Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Wanita Lain di Kantor Aiden



Wanita Lain di Kantor Aiden

0"Apakah benar ini Nona Anya? Ini waktunya Anda membayar biaya rumah sakit ibu Anda," kata orang tersebut begitu Anya mengangkat teleponnya.     

Sepertinya, uang yang ia pinjam dari Aiden untuk membayar biaya rumah sakit ibunya sudah habis dan sekarang ia harus membayar biaya lagi.     

Ia bahkan belum bisa mengembalikan hutang itu pada Aiden!     

"Berapa besar biayanya?" tanya Anya dengan khawatir.     

"Anda bisa membayar uang depositnya dulu sebesar dua puluh juta dan membayarnya lagi ketika tagihannya keluar nanti."     

Dua puluh juta? Anya ingin menangis rasanya. Uang di tabungannya sudah menipis dan ia juga harus mencari uang untuk membayar hutangnya pada Aiden.     

Sekarang, ia juga tidak bisa meminta bantuan Aiden lagi karena suaminya sedang marah.     

Akhirnya ia hanya bisa menggunakan seluruh uang di tabungannya dan ia kembali miskin lagi.     

Anya hanya bisa berharap Aiden tidak membatalkan pesanannya karena ia benar-benar membutuhkan uang itu. Apakah Aiden akan membatalkan pesanannya hanya karena ia mengucapkan selamat ulang tahun pada Raka?     

Ia hanya melakukannya karena formalitas. Anya tidak menyangka hal yang ia tidak anggap penting seperti itu akan membuat Aiden marah.     

Anya hanya bisa pergi menuju ke Iris dengan perasaan sedih.     

…     

Begitu tiba di Iris, Anya langsung naik ke lantai dua dan mencari Esther untuk memberikan sampel parfumnya.     

Ketika melihat Anya datang ke tempat kerja, Esther terkejut. "Bukankah aku sudah setuju kalau kamu boleh bekerja di rumah?" tanyanya.     

Anya hanya tersenyum dan mengeluarkan sampel parfum dari tasnya. "Aku membuat dua sampel parfum dan ingin meminta pendapatmu."     

"Apakah kamu memesannya atau kamu membuatnya sendiri?" Esther langsung bersemangat saat melihat parfum yang dibawa oleh Anya.     

"Ini adalah resep parfum ibuku yang telah lama hilang. Aku membawa dua botol, hijau dan merah muda. Salah satunya merupakan resep asli ibuku dan yang lainnya sudah aku sesuaikan dengan ideku," kata Anya.     

"Resep ibumu yang hilang? Tidak heran tiba-tiba saja Imel akan mengeluarkan parfum." Ia tahu bahwa Imel pasti juga bisa mendapatkan akses pada resep parfum tersebut sehingga Amore tiba-tiba saja mengeluarkan parfum baru setelah sekian lama.     

Ternyata itu adalah resep parfum milik Diana.     

Esther mengambil botol berwarna hijau dan mencoba untuk menciumnya. Ia sangat penasaran dengan aroma yang akan muncul dari botol tersebut.     

Karena kecelakaan yang menimpa dirinya, Esther tidak bisa mengingat bau-bauan. Ia hanya bisa menguji aroma dan mencatatnya secara langsung untuk menilai aroma yang ia cium saat itu juga.     

"Bagaimana?" Anya menatap Esther dengan penuh harap.     

"Aku rasa botol yang ini bukan resep buatan ibumu," Esther sedikit mengerutkan keningnya. "Ataukah penyakitku semakin parah?"     

"Memangnya ada apa dengan aromanya?" tanya Anya.     

Tidak ada aroma bunga iris di parfum ini. Padahal semua parfum buatan Diana selalu mengandung aroma iris. Namun kali ini aku tidak menciumnya sama sekali."     

Kemudian, Esther membuka sebuah toples berisi biji kopi untuk menetralkan indera penciumannya.     

"Di dalam botol hijau itu adalah formula parfum yang aku sesuaikan dengan ideku. Aku mengubah aroma lemonade di awal menjadi bergamot dan mengubah iris menjadi orange blossom. Aku ingin menciptakan aroma manis dari rasa asam. Dan yang paling penting, parfum itu tidak mengandung alkohol," kata Anya.     

"Itu adalah ide yang bagus. Apakah resep yang asli ada di botol berwarna merah muda?" mata Esther tertuju pada botol yang satunya.     

Setelah sepuluh tahun lamanya, akhirnya ia bisa melihat produk baru ciptaan Diana Hutama. Bagaimana mungkin ia tidak merasa bersemangat?     

"Hmm … Ini adalah parfum yang akan diluncurkan oleh Imel. Ia memiliki formula parfum ibuku," kata Anya dengan serius.     

Esther sekali lagi menghirup aroma biji kopi dalam-dalam dan setelah itu ia mulai mencium aroma parfum di dalam botol berwarna merah muda.     

