Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Gaun Merah



Gaun Merah

0"Tuan, apa yang ingin Anda lakukan?" tanya Harris dengan khawatir.     

"Nadine meninggal karena patah hati cintanya ditolak oleh Raka. Anya putus dengannya karena dipermalukan oleh ibunya, tetapi ia bahkan tidak mendapatkan uang yang dijanjikan untuk pengobatan ibunya. Kalau ia mendapatkan uang itu, mana mungkin Anya berjuang keras dan bertahan hidup seorang diri?" Aiden sudah tidak meluap-luap seperti sebelumnya. Tetapi kemarahan masih bisa terasa darinya.     

"Tuan, tidak peduli bagaimana pun kenyataan yang sebenarnya, saya sarankan agar Tuan berpura-pura tidak tahu mengenai masalah uang itu. Jika Tuan Raka tahu bahwa Nyonya tidak mengambil uang itu, saya khawatir Tuan Raka akan terus mendekatinya," Harris adalah asisten yang sangat setia. Di saat Tuannya terbakar emosi dan gelap mata, ia lah yang harus menyadarkannya. Ia memberikan saran yang terbaik untuk Aiden.     

"Selidiki masalah ini untukku," perintah Aiden pada Harris.     

"Baik, Tuan."     

…     

Satu jam kemudian, sebuah dokumen sudah terletak di atas meja kerja Aiden. Dokumen itu merupakan hasil penyelidikan yang diminta oleh Aiden, mengenai uang yang diberikan oleh ibu Raka pada Anya.     

Tiga tahun yang lalu, ibu Raka memberikan sebuah cek untuk Anya dan data mengenai cek itu masih tercatat. Namun, bukan Anya yang mengambil uang itu di bank, melainkan Raisa.     

Aiden mengerutkan keningnya saat mengetahui hal tersebut. Ada sesuatu yang terjadi pada saat itu. Ada sesuatu yang salah, tetapi Aiden tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.     

"Apa mungkin Nyonya menerima uang itu, tetapi mengembalikannya melalui Nona Raisa?" Harris berusaha untuk menerka-nerka.     

"Anya tidak sebodoh itu. Saat itu, ibunya benar-benar membutuhkan pertolongan dan ia tidak akan mengembalikan uang yang bisa menyelamatkan nyawa ibunya itu begitu saja," kata Aiden. ia tahu betul mengenai Anya. Anya tidak akan memedulikan harga dirinya. Bagi Anya, ibunya adalah yang terpenting. Terserah apa yang mau dikatakan orang lain saat mereka mengetahui Anya menerima uang dari Ibu Raka, yang penting Anya bisa menyelamatkan ibunya.     

"Bagaimana bisa cek itu jatuh ke tangan Nona Raisa?" Harris tidak memahaminya.     

"Aku rasa, hanya Anya sendiri yang bisa menjawab pertanyaan ini." Rasa jijik Aiden pada Raka semakin meningkat ketika mengetahui semua hal ini. Dua wanita yang ia sayangi telah bernasib buruk, dan semuanya karena satu pria bernama Raka Mahendra.     

…     

Jam menunjukkan pukul lima sore. Anya telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia pulang sambil membawa sepasang parfum buatannya, percobaan yang ia lakukan pada saat ia sedang bekerja. Parfum itu adalah parfum untuk sepasang kekasih. Ia segera berganti pakaian dan meninggalkan Rose Scent.     

Di luar mall tersebut, Abdi sudah menunggunya di depan pintu masuk. Ia langsung menaiki mobil sebelum Abdi bisa membukakan pintu untuknya. Ia tidak suka diperlakukan seperti itu.     

"Bagaimana kabar Aiden hari ini?" tanya Anya pada Abdi begitu memasuki mobil.     

"Tuan sama seperti biasanya, Nyonya," jawab Abdi dengan sopan. Aiden selalu menggunakan kacamata hitam dan menutupi pandangannya dari semua orang. Ia juga jarang tersenyum pada orang lain.     

Pasti semua orang yang bekerja di bawahnya merasa tertekan.     

Abdi terus mengemudi, membawa Anya menuju ke kantor Aiden. Anya baru bisa mengamati kantor Aiden sekali lagi. Sebelumnya, ia sudah pernah berkunjung ke tempat ini. Tetapi pada saat itu, ia merasa kalut karena kebingungan, bagaimana cara membayar biaya rumah sakit ibunya, sehingga tidak sempat melihat betapa luar biasanya kantor Aiden.     

Kantor Atmajaya Group sungguh megah dan mewah!     

Dan Aiden, suaminya, adalah presiden direktur dari Atmajaya Group! Bukankah itu seperti mimpi …     

Abdi berhenti di depan pintu masuk utama. "Nyonya, saya akan memarkirkan mobil. Harris sudah menunggu Anda di meja resepsionis," kata Abdi sambil tersenyum pada Anya.     

