Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mimpi yang Aneh



Mimpi yang Aneh

0"Bahan itu sangat berbahaya. Apakah Imel tidak tahu?" tanya Anya dengan heran.     

"Aku yakin Imel mengetahuinya, tetapi ia tidak peduli. Sepengetahuanku, Imel bukan seorang parfumeur profesional yang telah melewati pendidikan khusus atau sertifikasi. Ia hanya seorang pebisnis dan pedagang yang hanya mementingkan keuntungan," kata Aiden.     

Anya memahaminya. Tidak mungkin ada seorang parfumeur yang tidak memahami hal dasar seperti ini. Itu artinya, Imel hanya memedulikan keuntungan yang akan ia dapatkan dengan menggunakan resep ibunya …     

"Ibuku selalu mengajariku untuk membuat parfum yang menyegarkan dan elegan. Tidak pernah ibuku mengajariku untuk membuat parfum dengan aroma yang kuat dan menyengat karena tingkat berbahaya dalam parfum berbanding lurus dengan konsentrasi aromanya. Semakin harum dan semakin lama aromanya bertahan, artinya kandungan zat berbahaya di dalam parfum tersebut juga semakin tinggi."     

Anya memicingkan matanya dan berpikir dengan hati-hati. "Kalau aku tidak salah ingat, penggunaan DEHP telah dilarang di Negara Eropa."     

"Benar. Penggunaan bahan DEHP dalam kosmetik memang terlarang. Tetapi masih banyak orang yang menggunakannya demi alasan keuntungan," kata Aiden.     

"Aiden, ayo kembali ke kamar dan tidur. Aku sudah menemukan rencana," secara alami, tubuh Anya bergerak sendiri dan duduk di pangkuan Aiden. ia melingkarkan lengannya di leher Aiden dan menempelkan dahinya di dahi suaminya. "Kita tidak perlu menghentikan Imel meluncurkan produknya. Biarkan saja ia meluncurkan produknya. Kemudian, kita bisa melaporkannya dan membuatnya kehilangan reputasi."     

"Tetapi formula parfum itu milik ibumu …"     

"Tidak ada yang salah dengan formula parfum ibuku. Parfumnya dibuat dengan larutan organik, minyak esensial dan juga rempah-rempah. Formula ibuku mengandung bahan-bahan yang sangat aman. Tidak ada hubungannya dengan ibuku jika Imel memutuskan untuk menambahkan bahan yang berbahaya." Kata Anya dengan tegas.     

Mata Aiden terlihat semakin dan semakin dalam. Ia tidak seoptimis Anya. "DEHP memiliki nama lain. Pelunak. Apakah kamu melihat resep ibumu?"     

"Pelunak?" tanya Anya sambil memikirkan kembali parfum buatan ibunya. "Aku memang tidak pernah menggunakan pelunak dalam parfum buatanku, tetapi bahan itu ada di resep ibuku. Ya Tuhan!"     

Aiden mengetuk dahi Anya dengan lembut. "Kita tidak akan membiarkan Imel mengeluarkan parfum itu dan tidak akan membiarkan ibumu disalahkan karenanya."     

Anya menggelengkan kepalanya. "Resep itu adalah resep sepuluh tahun yang lalu. Meski terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tidak ada yang bisa menyalahkan ibuku."     

"Apakah kamu memiliki resep aslinya? Apakah ada tanggal pada resep tersebut?" tanya Aiden.     

"Ada tanggal yang tertera pada resep aslinya," Anya mengangguk.     

"Mari kita anggap Imel tidak mengetahui bahwa Deny telah mengembalikan resep parfum itu kepadamu. Mungkin ia mendapatkan salinannya. Kalau begitu, formula yang ia daftarkan tidak akan bisa mendapatkan persetujuan," kata Aiden.     

"Aku khawatir ia bisa mendapatkannya," kata Anya setelah berpikir sejenak. Bagaimana pun juga, Imel memiliki dukungan dari Bima Atmajaya. Meski ia bukan bagian dari Keluarga Atmajaya, ia adalah salah satu simpanan dari Bima.     

Imel memiliki beribu cara untuk mendapatkan keinginannya …     

Melihat istrinya yang berpikir keras, Aiden mengecup pipi Anya dengan lembut, "Imel ingin meluncurkan produk dalam waktu dekat. Menurutmu, apa yang akan ia lakukan sebelum hal itu terjadi?"     

"Datang ke pesta ulang tahun ayahmu, untuk meningkatkan popularitasnya." Kata Anya sambil tersenyum.     

"Aku punya cara untuk menghentikannya agar tidak menghadiri pesta tersebut. Sekarang sudah larut. Ayo kembali ke kamar dan tidur," Aiden tidak membiarkan Anya turun dari pangkuannya. Ia menggendongnya seperti seorang putri dan berjalan ke kamar mereka.     

…     

Malam itu, Anya memimpikan hal yang aneh.     

Ia menemukan dirinya di suatu tempat yang tidak dikenalnya. Di hadapannya, terdapat sebuah rumah yang asing baginya. Ia berjalan memasuki rumah tersebut.     

