Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Seorang Wanita



Seorang Wanita

0Suhu di ruangan itu tiba-tiba saja terasa dingin. Bulu kuduk Dio berdiri saat ia menatap mata dingin Aiden. Tanpa sadar ia menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah. Ia tidak berani berkata apa-apa lagi.     

"Dio, besok pagi mungkin semua orang di sekitar perumahan ini akan menemukanmu sudah mati karena keracunan alkohol di pinggir jalan," kata Aiden dengan dingin.     

"Apakah kamu mengancamku karena aku mengatakan yang sebenarnya?" Dio menatap Anya dengan panik dan memohon bantuan, "Anya, kamu harus membantuku. Aku tidak mau mati!"     

"Jika kamu tidak mengatakan yang sebenarnya, sepertinya kamu tidak akan sempat untuk memesan peti matimu sendiri," Aiden memberi tatapan pada pengawalnya. Sebelum para pengawalnya itu melakukan perintah Aiden, ia sudah menarik tubuh Anya ke dalam pelukannya dan menutupi telinganya.     

Anya masih mendengar suara pukulan dan tendangan, tetapi ia tidak bisa mendengar teriakan Dio sama sekali.     

Karena tidak mau membuat Anya takut dan tidak mau mengganggu para pelayan yang sedang berada di rumah, para pengawal Aiden menyumpalkan kain di mulut Dio agar ia tidak bisa berteriak.     

Jantung Anya berdegup dengan kencang. Tangan kecilnya memegang baju Aiden dengan erat.     

"Aiden. Meskipun alasan Dio terdengar masuk akal dan aku meragukan masalah ini, kamu memahami perasaanku saat aku hampir kehilangan tanamanku. Kamu mengetahui rasanya, seperti saat kamu kehilangan kucing pemberian ibumu. Aku tahu kamu tidak akan melakukannya," kata Anya.     

Wajah Aiden yang terlihat muram langsung lega setelah mendengar kata-kata Anya.     

Ia melepaskan tangannya dari telinga Anya, memegang wajahnya dengan kedua tangan dan mengecup bibirnya sekilas dengan lembut.     

"Aiden. Kali ini, aku percaya kepadamu," kata Anya dengan suara pelan.     

Anya tahu meskipun kata-kata Dio terdengar masuk akal, alasan Aiden juga benar. Kalau memang Aiden yang melakukannya, ia tidak akan melakukannya sebodoh ini.     

Aiden jauh lebih pintar dari itu ...     

Ia bisa melakukannya dengan benar-benar bersih, tidak meninggalkan jejak sama sekali dan Anya tidak akan pernah mengetahui perbuatannya.     

Oleh karena itu, Anya lebih memilih untuk mempercayai Aiden.     

Selain itu, Dio tahu terlalu banyak mengenai mereka. Ia bisa tahu bahwa Anya dan Aiden sedang berseteru. Bagaimana Dio bisa tahu ia ingin meninggalkan Aiden? Dio juga sengaja memfitnah Aiden, mengatakan bahwa Aiden lah yang menyuruhnya menghancurkan taman vanili Anya.     

Tujuan utamanya adalah untuk mengacaukan hubungan antara Anya dan Aiden. Siapa yang berniat mengacaukan hubungan mereka?     

Aiden memeluk tubuh Anya lebih dekat dengannya. "Apakah kamu kedinginan?"     

"Aku tidak kedinginan di dalam pelukanmu," kata Anya sambil tersenyum.     

"Lepaskan dia," perintah Aiden. Para pengawalnya lagnsung berhenti memukuli Dio dan mengeluarkan kain yang menyumpal mulutnya.     

Tubuh Dio oleng dan ia jatuh ke lantai. Wajahnya dipenuhi dengan noda darah.     

Anya ingin menoleh untuk melihat kondisi Dio, tetapi Aiden tidak memperbolehkannya. Ia tidak mau mengotori mata Anya ...     

"Dio, aku tahu kamu tidak berniat untuk mencelakaiku. Selama kamu bisa memberitahu siapa yang menyuruhmu, aku akan meminta Aiden untuk melepaskanmu," Anya yang masih berada di pelukan Aiden berkata pada Dio tanpa menatapnya.     

Walaupun ia tidak melihat ke arah Dio, saat ini ia sedang menghadap ke sebuah jendela kaca di ruang keluarga lantai satu sehingga ia bisa melihat kondisi Dio yang kacau balau.     

"Anya, mengapa kamu begitu bodoh? Mana mungkin orang-orang kaya ini tulus padamu? Ketika ia sudah bosan denganmu, ia akan membuangmu secepat mungkin. Kalau sudah seperti itu, siapa yang menginginkanmu? Untuk memastikan kamu tetap berada di sisinya, ia bahkan melakukan hal-hal yang kejam. Mengapa kamu begitu keras kepala?" teriak Dio.     

Wajah Anya memucat. Ia tidak percaya Dio masih tidak mau mengakuinya setelah dipukuli hingga babak belur sekali pun. Sebenarnya siapa yang bodoh kalau begini? Anya atau Dio?     

Suara Anya terdengar dingin. "Dio, aku tahu kamu sering membantuku. Selama kamu memberitahu kami, aku tidak akan menuntutmu atas masalah ini. Tetapi jika kamu bersikeras untuk menyembunyikannya, itu sama saja dengan kamu berniat untuk mencelakaiku. Karena orang-orang itu akan terus berusaha untuk menyakitiku di masa depan."     

Mendengar hal ini, Dio tiba-tiba mengangkat kepalanya. Ia menatap ke arah Aiden dan Anya.     