Anya menunggu dengan sangat sabar, tidak berani mengganggu Esther sedikit pun.     

Esther juga menilai parfum tersebut dengan sangat berhati-hati. Setelah mengujinya, ia langsung mencatat beberapa hal.     

"Anya, aku menyarankan padamu untuk memperkenalkan parfum tanpa alkohol pada hari yang bersamaan dengan peluncuran parfum Imel. Aku yakin kita akan menang," kata Esther dengan yakin.     

Anya tertegun sejenak dan berkata, "Bu Esther, aku tidak mengerti apa yang kamu maksud."     

"Formula parfum ibumu sangat mirip dengan parfum merk Dior. Apa gunanya parfum yang serupa? Parfum hanyalah parfum. Semakin unik dan semakin berbeda, orang akan semakin tertarik untuk membelinya. Kalau kedua parfum tersebut sama-sama memiliki aroma bunga, bukankah lebih baik membeli merek yang lebih terkenal?" kata Esther. Ia mengutarakan pendapat sebagai seorang pembeli.     

"Apa maksudmu parfum aroma bunga seperti ini tidak akan bisa bersaing dengan brand terkemuka sehingga penjualannya tidak akan bagus?" wajah Anya terlihat kecewa.     

"Industri parfum semakin maju akhir-akhir ini. Semakin banyak pecinta parfum yang muncul. Dan akhir-akhir ini, mereka semua mengejar nilai-nilai ekologis. Mereka menginginkan sesuatu yang baru, termasuk parfum tanpa kandungan alkohol karena maraknya alergi alkohol akhir-akhir ini. Jadi, aku menyarankan agar kamu meluncurkan parfum non alkohol," kata Esther.     

"Aku tidak mau dianggap sebagai plagiat karena aku menciptakan parfum ini berdasarkan resep milik ibuku," kata Anya dengan malu.     

Esther menepuk bahu Anya dan berkata, "Ini bukan plagiarisme. Kamu hanya menggunakan resep ibumu sebagai referensi."     

"Kalau begitu aku akan pulang dan menyempurnakannya lagi. Aku khawatir aku tidak akan bisa mengurus pesanan online …" kata Anya.     

"Kalau kamu memutuskan untuk mengikuti saranku, meluncurkan parfum non alkohol pada saat yang bersamaan dengan peluncuran parfum Imel, kamu harus segera menyempurnakannya. Biar aku yang mengurus pesanan di toko," kata Esther.     

"Terima kasih, Bu Esther. Aku pulang dulu. Ada hal yang harus aku urus." Anya berencana untuk pergi ke pabrik pemrosesan makanan dengan Harris untuk membahas mengenai biaya proses agar ia bisa menyelesaikan pesanan Aiden secepat mungkin. Ia tidak boleh membiarkan Aiden membatalkannya.     

Setelah keluar dari Iris, Anya segera naik bus menuju ke kantor Aiden. Setengah jam kemudian, ia tiba di depan Atmajaya Group.     

Hari ini adalah hari minggu sehingga kantor itu sepi. Hanya ada satu orang yang berjaga di meja resepsionis.     

Anya menelepon Aiden tetapi suaminya itu tidak menjawab.     

Ia menelepon Harris, tetapi Harris juga tidak mau menjawab teleponnya.     

Anya merasa sedikit frustasi. Aiden pasti sangat marah sehingga tidak mau mengangkat teleponnya. Harris juga tidak mengangkat teleponnya karena Aiden pasti yang menyuruhnya.     

Setelah menunggu beberapa menit, Anya berusaha untuk mencari cara lain yaitu dengan menelepon Nico.     

"Bibi, aku mau tidur. Jika kamu butuh bantuan, cari aku lagi setelah aku bangun," kata Nico dengan kesal.     

"Pamanmu tidak mau mengangkat teleponku. Harris juga. Tolong hubungi Harris untukku dan katakan padanya aku sedang menunggu di lantai satu kantornya," kata Anya.     

"Apa yang bisa aku lakukan kalau kalian sedang bertengkar?" kata Nico dengan tidak berdaya. Ia tidak mau terlibat dalam pertengkaran Paman dan Bibinya lagi.     

"Aku datang untuk berbaikan dengannya, tetapi Pamanmu malah menghindariku. Lalu apa yang harus aku lakukan?" kata Anya.     

"Jangan khawatir, Bibi. Aku akan mencoba untuk menelepon Harris," Nico langsung menutup telepon dan menelepon Harris.     

Ponsel Harris berbunyi. Ia menatap layar ponselnya dan berkata pada Aiden. "Tuan. Tuan Nico menelepon. Apakah saya harus menjawabnya?"     

"Semakin lama, Anya semakin cerdik," Aiden mencibir. "Katakan pada Nico bahwa setengah jam yang lalu aku membawa seorang wanita ke dalam kantorku dan kamu tidak berani menggangguku."     

Harris terkejut mendengarnya. "Tuan, bagaimana kalau Nyonya salah paham?"     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.