Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Hubungan Ayah dan Anak



Hubungan Ayah dan Anak

0"Anya, tolong bantu ayah!" teriak Deny.     

Anya berhenti melangkah sejenak. Kemudian, ia melanjutkan langkahnya dengan tegas tanpa menoleh ke belakang.     

Setelah memberikan tas Anya kepada Hana, Harris berinisiatif untuk berbicara dengan Deny.     

Anya berdiri di jendela ruang kerja lantai dua untuk melihat ke lantai bawah. Ia tidak tahu apa yang Harris bicarakan dengan Deny dan ia tidak ingin tahu.     

Ketika ia tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit ibunya, ia berusaha untuk meminta tolong pada Deny. Tetapi apa yang ayahnya itu lakukan?     

Ayahnya berpura-pura tidak ada di rumah. Mona, ibu Natali, malah memukulnya.     

Sekarang, Deny memintanya untuk mendonorkan ginjalnya. Bermimpilah saja!     

Anya menuju ke brankas Aiden dan memasukkan tanggal ulang tahun sebagai passwordnya. Dan brankas untuk benar-benar terbuka.     

Di dalam brankas itu terdapat banyak emas batangan yang berkilau dengan cemerlang, hampir saja membutakan mata Anya.     

Anya pikir ia akan melihat uang cash atau uang dollar di dalam brankas Aiden, tetapi ternyata Aiden menyimpan emas batangan.     

Tangan Anya terulur dan mencoba mengangkat emas batangan tersebut. Bebannya berat. Emas itu asli!     

Anya meletakkan kembali emas itu dengan terpana.     

Gaji Aiden per bulannya 60 juta. Ia juga harus membayar biaya pengeluaran yang besar. Biaya rumah tinggal dan juga gaji pelayan-pelayannya. Gaji supir dan juga perawatan mobil-mobil mewahnya. Belum lagi biaya pengobatan matanya ...     

Dan sekarang, Aiden memiliki emas batangan yang luar biasa banyak.     

Dari mana semua uang itu? Apakah emas ini adalah investasi?     

Anya tidak bisa memahaminya dan terlalu malas untuk berpikir.     

Anya mengambil sebuah amplop cokelat dan meletakkan sertifikat rumah, KTP ibunya, formula parfum ibunya dan berbagai benda-benda penting di dalam amplop tersebut. Ia juga menuliskan namanya di atas amplop tersebut dan kemudian memasukkannya di dalam brankas Aiden.     

Ketika meninggalkan ruang kerja, ia melongok dari lantai dua untuk melihat apakah ayahnya sudah pergi. Saat tidak melihat ayahnya, Anya merasa lega dan memutuskan untuk turun.     

Namun, siapa sangka, begitu ia turun, Deny masih berada di sofa ruang tamu rumah mereka.     

"Nyonya, Tuan Deny merasa tidak sehat. Aku membiarkan dia masuk untuk beristirahat sejenak," kata Harris.     

"Kalau kamu sakit, pergilah ke rumah sakit. Jangan mati di sini. Nanti Natali akan menyalahkanku lagi," setelah mengatakannya, Anya membawa tasnya dan melewatinya.     

Deny langsung bangkit berdiri dan mengejar Anya. "Anya, dengarkan ayah dulu!"     

"Tidak. Aku tidak mau mendengarkanmu dan tidak mau mengatakan apa pun kepadamu. Aiden sedang menungguku. Ia tidak akan senang kalau aku terlambat. Bukankah kamu lebih mencintai Natali? Mengapa kamu tidak meminta bantuannya saja?" Anya berjalan keluar dari pintu dan Harris membukakan pintu mobil untuknya.     

Deny bergegas untuk menghalanginya dan memegang pintu mobil itu agar Anya tidak pergi. "Anya, kamu masih muda. Kamu sangat sehat dan terbiasa bekerja keras. Kehilangan satu ginjal tidak akan ada artinya bagimu. Aku adalah ayahmu dan kamu adalah putriku. Aku telah memberimu kehidupan. Bukankah ini saatnya kamu membantuku?"     

"Benar. Aku memang terbiasa bekerja keras. Aku dan ibuku bekerja di taman setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Dengan tubuh kecilku ini aku bisa mengangkat pupuk seberat 100 kilo. Aku memang terlihat 100 kali lipat lebih kuat dari Natali. Tetapi apakah kamu tahu betul bahwa aku sehat? Apakah hati nuranimu sudah mati?"     

Anya menertawai dirinya sendiri. "Ya, ya. Kamu memang tidak punya hati nurani. Bagaimana mungkin kamu menyadarinya? Kamu lihat tubuhku yang kurus ini. Apakah kamu tahu bagaimana aku bisa mengangkat beban seberat itu?"     

Wajah Deny tampak canggung. "Aku tahu kamu sudah menderita selama ini. Aku akan merawatmu."     

"Ketika aku membutuhkan sosok seorang ayah, kamu tidak ada di sana. Sekarang, aku sudah tidak membutuhkannya. Rawatlah dirimu sendiri saja," Anya mengabaikannya dan masuk ke dalam mobil.     

