjadi Tabu



Nama yang Menjadi Tabu

0Setelah Lili pergi, Adel terus menangis. Ia benar-benar menyukai Lili dan berharap Lili akan menjadi kakak iparnya.     

"Bella, Kak Lili bohong. Ia mencintai kakakku," kata Adel dengan sedih.     

"Mungkin Kak Lili sedang mengalami masalah dan takut melibatkan keluarga kita. Kalau kamu menyukainya, kamu harus menghormati keputusannya. Jodoh tidak akan ke mana. Kalau Kak Lili adalah wanita yang ditakdirkan untuk Kak Aksa, mereka akan kembali bersama. Tidak peduli berapa lama waktu berlalu, mereka akan dipertemukan kembali," Bella berusaha menghiburnya.     

…     

Pernikahan Arka dan Sabrina dilaksanakan dengan sangat megah. Aksa masih belum tahu bahwa Lili sudah pergi, sampai satu jam sebelum perhelatannya dimulai.     

Ia tidak mengetahuinya karena ia melihat orang tua Lili menghadiri pesta tersebut. Tidak ada yang menyangka Lili akan pergi sendirian dan meninggalkan orang tuanya di sana.     

Tidak ada yang tahu alasan mengapa Lili pergi. Setelah pesta pernikahan itu, orang tua Lili juga pergi setelah meminta maaf pada Keluarga Atmajaya.     

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Arka dan Sabrina. Tetapi hari bahagia ini menjadi hari yang menyedihkan bagi Aksa yang sendirian.     

Seharusnya, hari ini juga hari bahagianya …     

Seharusnya, hari ini adalah hari pertunangannya …     

"Pasti Mario yang telah melakukan semua ini. Pasti dia!" Aksa mengendarai mobilnya dengan marah, pergi menuju ke sel tahanan tempat Mario berada.     

Melihat Aksa datang dengan wajah yang penuh kemarahan, Mario hanya tertawa. "Kamu datang ke sini dengan ekspresi seperti itu. Lili telah melarikan diri, kan?"     

"Apa yang terjadi? Kamu pasti tahu apa yang terjadi! Katakan padaku!" Aksa sudah kehilangan akal sehatnya. Kalau polisi tidak menghentikannya, mungkin ia sudah membunuh Mario di sana.     

"Mengapa aku harus memberitahumu? Keluargamu telah memenjarakan ayahku dan sekarang aku juga terperangkap di sini. Melihatmu kesakitan membuatku sangat bahagia," kata Mario sambil tersenyum.     

"Wanita yang aku cintai, meski ia melarikan diri ke ujung dunia pun, aku akan mendapatkannya kembali," setelah mengatakannya, Aksa pergi dari sana.     

…     

Setelah hari itu, Aksa menenggelamkan dirinya dalam alkohol, berusaha untuk melupakan rasa sakitnya. Ia minum, minum dan terus minum …     

Hingga satu minggu kemudian, akhirnya ia dilarikan ke rumah sakit karena keracunan alkohol.     

Nama Lili menjadi nama yang tabu di Keluarga Atmajaya. Tidak ada satu orang pun yang diperbolehkan untuk menyebut nama itu, terutama di depan Aksa.     

Satu hari sebelum Bella pulang dan melanjutkan sekolahnya, seluruh keluarga mengadakan pesta perpisahan untuknya.     

Walaupun Bella tinggal di Indonesia hanya selama 1 bulan lebih, Bella menjadi sangat akrab dengan semua saudaranya.     

Di hari ia pergi, Bella meminta Adrian untuk mengantarnya. Tetapi hingga detik terakhir pun, Adrian tidak muncul.     

"Bella, ayo kita harus segera berangkat. Adrian tidak akan datang," desak Raisa.     

"Ia berjanji padaku akan datang," Bella terus bersikeras.     

"Bella …" pada saat itu, ia melihat Adrian berjalan ke arahnya dari kejauhan.     

"Kak Adrian!" Bella berlari ke arah Adrian dengan gembira.     

Raisa yang ada di belakangnya mengerutkan bibirnya dengan kesal. "Apa yang ia lakukan di sini? Siapa yang suruh ia mengantar kita, hah?"     

"Raisa, Adrian adalah anak yang baik. Ia tidak pernah melakukan kesalahan apa pun. jangan lakukan ini padanya," kata Ivan dengan serius.     

"Aku tahu," begitu suara Raisa terdengar, ia melihat putrinya berlari ke pelukan Adrian. "Siapa yang suruh mereka berpelukan seperti itu?"     

Kalau saja Ivan tidak memeluk pinggangnya, mungkin Raisa sudah berlari ke tempat Bella dan Adrian, dan memisahkan mereka. "Jangan ke sana."     

"Kamu … Apakah kamu tidak melihat mereka berpelukan!" kata Raisa dengan marah.     

"Bella menyukai Adrian dan ia harus pergi sekarang. Biarkan mereka mengucapkan perpisahan mereka," bujuk Ivan.     

"Aku tidak akan membiarkan Bella menikah dengannya. Walaupun sekarang tidak ada yang tahu identitas Adrian, suatu hari nanti, pasti akan ada yang tahu bahwa ia adalah putra Jessica. Reputasi ibunya terlalu buruk. Meskipun ia adalah anak haram, aku tidak akan jijik padanya sebesar ini. Tetapi aku tidak bisa menerima ibunya," begitu Raisa mengatakannya, ekspresi di wajah Ivan langsung berubah.     

