Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Merekam Diam-Diam



Merekam Diam-Diam

0"Bagaimana kalau kamu mengasah kemampuan menyetirmu dan menjadi supirku untuk membayar biaya listrik dan air?" sela Aiden.     

Anya langsung terdengar bersemangat. "Baiklah kalau begitu. Aku akan menjadi supirmu untuk membayar biaya listrik dan air."     

"Hmm …" Aiden menatap wajah Anya yang terlihat berbinar. Istri kecilnya ini mudah disenangkan.     

"Aiden, kamu terlihat sangat tampan saat tersenyum. Mulai hari ini kamu hanya boleh tersenyum di depanku. Apakah kamu mengerti?" kata Anya.     

Aiden terkekeh saat mendengar keposesifan Anya. "Baiklah."     

Setelah pertengkaran mereka yang mengancam hingga perceraian, mereka berdua tidak hanya berbaikan, tetapi hubungan mereka menjadi lebih stabil.     

Anya mempercayai Aiden dan Aiden mempercayai Anya. Hubungan mereka semakin erat dan kepercayaan mereka terhadap satu sama lain juga semakin terbangun.     

Aiden semakin sering tersenyum sehingga wajahnya yang dingin tidak sekaku dulu. Suara tawanya sekarang lebih sering terdengar setelah keberadaan Anya di kehidupannya …     

…     

Begitu tiba di bioskop, Aiden ingin menyewa satu gedung bioskop agar tidak ada yang mengganggu kencannya dengan Anya. Tetapi Anya ingin merasakan suasana kencan seperti pasangan biasa.     

Akhirnya, Aiden mengalah. Tetapi ia tetap membeli semua kursi di deretannya agar tidak ada yang bisa duduk di dekat mereka berdua.     

Anya sedang memegang satu bungkus popcorn dengan senyuman manis di wajahnya. Ia benar-benar terlihat seperti gadis yang sedang jatuh cinta, manis semanis gula.     

Karena ini adalah kencan, tentu saja mereka akan memilih film tentang cinta!     

Mata Aiden memicing saat melihat film pilihan mereka. Film tentang cinta biasanya memiliki jalur cerita yang sangat tertebak sehingga ia sama sekali tidak tertarik.     

Selama di dalam bioskop, ia tidak terlalu memperhatikan film yang mereka tonton. Ia hanya menikmati kencannya bersama dengan Anya dan sesekali memandang wajah istrinya yang terlihat larut dalam film yang disaksikannya.     

Begitu klimaks dari film itu ditunjukkan, kedua pemeran utama saling berpelukan dan berciuman.     

Beberapa pasangan seolah tenggelam dalam film tersebut dan mengikuti ciuman mereka. Aiden dan Anya yang duduk di kursi paling belakang bisa melihat apa yang para pasangan itu lakukan.     

"Kamu ingin berkencan di bioskop. Apakah kamu ingin aku mempelajari hal ini?" Aiden mengangkat alisnya dan menatap Anya. Sebelum Anya bisa menjawab, ia menundukkan kepala dan mengulum bibirnya.     

"Aiden … Nanti ada yang lihat," bisik Anya.     

Aiden tidak peduli. Mengapa ia harus takut ada yang melihatnya? Toh, ia sedang mencium istrinya sendiri.     

Ia tidak melepaskan Anya. Malahan, pelukannya semakin erat dan menarik tubuh Anya untuk semakin mendengar ke arahnya.     

"Apakah filmnya bagus?" bisik Aiden.     

"Filmnya sangat menyentuh. Akhirnya mereka bisa bersatu!" Anya sangat senang dan merasa mereka sama seperti pemeran utama di film tersebut.     

Aiden hanya tertawa kecil melihat kepolosan Anya. Film ini sungguh dibuat-buat dan sangat tidak menarik, tetapi istri kecilnya ini sangat mudah tersentuh.     

Tangan kecil Anya memeluk lengan Aiden dengan erat dan menyandarkan kepalanya di pundak Aiden. "Aiden, kalau ada kesalahpahaman di antara kita. Kita harus membicarakannya, ya?"     

"Hmm …" Aiden mengangguk dengan linglung. Ia melihat beberapa penonton di bawah mereka tampak masih berciuman seolah sedang berlomba-lomba siapa yang bisa berciuman paling lama.     

Aiden menatap bibir mungil istrinya. Ia memegang dagu Anya dan menciumnya sekali lagi!     

Anya merasa panik. Ia mendorong dada Aiden dan berbisik. "Aiden, ada banyak orang di sini!"     

"Aku sedang mencium istriku sendiri," Aiden sama sekali tidak peduli. Biarkan semua orang itu melihatnya, melihat bahwa Anya adalah miliknya. Anya adalah istrinya, miliknya. Mengapa ia harus memikirkan orang lain saat ia ingin mencium istrinya?     

Aiden kembali mengulum bibirnya dengan lembut, membuat jantung Anya berdegup dengan sangat kencang. Ia takut ada seseorang yang melihat mereka.     

