Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Yang Paling Penting



Yang Paling Penting

0"Tuan, bagaimana kalau Nyonya salah paham?" tanya Harris dengan khawatir.     

Aiden ingin Harris mengatakan pada Nico bahwa Aiden membawa seorang wanita ke dalam kantornya dan tidak mau diganggu. Bukankah Nico akan menyampaikan hal itu pada Anya?     

Bagaimana kalau mereka bertengkar?     

"Lakukan saja sesuai dengan perintahku," kata Aiden dengan tatapan tidak terbaca.     

Harris tidak bisa memahami jalan pikiran Tuannya sehingga ia memutuskan untuk menyampaikan kata-kata Aiden kepada Nico.     

Nico terkenal sebagai raja drama sehingga ia langsung membayangkan hal-hal aneh di otaknya. Ini adalah masalah yang serius.     

Ia segera menelepon Anya lagi. "Bibi, tidak peduli bagaimana pun caranya, cepat naiklah ke atas. Harris bilang Paman membawa seorang wanita ke kantornya setengah jam lalu dan mereka belum keluar juga. Harris tidak berani masuk ke dalam kantor karena takut mengganggu Paman. Dan Harris tidak tahu bagaimana cara memberitahunya kepadamu sehingga ia tidak berani mengangkat teleponmu.��     

"Aiden sedang di kantornya? Bersama dengan seorang wanita?" Anya terkejut. Ia tahu ia harus naik ke atas, tetapi ia tidak berani melihat kenyataannya. Ia tidak mau melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.     

"Bibi, aku hanya bisa memberitahumu saja. Sekarang semuanya tergantung padamu," kata Nico sebelum menutup teleponnya.     

Anya merasa ragu untuk naik. Nico mengatakan bahwa Aiden membawa wanita ke kantornya. Anya tidak mempercayainya. Atau lebih tepatnya, ia tidak mau percaya.     

Itu sebabnya ia merasa ragu dan takut untuk melihatnya langsung …     

Aiden adalah orang yang jujur. Meski mereka sedang bertengkar, apakah benar Aiden tega membawa seorang wanita dan berselingkuh di kantornya sendiri?     

Atau Nico sengaja mengarang-ngarang?     

Atau Aiden yang menyuruh Nico mengarang semua ini?     

Anya menatap ke arah lift kantor Aiden. Ia sudah pernah ke tempat ini sebelumnya sehingga ia sudah tahu jalan menuju ke kantor Aiden.     

Begitu lift tersebut terbuka dan berhenti di lantai satu, Anya langsung berlari ke dalam ketika petugas resepsionisnya tidak memperhatikan dirinya.     

Petugas tersebut langsung panik ketika melihat Anya naik ke lantai atas tanpa ijin. Ia menyusulnya sambil berteriak. "Nona, Anda tidak boleh naik tanpa ijin!"     

Anya tidak peduli. Ia segera memencet lantai teratas dan memencet tombol untuk menutup pintu lift berulang kali.     

Petugas resepsionis itu hanya bisa melihat pintu lift yang tertutup. Anya berpura-pura tidak mendengar wanita itu menggedor pintu lift dan memintanya untuk turun.     

Ia benar-benar harus bertemu dengan suaminya. Saat ini juga!     

Lift itu berhenti di lantai teratas. Begitu keluar, Anya melihat Harris baru saja keluar dari kantor Aiden.     

"Nyonya, bagaimana Anda bisa naik ke atas?" Harris berpura-pura terkejut.     

"Aku meneleponmu berulang kali tetapi kamu tidak menjawab. Jadi aku naik ke atas sendiri. Bukankah kita sudah janjian untuk pergi ke pabrik makanan?" kata Anya dengan tenang.     

"Nyonya, ini hari minggu. Manajer pabrik sedang libur dan pabriknya juga sedang tutup. Janjiannya pada hari senin besok," kata Harris.     

Anya terdiam saat mendengar alasannya langsung terbantahkan. Ia langsung mengalihkan pembicaraan. "Apakah Aiden ada di dalam?"     

Harris melirik ke arah pintu kantor Aiden dan berkata, "Sekarang Tuan tidak bisa menemui Anda. Saya akan meminta Pak Abdi untuk mengantarkan Anda pulang."     

"Apakah ada seseorang di dalam?" tanya Anya dengan curiga.     

Harris mengangguk.     

"Seorang wanita?" tanya Anya lagi.     

Harris ragu sejenak dan kemudian mengangguk lagi.     

Anya menarik napas dalam-dalam. Apakah benar yang dikatakan oleh Nico?     

Anya berusaha menenangkan dirinya. "Masalah bisnis atau pribadi?"     

"Masalah pribadi. Tuan tidak mau diganggu," jawab Harris.     

"Kalau kamu tidak bisa menyelesaikan masalah pribadi Aiden mengenai wanita, aku, Nyonya Atmajaya, yang akan turun tangan," Anya melangkah maju.     

"Nyonya, Anda tidak boleh masuk," Harris berusaha untuk menghalanginya.     

Begitu masuk ke dalam, Anya langsung mengunci pintu agar Harris tidak mengikutinya.     