Di ujung ruangan, terdapat seorang wanita yang sedang duduk di atas sofa sambil memandang ke luar jendela. Anya tidak bisa melihat paras wanita itu karena wanita itu sedang duduk memunggunginya sehingga ia tidak mengenalnya.     

Saat ia hendak menghampirinya, ia melihat seekor laba-laba turun dari atap.     

Wanita itu terlihat diam saja, larut dalam lamunannya dan tetap memandang ke luar jendela. Ia sama sekali tidak tahu bahwa ada laba-laba yang turun di atas kepalanya. Anya bergegas berjalan ke arahnya dan mengusir laba-laba itu.     

Namun, saat berbalik, Anya menemukan laba-laba lain yang melesat ke arah wanita itu.     

Anya tidak sempat berpikir dan terus mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir binatang-binatang itu.     

Tetapi usahanya itu terasa sia-sia. Semakin ia berusaha mengusirnya, semakin banyak laba-laba yang turun menghampiri wanita tersebut. Bahkan laba-laba yang ia usir pun bukannya melarikan diri, tetapi malah semakin mendekati mereka.     

Melihat situasi yang semakin mengkhawatirkan ini, Anya bergegas memanggil wanita yang sedang duduk dalam diam. "Pergilah dari sini. Banyak laba-laba beracun!"     

Tetapi wanita itu mengabaikannya. Ia bergumam tidak jelas, tidak tahu apa yang sedang diucapkannya. Wanita itu sama sekali tidak menyadari bahwa bahaya sedang menghampirinya.     

Anya tidak punya pilihan lain selain mengusir laba-laba itu sendirian.     

Tiba-tiba saja, wanita yang dari tadi diam itu berteriak dengan keras. Tangannya terangkat, memegang lehernya. Anya berbalik dan melihat seekor laba-laba yang sangat mengerikan langsung melarikan diri dari tubuh wanita itu.     

"Apakah kamu baik-baik saja?" Anya berlari menghampiri wanita itu dengan panik.     

Kepala wanita itu terkulai dengan lemas dan tubuhnya tergeletak di tanah. Ketika ia jatuh, suara yang keras terdengar.     

Pada saat itu, baru lah Anya bisa melihat wajah wanita tersebut. Ia langsung menjerit dan terbangun dari mimpi yang aneh ini.     

"Anya, jangan takut. Semuanya baik-baik saja. Kamu hanya mimpi buruk," Aiden langsung menarik tubuh Anya ke dalam pelukannya. Ia menepuk-nepuk punggungnya, berusaha untuk menenangkannya.     

"Aiden, aku … Aku memimpikan ibumu," Anya terlihat sangat ketakutan. Ia menguburkan wajahnya di pelukan Aiden.     

Wajah Aiden langsung sedikit berubah saat mendengarnya, "Jangan takut. Ada aku di sini."     

Anya berusaha untuk menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya, berusaha untuk mengatur napas dan menenangkan dirinya. "Aiden, bagaimana ibumu meninggal?" suaranya sedikit gemetar saat menanyakannya.     

"Mengapa kamu tiba-tiba menanyakannya?" Aiden tidak mempercayai hal-hal mistis. Ia hanya khawatir Anya terlalu banyak berpikir semenjak kembali dari pemakaman.     

"Aku mimpi melihat ibumu di sebuah rumah. Ada banyak laba-laba di rumah itu. Aku tidak bisa mengusirnya sehingga salah satu laba-laba menggigit leher ibumu," kata Anya dengan suara lirih. Mimpi itu terasa begitu nyata sehingga membuatnya merasa ketakutan. "Aku benar-benar tidak berguna. Bahkan di mimpi pun aku tidak bisa menyelamatkan ibumu."     

"Itu hanya mimpi. Jangan dipikirkan," Aiden mengecup air mata yang jatuh dari sudut mata Anya. Ia memeluk dan mengelus kepala Anya dengan lembut.     

Setelah menangis, akhirnya Anya bisa menenangkan dirinya. "Kamu belum memberitahuku bagaimana ibumu meninggal."     

"Ibuku meninggal karena laba-laba beracun. Ketika salah satu pelayan menemukannya keesokan harinya, ibuku sudah terbujur kaku dan meninggal," kata Aiden dengan tenang.     

Ketika mendengar hal itu, mata Anya terbelalak. Ia tidak bisa mempercayai telinganya. Mengapa kejadian itu terdengar sama persis seperti mimpinya. "Laba-laba yang menggigitnya beracun?"     

"Benar. Tempat tinggal ibuku seharusnya sangat bersih. Tetapi saat itu hujan deras mengguyur kota selama berminggu-minggu. Banyak serangga dan binatang mulai bermunculan. Ular, tikus, semut-semut, semua binatang itu masuk ke rumah untuk berteduh, termasuk laba-laba. Walaupun kakakku merasa curiga, ia tidak bisa menemukan bukti apa pun. Akhirnya hal itu berlalu begitu saja." Kata Aiden dengan tenang. "Apakah kamu curiga ada sesuatu yang salah dengan kematian ibuku?"     

"Aku tidak tahu apa yang terjadi hari itu. Semua ini hanya mimpi. Tetapi mengapa aku memimpikan hal yang aneh setelah kembali dari makam ibumu. Aku merasa ada yang aneh dengan semua ini," gumam Anya.     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.