Harris mengulurkan tangannya dan menghentikan Deny. "Tuan Deny, Tuan Aiden sangat tidak sabaran. Tidak baik membiarkannya menunggu terlalu lama."     

Deny berpikir sejenak dan kemudian berkata dengan suara keras. "Apakah kamu tidak menginginkan vila ibumu? Kalau kamu bersedia mendonorkan ginjalmu padaku, aku akan memberikan vila itu kepadamu."     

"Memberikannya kepadaku?" hati Anya terasa sakit saat mendengarnya. "Vila itu adalah milik ibuku dan aku tidak membutuhkanmu untuk memberikannya kepadaku. Aku akan mengambilnya kembali tanpa bantuanmu. Begitu kamu mendengar beritanya, bersiaplah untuk keluar dari rumah itu."     

Deny merasa sangat marah dan berkata dengan suara tajam. "Anya, kamu benar-benar tidak manusiawi. Apakah kamu mau menghancurkan hubungan ayah dan anak? Apakah kamu pernah berpikir bahwa kamu tidak akan bisa menikah dengan Aiden tanpa dukunganku?"     

Anya mencibir saat mendengarnya. "Apakah kamu pikir hal itu cukup untuk mengancamku? Aiden tidak peduli dengan latar belakangku. Jika orang yang ingin menikahiku melihat latar belakangku terlebih dahulu, maka aku tidak akan menikahinya."     

"Jangan pikir Aiden akan mendukungmu. Ketika ia sudah bosan denganmu, Aiden akan membuangmu. Jangan pernah kamu kembali kepadaku. Jangan pernah kamu memohon dan menangis di hadapanku!" sekujur tubuh Deny gemetar hebat karena marah.     

Anya hanya memandang wajah ayahnya dengan dingin.     

Ia tidak mau mengatakan apa pun lagi karena tidak mau ayahnya terlalu shock hingga pingsan di rumah mereka. Ini hanya akan merepotkan mereka saja.     

"Sejak kamu menjual resep parfum ibuku pada Imel, kamu sudah mati di hatiku. Aku tidak bisa menyelamatkan pria yang sudah mati. Harris, ayo kita pergi." Anya mengalihkan pandangannya ke depan dan tidak mau memandang Deny lagi.     

"Resep parfum apa? Resep parfum yang aku kembalikan kepadamu?" Deny tertegun.     

Harris melirik ke arah pengawal yang berjaga di pintu dan pengawal itu langsung melangkah maju untuk menarik tubuh Deny.     

Deny berdiri di tempatnya, menatap Harris dan Anya pergi dari pandangannya.     

Saat mobil mereka melaju di jalanan, Anya bersandar di dekat jendela tanpa mengatakan apa pun.     

"Nyonya, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Harris.     

Anya menarik napas dalam-dalam dan menahan tangisnya. "Aku baik-baik saja. Jangan beritahu Aiden kejadian barusan. Ia akan marah."     

"Tuan Deny sakit pada saat-saat yang kritis. Saya khawatir Keluarga Tedjasukmana akan benar-benar bangkrut," kata Harris.     

"Meski aku tidak mau memberikan ginjalku padanya, setidaknya ia masih ayahku. Aku tidak mau Aiden melakukan apa pun padanya," kata Anya dengan suara pelan.     

"Saya tidak akan berinisiatif untuk memberitahu Tuan, tetapi saya tidak bisa menyembunyikan apa pun yang Tuan ingin ketahui," kata Harris.     

"Aku hanya ingin berkencan dengannya hari ini," ada rasa kesepian di dalam suara Anya. Ia benar-benar sedih, tetapi ia tidak bisa mengatakannya.     

Ketika mobil mereka berhenti di depan perusahaan Atmajaya Group, Anya tidak langsung turun dari mobil. Ia melihat tubuh Aiden yang tinggi keluar dari gedung perusahaan itu dan berjalan menghampirinya.     

Tanpa berpikir dua kali, Anya langsung turun dan berlari kecil ke arahnya.     

Aiden tersenyum saat melihat istri kecilnya menghampirinya dengan tidak sabar dan langsung merentangkan kedua tangannya.     

Anya melemparkan tubuhnya ke pelukan Aiden dan memeluk pinggangnya erat-erat. "Aiden, kita baru saja berpisah tetapi aku sudah merindukanmu."     

Aiden hanya tersenyum mendengarnya. Ia mengecup puncak kepala Anya dengan lembut.     

Sebenarnya, Aiden sudah mengetahui semuanya ...     

Setelah kejadian saat Raka berdiri di depan gerbang rumah di hari ulang tahunnya, Aiden menghubungkan CCTV rumah dengan ponselnya sehingga ia bisa mengawasi apa pun yang terjadi di rumah.     

Ia tahu Deny baru saja mengunjungi rumah mereka untuk menemui Anya.     

Ia tahu Anya merasa sangat sedih setelah bertemu dengan ayahnya.     

Aiden tidak mengatakan apa pun, hanya memeluk tubuh Anya dengan erat. Ia berharap, pelukannya itu bisa menenangkan hati Anya yang sakit.     

"Apakah kamu merindukanku?" Anya mengangkat kepalanya di pelukan Aiden dan bertanya dengan polos.     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.