Aiden tidak berada di dalam kantor tersebut. Apakah Aiden berada di dalam kamarnya bersama dengan wanita itu?     

Apakah Aiden benar-benar berselingkuh?     

Anya benar-benar takut. Ia tidak mau masuk ke dalam dan melihat suaminya bersama dengan wanita lain. Apakah ia harus mengurungkan niatnya?     

Kakinya melangkah ke kamar Aiden. Melihat pintu ruangan itu setengah tertutup, ia mendorong pintunya dan berjalan maju. Sebelum ia bisa bereaksi, ia mendengar suara pintu ditutup di belakangnya.     

Aiden sedang berdiri di depan pintu.     

"Aiden? Apa yang kamu lakukan?" tanya Anya dengan bingung.     

"Kamu sudah datang. Aku rasa ini waktunya untuk berbicara," kata Aiden dengan suara dalam.     

Anya menatap ke arah Aiden dan kemudian melirik ke arah tempat tidur besar di belakangnya. Ia langsung menyadari sesuatu. Sepertinya ia sudah tertipu dengan rencana Aiden.     

Ia seperti menyerahkan dirinya ke depan kandang singa!     

Anya sedikit mundur dan matanya tidak berani memandang Aiden. ia berkata dengan tenang. "Ayo kita keluar dan bicara di kantormu."     

"Kita bisa berbicara di sini," Aiden melangkah maju dan memegang pinggang Anya dengan tangan besarnya.     

"Aiden, kamu ke kantor untuk lembur. Kalau memang ada yang harus dibicarakan, lebih baik kita bicara di rumah saja," Anya langsung memahami apa yang Aiden ingin lakukan dan merasa panik.     

Namun, suaminya itu sepertinya tidak bisa mendengarkan kata-katanya. Ia mendorong tubuh Anya hingga punggung Anya menempel di pintu.     

Anya terkejut saat punggungnya menabrak pintu dengan sedikit keras sehingga ia merintih.     

Kepalanya terangkat, ia menatap Aiden dengan matanya yang marah. "Apa yang mau kamu lakukan? Ini masih siang!" Anya begitu takut hingga lidahnya seperti terikat. Ia mengulurkan tangannya untuk memegang kenop pintu, ingin melarikan diri dari tempat tersebut.     

Begitu tangannya menyentuh kenop pintu, Aiden langsung menangkapnya. Anya langsung tersentak, "Aiden, bisakah kita membicarakan masalah ini baik-baik?"     

"Siapa yang lebih penting untukmu? Mantan kekasihmu atau aku?" wajah Aiden terlihat muram dan matanya terlihat dingin.     

Anya hanya bisa mengedipkan matanya. Ia seolah menyadari sesuatu dan merasa hatinya sakit untuk Aiden. Suaminya itu sedang cemburu!     

Aiden yang biasanya terkenal angkuh dan dingin …     

Aiden yang kejam dan tidak peduli pada siapa pun …     

Aiden yang gagah perkasa, saat ini sedang merasa cemburu!     

Suaminya merasa marah karena mengira Anya menganggap ulang tahun Raka sebagai hari yang penting. Aiden begitu khawatir terhadap perasaannya dan hubungan pernikahan mereka sehingga dibutakan oleh rasa cemburu.     

"Aiden. Hal penting yang aku maksud bukan ulang tahun Raka. itu sama sekali tidak penting. Aku hanya khawatir melewatkan telepon dari rumah sakit karena kamu …"     

"Apakah kamu mengerti mengapa aku marah?" Aiden menempelkan dahinya di dahi Anya. Tubuhnya yang kuat dan berotot sedang menekan Anya.     

Anya merasa panik. Ia tidak pernah melihat Aiden semarah ini.     

Ia mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Aiden dengan lembut. "Aiden, tolong jangan seperti ini. Aku takut …"     

"Karena Raka bersedia untuk memberimu uang dan membantumu untuk bercerai denganku, ia lebih penting daripada aku di hatimu?" Aiden menundukkan kepalanya dan menggigit bibir Anya dengan keras.     

"Ahh!" Anya menjerit karena rasa sakit di bibirnya. "Mengapa kamu menggigitku?" teriaknya dengan marah.     

"Karena aku adalah serigala," akhirnya Aiden menjawab Anya.     

Sebelumnya, pria itu begitu tenggelam dalam kecemburuannya sehingga seperti tidak bisa mendengar kata-kata Anya sama sekali.     

Anya melingkarkan tangannya di leher Aiden dan bergelayut manja. "Kamu tahu sendiri, kamu lah yang paling penting untukku."     

"Aku tidak tahu," Aiden masih merajuk. Matanya terlihat tidak berbinar sama sekali saat mengurung Anya di dalam cengkeramannya.     

"Kalau begitu biarkan aku memberitahumu. Kamu adalah orang yang paling penting untukku. Tidak ada orang lain di dunia ini yang lebih penting untukku daripada dirimu," kata Anya. Ia khawatir Aiden tidak akan mempercayainya karena ia tidak tahu apalagi yang harus ia lakukan agar Aiden tidak marah lagi kepadanya.     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.