Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kertas Putih



Kertas Putih

0"Telepon dari rumah sakit juga penting untukmu. Ulang tahun Raka juga penting untukmu. Sepertinya semua orang dan hal-hal itu jauh lebih penting dibandingkan aku. Anya, bukankah kamu munafik? Kamu menyalahkanku karena aku menghalangimu untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Raka, kan?" kata Aiden dengan dingin.     

Anya mengerutkan keningnya. "Ibuku masih koma. Aku khawatir akan melewatkan panggilan penting dari rumah sakit. Apakah itu salah? Dan aku hanya menganggap Raka sebagai teman. Aku sudah melupakan masa laluku."     

"Raka bukan temanmu. Dia adalah mantan kekasihmu!" Aiden mengingatkan dengan suara dingin.     

"Aku sudah punya kamu. Dan Raka sudah bertunangan," kata Anya dengan tidak berdaya.     

"Tetapi Raka belum melupakanmu. Itu adalah masalah terbesarnya." Memang benar Anya sudah melupakan Raka dan perlahan jatuh cinta pada Aiden. Tetapi sebenarnya yang tidak bisa aiden percaya adalah Raka.     

Raka masih menyimpan cinta pada Anya dan Aiden tidak bisa berbuat apa pun. Pada akhirnya, ia hanya bisa melampiaskan kekesalannya pada istrinya.     

"Aiden, kalau kamu benar-benar mencintaiku dan bisa memberiku kebahagiaan, Raka rela untuk melepaskanku. Ia sendiri yang mengatakannya padaku. Ia bukan hanya mantan kekasihku. Aku sudah menganggapnya sebagai saudaraku sendiri karena kami tumbuh bersama," jelas Anya.     

"Mungkin kamu merasa seperti itu, tetapi ia berbeda." Aiden tidak memberitahu Anya bahwa kemarin malam, Raka tidak hanya menunggu ucapan selamat ulang tahun dari Anya.     

Raka bahkan muncul di depan gerbang rumah mereka dari malam dan pulang saat subuh.     

Ketika Aiden melihatnya dari CCTV, ia tidak hanya merasa marah, tetapi juga terancam.     

Meski Raka sudah mengumumkan pertunangannya dengan Natali, sepertinya pria itu belum bisa melupakan Anya.     

"Aiden, aku benar-benar mencintaimu. Hanya kamu yang ada di hatiku. Tolong percayalah padaku. Hanya kamu yang paling penting di hatiku," Anya tidak tahu bagaimana membuat Aiden percaya padanya.     

Ia berjinjit untuk mengecup bibir Aiden, tetapi Aiden tidak membalasnya.     

Anya tidak menyerah. Ia bergelantung di tubuh Aiden seperti seekor koala, melingkarkan tangannya di leher Aiden dan kakinya di pinggang suaminya. "Suamiku, jangan marah padaku. Hanya kamu yang benar-benar aku cintai."     

Aiden mengabaikan suara lembut Anya dan mengabaikan istrinya yang bergelayut padanya. Namun pada saat Anya hendak terjatuh, ia segera mengulurkan tangannya untuk menahan tubuh Anya agar tidak terjatuh.     

"Aku sudah menyuruh Harris untuk mengirimkan hadian pertunangan pada Keluarga Mahendra atas namaku dan kamu, sebagai suami istri" kata Aiden.     

"Hmm … Aku setuju. Kamu sangat baik, mau memberi mereka hadiah," Anya mengangguk sambil tersenyum. Ia benar-benar terlihat tidak peduli pada Raka. "Apakah kamu masih marah sekarang?"     

"Aku hanya merasa tidak nyaman," Aiden membawa tubuh Anya dan duduk di pinggir tempat tidur.     

Bibir Anya mengerucut. Ia sudah bersusah payah untuk membujuk suaminya, tetapi mengapa Aiden masih marah.     

Anya memegang wajah Aiden dengan kedua tangannya dan mengecup bibirnya dengan lembut. "Apakah sudah lebih baik?"     

"Belum," Aiden berbalik dan menekan tubuh Anya di bawahnya.     

"Aiden, ini masih siang …" Anya terkejut dan melihat ke arah luar jendela.     

Tangan Aiden terulur untuk mengambil remote control di atas kepala ranjang dan memencet sebuah tombol. Ia menutup gorden sehingga seluruh ruangan itu menjadi gelap. "Sudah gelap sekarang."     

"Ha! Baiklah, baiklah. Kamu menang." Anya merentangkan kedua tangannya seperti sedang pasrah, membuat Aiden dalam hati tertawa kecil.     

Aiden menundukkan kepalanya dan mengulum bibir Anya dengan lembut. Matanya terlihat dalam saat menatap wajah wanita yang dicintainya.     

Tidak butuh waktu lama, Anya langsung terperangkap dalam jerat cinta Aiden. Tenggelam dalam ciuman-ciumannya dan tidak bisa melepaskan dirinya.     

Ia merasa seperti sebuah kapal kecil yang terombang-ambing di tengah laut, sementara Aiden adalah ombak yang menuntunnya.     

Otaknya terasa kosong dan ia hanya bisa berpegangan pada leher Aiden.     

Aiden merasa puas dengan respon Anya. Semakin ia mencium istrinya, ia menjadi semakin kecanduan.     