Raisa bisa merasakan perbedaan dari sikap suaminya dan ia berusaha untuk menjelaskan. "Kak, aku tidak membicarakan tentang kamu."     

"Aku tahu kamu tidak berniat begitu, tetapi bagaimana dengan orang lain? Apakah untuk menikah dengan seseorang, hal yang paling penting adalah latar belakang keluarganya? Bukankah yang paling penting adalah karakter orang itu?" dari awal hingga akhir, Ivan memandang Adrian dengan kekaguman.     

Adrian membelikan kue favorit Bella sebelum Bella berangkat. Kue itu dibuat pagi-pagi sekali sehingga sebelum menuju ke bandara, Adrian harus mengambilnya terlebih dahulu. Di perjalanan menuju ke bandara, ada kecelakaan yang membuat jalanan macet sehingga Adrian datang terlambat.     

Bella menerima kue itu dan berkata, "Kak, apakah aku boleh kembali ke sini setelah aku lulus nanti?"     

"Aku akan menunggumu," Adrian tersenyum dan mengelus kepala Bella.     

Senyum di wajah Bella terlihat sangat cerah seperti sebuah kuncup bunga yang mekar. "Kak, kalau aku tidak bisa menikah, apakah kamu mau membiayaiku sampai aku tua nanti?"     

"Tentu saja. Aku akan menemanimu sampai akhir hidupku," kata Adrian.     

"Janji?" Bella mengangkat jari kelingkingnya, menginginkan janji itu keluar dari bibi Adrian.     

Adrian tidak menyangka bahwa sebuah janji anak-anak ini akan menjadi sesuatu yang serius di masa depan. Namun, hari itu, mereka berpisah satu sama lain, meninggalkan kenangan selama 1 bulan saat mereka bersama.     

…     

Setelah Bella kembali bersekolah, Rio dan Jason juga harus segera kembali untuk melanjutkan sekolah mereka. Akhirnya, Maya bisa bernapas lega.     

Satu bulan ini adalah bulan yang sangat berat untuk Maya, terutama saat Rio dan Jason magang di perusahaannya. Jason adalah anak yang baik. Ia bekerja dengan sangat keras di toko dan mendapatkan banyak komisi.     

Tetapi Rio adalah sumber sakit kepala untuknya. Ia sangat tampan dan fotogenic sehingga wajahnya itu sangat bisa dimanfaatkan untuk iklan atau promosi. Tetapi Rio terlalu terobsesi dengan Maya.     

Ia mengatakan bahwa Maya adalah dewinya. Sementara Maya menganggapnya sebagai anak kecil.     

Berkat Jenny, Maya mendapatkan ide untuk menyibukkan Rio, yaitu dengan menyuruhnya untuk syuting film pendek romansa.     

Bahkan pemeran utama wanita yang berakting dengannya pun jatuh cinta padanya. Namun, Rio lebih menyukai Maya dan mencoba berbagai cara merayu yang ia dapatkan selama proses syuting itu pada Maya.     

Saat Maya sudah hampir mengamuk, ia mendapatkan berita bahagia yaitu liburan sudah berakhir!     

Rio terus menerus mengejar Maya dan menyebabkan banyak masalah. Bahkan Bima pun sampai mendengar berita tersebut.     

Sebelum sekolah dimulai, Rio juga diundang untuk ikut makan malam di Keluarga Atmajaya.     

"Kakek, ini adalah anak nakal yang terus menerus mengejar Maya," Mason mengajak Rio dan menyerahkannya di hadapan Bima.     

"Kakek, aku benar-benar menyukai Maya. Aku tidak main-main. Aku sangat serius menyukainya," kata Rio dengan tulus.     

Bima memandang wajah Rio dengan seksama dan kemudian tersenyum. "Ia mirip sekali dengan ayahnya, Rudi. Dulu, aku berusaha menjodohkan Rudi dengan Jenny, tetapi mereka tidak berjodoh. Kalau kamu bisa mendapatkan hati Maya, aku akan sangat senang."     

"Kakek menyetujuinya?" Rio benar-benar gembira.     

"Aku setuju. Tetapi apakah kamu bisa mendapatkan Maya atau tidak, semuanya tergantung kemampuanmu sendiri," kata Bima sambil tersenyum.     

"Maya memimpin sebuah perusahaan perhiasan besar. Aku ingin membantunya untuk mengembangkan perusahaan," kata Rio dengan penuh semangat.     

Ekspresi Maya langsung berubah saat mendengarnya. "Anak kecil, apa yang bisa kamu lakukan untukku kalau kamu saja malas belajar?"     

"Produk baru yang menggunakan aku sebagai iklannya terjual dengan sangat cepat. Aku juga seorang selebgram. Setidaknya, aku bisa mengurangi biaya iklan untukmu. Dalam hal bisnis, aku juga bisa …"     

"Berhenti! Aku mengakui bahwa penjualannya memang tinggi karena iklanmu dan aku tidak meragukan kemampuan bisnismu. Tetapi aku menyukai pria yang berpendidikan dan memiliki gelar yang tinggi. Kalau kamu kembali ke sekolah dengan patuh dan mendapatkan gelar Ph.D, mungkin aku akan memandangmu dengan cara yang berbeda," Maya langsung menyela kata-kata Rio.     

Semua orang di sana tahu bahwa Maya sengaja mengatakan hal ini agar Rio kembali ke sekolah dan belajar dengan rajin.     

Berbeda dengan Jason yang memang rajin dan cerdas, Rio sangat pemalas. Nilai-nilainya memang tidak buruk, tetapi juga tidak terlalu bagus. Nilainya sangat standar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.