"Anya, mengapa kamu tidak mempercayaiku?" Dio menatap ke arah Anya dengan sedih.     

"Karena Aiden tidak akan pernah menyakitiku. Apa pun yang Aiden lakukan, aku adalah nomor satu di hatinya. Ia tidak akan menghancurkan taman vanili yang aku perjuangkan selama bertahun-tahun hanya untuk mempertahankan aku di sisinya. Dengan kata lain, kamu yang berbohong kepadaku," kata Anya dengan tenang.     

Dio terduduk di tanah dengan putus asa. Wajahnya bersimbah darah dan terlihat sangat sedih.     

Setelah beberapa saat, akhirnya ia berkata dengan suara pelan, "Seorang wanita yang menyuruhku. Tetapi aku tidak mengenalnya."     

"Wanita seperti apa?" Anya tiba-tiba berbalik dan melihat wajah Dio yang penuh noda darah. Tangannya masih terikat. Anya langsung meminta pada salah satu pengawal Aiden untuk melepaskannya. "Lepaskan ikatannya."     

Sebelum melakukannya, pengawal tersebut memandang ke arah Aiden terlebih dahulu dan Aiden mengangguk.     

Pengawal itu melepaskan ikatan di tangan Dio. Harris mengambil tisu dan menyerahkannya pada Dio.     

Dio menerimanya untuk mengusap hidungnya. Kemudian, ia menatap Aiden dan kemudian Anya. "Wanita itu berkata bahwa kamu merebut kekasihnya."     

Reaksi Anya sangat cepat saat mendengarnya. Otaknya langsung tertuju pada satu-satunya wanita yang pernah ada di hati Aiden.     

Keara ...     

Anya langsung menatap ke arah Aiden dan tanpa mengatakan apa pun Aiden sudah tahu apa yang dipikirkan Anya. Aiden tidak mengatakan apa pun, tetapi tangannya mengetuk kening Anya dengan rasa sayangnya.     

"Apakah kamu ingat bagaimana penampilan wanita itu?" tanya Harris.     

"Ia duduk di mobilnya dengan menggunakan kacamata hitam. Malam itu terlalu gelap sehingga aku tidak bisa melihatnya dengan jelas," kata Dio. "Tetapi aku sudah mencatat nomor plat mobilnya."     

Harris langsung memeriksa nomor plat mobil tersebut dan hasilnya menunjukkan bahwa nomor plat mobil tidak terdaftar. Nomor plat mobil itu palsu.     

"Tunjukkan foto Raisa padanya," kata Aiden.     

Harris langsung mencari foto Raisa yang sedang mengenakan kacamata hitam dan menunjukkannya pada Dio. "Apakah ia berpenampilan seperti ini?"     

Ketika Dio melihat foto itu, ia tertegun sejenak. Kemudian ia memandangnya sedikit lebih lama dan akhirnya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak melihatnya dengan jelas."     

"Bawakan aku kacamata hitam," kata Aiden pada salah satu pengawalnya.     

Pengawal tersebut terlihat bingung, tidak memahami apa yang ingin Aiden lakukan. Tetapi ia tetap patuh dan mengambil kacamata hitam untuk Tuannya.     

Aiden memakaian kacamata hitam itu di wajah Anya dan kemudian berkata pada Dio. "Apakah wanita itu mirip seperti ini?"     

Dio tidak bisa bereaksi. Ia tidak mengerti. "Apa maksudmu Anya yang memberiku uang untuk membunuh tanamannya sendiri?"     

"Jawab saja. Tidak perlu mempertanyakannya," kata Harris dengan geraman rendah.     

Anya menatap ke arah Aiden dengan curiga. Aiden memintanya untuk menggunakan kacamata hitam dan menanyakannya pada Dio. Apakah Aiden juga mencurigai Keara?     

Mengapa ia mencurigai Keara? Apa hubungan Aiden dan Keara dulu?     

Apakah karena Keara mencintai Aiden meskipun ia bertunangan dengan Ivan?     

Setelah itu, tiba-tiba Dio mengingat sesuatu. "Walaupun aku tidak melihat wajahnya dengan jelas, aku ingat kacamata yang ia gunakan. Kacamata itu memiliki bentuk kelopak bunga." Kata Dio dengan ragu.     

Kacamata itu terlihat mahal dan dari pembawaan wanita itu, sepertinya ia menggunakan barang-barang mewah. Mungkin kacamata itu edisi terbatas.     

Anya mengulurkan tangannya dan memeluk leher Aiden. Kemudian ia menguap kecil. "Aiden, aku mengantuk. Biarkan Dio pulang. Ayo kita kembali ke kamar dan tidur."     

Aiden menatap istrinya yang bersandar di pelukannya. Ia tahu betul Anya sengaja berpura-pura untuk Dio, tetapi tetap saja Aiden tidak bisa menolaknya.     

"Kalau wanita itu datang lagi menemuimu, beritahu bawahanku," Aiden bangkit berdiri dan naik ke atas bersama dengan Anya di pelukannya.     

Setelah kembali ke kamar, Anya langsung mendorong tubuh Aiden.     

Punggung Aiden mendarat di tempat tidur mereka yang empuk, sementara Anya duduk di atas tubuh Aiden. Ia mencengkeram kerah baju Aiden dengan tatapan kesal dan berkata, "Mengapa kamu mencurigai Keara? Katakan padaku yang sebenarnya, apakah ada yang tidak aku ketahui mengenai hubungan kalian berdua?"     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.