Anya juga tidak menolak ciuman-ciuman itu. Malahan, Anya menikmati setiap ciuman yang diberikan oleh Aiden. Meskipun ia tidak tahu bagaimana caranya berciuman dan semua gerakannya berantakan, Aiden menjadi semakin tidak terkendali. Api di hatinya seakan tidak bisa dipadamkan.     

Napas mereka menjadi semakin cepat. Pendingin ruangan di tempat itu seolah tidak ada artinya.     

Kulit Anya yang awalnya seputih salju menjadi merona, berwarna merah muda. Di beberapa lokasi tertinggal bekas merah yang diciptakan oleh suaminya. Napasnya tidak teratur sehingga ia menjadi pusing.     

Aiden melepaskan bibirnya dari bibir Anya. Matanya terlihat penuh gairah saat menatap wajah istrinya. "Dasar gadis bodoh. Bernapaslah. Atau kalau tidak, mungkin kamu menjadi orang pertama yang meninggal karena sesak napas saat berciuman."     

Anya membuka matanya yang terlihat menerawang. Bibirnya masih terbuka seolah sedang mengejar napasnya.     

"Aku … Aku tidak tahu caranya," katanya dengan suara pelan, membuat Aiden semakin terpana.     

"Aku akan mengajarimu," Aiden melawan insting tubuhnya untuk bercinta dengan Anya saat itu juga dan memilih untuk mengajari Anya berciuman dengan sabar.     

Anya menatap Aiden dengan mata polosnya.     

Sekali lagi, Aiden mengulum bibir Anya, menghalangi apa yang ingin dikatakan oleh istrinya. Anya yang tidak bisa berkata-kata hanya bisa mengerutkan keningnya.     

Tetapi kerutan itu malah membuat Aiden tersenyum.     

Ia mengulurkan tangannya dan memegang dagu Anya dengan lembut. "Anya, cintailah aku saja. Jangan tunjukkan perhatian pada pria lain. Jadikan aku satu-satunya pria yang ada di hatimu. Jadikan aku satu-satunya pria yang penting untukmu."     

Anya hanya mengerucutkan bibirnya. "Aku sudah bilang memang hanya kamu yang paling penting di hatiku."     

Aiden mengangguk dengan puas. Napasnya yang maskulin tercium oleh Anya, aroma napas khas Aiden yang sangat Anya sukai.     

Anya melingkarkan tangannya di leher Aiden dan berkata, "Aiden, aku masih sangat muda. Aku tidak punya pengalaman menjadi seorang istri. Beri aku waktu untuk belajar. Aku akan menyenangkanmu."     

"Kalau kamu punya pengalaman menjadi istri orang lain, tentu saja aku tidak mau denganmu," Aiden menatap Anya sambil terkekeh.     

Istrinya masih sangat muda sehingga tidak memiliki banyak pengalaman. Ditambah lagi, kepolosan dan kebaikan hati Anya seharusnya membuat Aiden sadar bahwa ia tidak perlu cemburu buta seperti ini.     

Tetapi entah mengapa ia tetap merasa tidak nyaman.     

Mungkin itu karena ia terlalu mencintai Anya …     

"Aiden, kamu seharusnya merasa beruntung mendapatkan istri yang cantik dan muda sepertiku. Seharusnya kamu fokus menyayangiku dan memanjakan aku. Jangan khawatir, aku hanya mencintaimu. Oke?" Anya memeluk leher Aiden dan mengambil inisiatif untuk mencium bibirnya.     

Sebenarnya, itu tidak bisa dikatakan sebagai ciuman karena Anya tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Ia hanya menyentuhkan bibirnya sekilas.     

Aiden menggunakan tangannya untuk mendukung tubuhnya di atas tempat tidur, membiarkan Anya melakukan apa pun yang ia mau. Setelah beberapa saat, Anya merasa lelah dan kesal.     

"Aku tidak tahu caranya!" ia menyerah.     

"Seperti ini caranya …" Aiden menundukkan kepalanya dan mengulum bibir Anya dengan lembut. Guru yang baik akan menghasilkan murid yang baik sehingga Anya bisa mempelajarinya dengan cepat.     

Aiden melihat bibir Anya mengulum bibirnya. Bibir mereka seperti saling berdansa, bertautan satu sama lain, bergerak sesuai dengan irama. Hatinya terasa sangat senang.     

Semua rasa cemburu, rasa tidak nyaman, rasa sedihnya sudah menghilang …     

Apa yang Anya katakan benar. Ia menikahi istri yang muda dan cantik. Ia benar-benar menyayanginya dan memanjakannya sehingga tidak bisa marah dengan kepolosan dan kebaikan hati Anya.     

Meski terkadang ia merasa kesal, namun kepolosan dan kebaikan hati Anya yang membuatnya semakin jatuh cinta.     

Anya seperti sebuah kertas putih yang bersih. Dan tugas Aiden saat ini adalah mengajarinya apa pun yang tidak Anya pahami.     

Jika Anya tidak tahu bagaimana caranya menjadi istri yang baik, Aiden akan membimbingnya.     

Suatu hari nanti, istri kecilnya itu akan tumbuh dan berkembang menjadi seorang wanita dewasa.     

Anya mengerutkan keningnya di tengah-tengah ciuman mereka. "Aiden, kamu tidak punya pengalaman jatuh cinta, tetapi mengapa kamu sangat mahir dalam segala hal. Jujur padaku, apakah kamu mempunyai wanita simpanan untuk berlatih? Siapa wanita itu?"     

Sekarang, giliran Anya yang merasa cemburu …     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.