Melihat Anya merasa malu, Aiden hanya tertawa kecil. "Tidak akan ada yang lihat!"     

Aiden mendekatkan tubuhnya ke arah Anya dan menekannya ke arah tempat duduknya. Bibirnya yang mengulum Anya dengan lembut menjadi semakin ganas.     

Anya kehilangan kemampuannya untuk berpikir setiap kali Aiden menciumnya. Ia bahkan sudah mulai lupa untuk melawan. Otaknya terasa kosong dan ia pasrah saat bibir Aiden menyerangnya. Ia mulai membalas ciuman Aiden.     

Bibirnya ikut bergerak seperti sedang terbawa arus ombak.     

Lampu di bioskop tersebut gelap. Tidak ada yang bisa melihat mereka saat ini. Para penonton di barisan depan sudah selesai berciuman dan lanjut menonton film, tetapi Anya dan Aiden masih tidak rela untuk melepaskan satu sama lain.     

Namun, tidak disangka-sangka, Natali dan Raisa juga sedang berada di gedung bioskop yang sama dengan mereka.     

Natali baru saja kembali dari toilet dan hendak menuju ke tempat duduknya. Saat berjalan, ia tidak sengaja melihat sepasang kekasih sedang berciuman dengan sangat mesra. Pria itu sedang menahan tubuh sang wanita di tempat duduk sementara bibir mereka saling terjalin.     

Saat ia hendak duduk kembali di samping Raisa, sekilas ia melihat wajah Anya.     

Natali kembali duduk dan sengaja berkata, "Raisa, coba lihatlah pasangan yang ada di kursi paling belakang. Mereka seharusnya tidak usah pergi ke bioskop, tetapi ke hotel saja!"     

"Memangnya ada apa?" Raisa menoleh secara diam-diam.     

"Jangan dilihat!" Natali menarik tangan Raisa dan berkata dengan suara pelan. "Samar-samar aku melihat wajah wanita itu dan wajahnya mirip dengan Anya. Apakah pria itu adalah Aiden?"     

"Tidak mungkin. Mata Aiden belum pulih. Mana mungkin ia pergi ke bioskop? Kalau memang itu adalah Anya, ia pasti sedang berselingkuh dengan pria lain di belakang Aiden. Aku akan mencari tahu," diam-diam Raisa mengeluarkan ponselnya.     

"Raisa, jangan cari masalah. Ayo kita menonton saja!" Natali berusaha untuk menghalangi Raisa.     

Tetapi Raisa merasa sosok wanita itu memang mirip dengan Anya. Ia mencari posisi yang tepat untuk diam-diam merekam pasangan tersebut.     

Ia menyalakan ponselnya secara diam-diam dan merekam perilaku tidak senonoh kedua orang tersebut secara diam-diam. Saat merasa bahwa tidak ada yang mengetahui perbuatannya, ia sengaja berpindah tempat duduk untuk semakin mendekat ke arah Anya dan Aiden agar bisa mendapatkan gambaran wajah mereka dengan jelas.     

Setelah mendapatkan rekaman itu, Raisa merasa sangat puas dan kembali ke tempat duduknya. Ia menarik Natali untuk keluar dari gedung bioskop. "Ayo kita pergi. Tidak usah menonton lagi!"     

Natali tahu bahwa Raisa sudah mendapatkan bukti perselingkuhan Anya dan ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu.     

"Tuan, baru saja Nona Raisa diam-diam merekam Anda dan Nyonya. Apakah Anda ingin saya yang menanganinya?" begitu Raisa pergi, pengawal Aiden segera menghampirinya.     

Ia sudah menelepon Aiden tiga kali sebelumnya, tetapi Aiden mengabaikannya. Aiden terus mencium istrinya dan melakukan apa pun yang ia mau. Pengawal itu tidak berani mengganggu Aiden.     

Setelah selesai, baru lah ia berani menghampiri Tuannya.     

"Hmm … Apa yang ingin ia lakukan?" tanya Aiden dengan suara pelan.     

"Aiden, Raisa sengaja merekam kita saat berciuman. Ayo cepat kita hentikan dia!" Anya segera bangkti berdiri dan bergegas keluar dari gedung bioskop.     

"Wanita sialan ini telah mengganggu kencanku," gerutu Aiden dengan tidak senang sambil menyusul Anya.     

Anya bergerak sangat cepat. Raisa sudah menuliskan kata-kata di bawah postingan tersebut tetapi belum sempat mempostingnya ke internet. Tiba-tiba saja, Anya sudah merampas ponsel itu dari tangannya.     

"Siapa? Kembalikan ponselku!" teriak Raisa dengan marah. Begitu ia berbalik dan melihat Anya, ia langsung terdiam.     

Anya melihat video ciuman dia dan Aiden sudah hendak diposting. Anya menatap Raisa dan bertanya dengan dingin. "Apa yang ingin kamu lakukan Raisa?"     

Raisa mendengus. "Anya, kalau aku mengirim video itu ke internet, kamu akan benar-benar hancur."     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.