"Terima kasih, Pak Abdi!" kata Anya sambil menganggukkan kepalanya. Ia segera turun dari mobil itu dan menuju ke arah pintu masuk perusahaan.     

Belum sempat tiba di depan pintu masuk, ia mendengar sebuah suara. Suara wanita yang tinggi dan melengking. Sebuah suara yang ia kenal.     

"Anya, apa yang kamu lakukan di sini?"     

Anya berbalik dan melihat Raisa sedang berdiri di dekat pintu. Ia mengenakan gaun berwarna merah yang membuatnya tampak seksi.     

Namun, Anya hanya bisa mengerutkan keningnya saat melihat baju pilihan Raisa. Hari ini udaranya sangat panas dan melihat Raisa mengenakan pakaian berwarna merah rasanya membuat Anya merasa semakin kepanasan.     

"Anya, apakah kamu tahu Aiden sudah memiliki tunangan. Beraninya kau menggoda Aiden dan tidur bersama dengannya. Dasar wanita murahan!" Raisa melotot ke arahnya dan sengaja berteriak dengan keras.     

"Kamu …" Anya terpancing emosi mendengar provokasi Raisa. Tetapi sedetik kemudian, ia menyadari apa yang ingin Raisa lakukan.     

Mereka sedang berada di pintu masuk perusahaan Atmajaya Group. Jika Raisa berteriak dengan keras, akan ada banyak orang yang keluar dan melihat mereka. Anya akan dianggap sebagai wanita murahan di mata semua orang. Wanita miskin yang menggoda Aiden, memintanya untuk membatalkan pertunangannya dengan Natali Tedjasukmana.     

Rumor itu pernah beredar sebelumnya. Sekarang, Raisa sengaja berteriak untuk menghidupkan rumor itu kembali.     

"Aiden hanya bingung. Ia tidak akan menikahimu tidak peduli seberapa keras kamu menggodanya. Mana mungkin ada pria yang mau bersama dengan wanita murahan sepertimu!" Raisa berteriak semakin keras, menarik perhatian semua orang yang berada di tempat itu.     

Semua orang mulai berbisik-bisik ketika menyadari siapa yang membuat keributan di depan perusahaan Atmajaya Group.     

"Itu adalah Raisa, teman baik Natali. Ia pasti ingin memberi pelajaran pada wanita yang menggoda tunangan sahabatnya."     

"Bukankah Natali sudah dibuang oleh Aiden? Bagaimana bisa Raisa begitu berani untuk menghina kekasih Aiden di depan umum? Apakah ia tidak takut mati? Ditambah lagi, ia melakukannya di depan perusahaan Atmajaya Group!"     

"Wanita itu datang ke perusahaan kali ini. Apakah ia benar-benar kekasih Aiden Atmajaya?"     

"Ia menggoda Aiden Atmajaya sehingga pria itu tidur dengannya. Tetapi Aiden kan buta. Bagaimana pria itu bisa tahu siapa yang tidur dengannya?"     

Kerumunan mulai bertambah besar sehingga benar-benar menarik perhatian semua orang. Harris yang turun dari lift tidak melihat Anya di meja resepsionis. Ia malah melihat kerumunan orang di depan pintu masuk perusahaan.     

Beberapa orang yang tidak tahu apa-apa mendengar bahwa wanita yang berada di pintu masuk itu adalah wanita yang menggoda Aiden Atmajaya, membuat pria itu mencampakkan tunangannya.     

"Aku mau lihat seperti apa wanita murahan itu! Ah! Memang wajahnya ternyata sangat cantik. Tidak heran Aiden berpaling padanya."     

"Tubuhnya juga mungil dan terlihat mulus. Ia pasti menggunakannya untuk menggoda pria!"     

"Jika kamu lahir dengan wajah seperti itu, tentu saja kamu bisa mendapatkan pria mana pun dengan mudah."     

Semua orang mulai menghina Anya, menghinanya sebagai wanita murahan. Beberapa orang bahkan mengatakan kata-kata yang melecehkan, bahwa ia menggunakan tubuhnya untuk menggoda Aiden. Anya benar-benar ingin membantahnya. Ia ingin membela dirinya. Tetapi semua orang mengepungnya. Apa yang bisa ia lakukan di saat-saat seperti ini?     

"Di mana satpamnya? Cepat usir wanita murahan ini," teriak Raisa.     

"Iya, benar. Wanita ini datang untuk menemui Tuan Aiden. Jika kita tidak menyingkirkannya sekarang juga, ia hanya akan terus menggoda Tuan Aiden dan menimbulkan masalah. Ini sungguh memalukan bagi Atmajaya Group!"     

Semua orang yang berada di tempat itu bersorak dengan riuh. Mereka meminta satpam untuk segera mengusir Anya. Hal itu membuat Raisa sangat puas.     

Wajahnya terlihat angkuh saat menatap Anya. Ia memandang Anya dengan tatapan merendahkan seolah wanita di hadapannya itu tidak selevel dengannya.     

'Rasakan ini! Dasar wanita jalang!' pikir Raisa dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.