Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pelaku yang Sesungguhnya



Pelaku yang Sesungguhnya

0Anya masih tertidur dengan pulas. Ia tidak mendengar kata-kata Aiden dan tidak mengetahui perasaan cinta Aiden yang dalam untuknya.     

Aiden masih tetap duduk di pinggir tempat tidur, tidak bergerak dan tidak keluar dari ruangan itu sampai ia mendengar suara dari lantai bawah. Ia tahu itu pasti Harris yang membawa Dio sesuai dengan perintahnya.     

Aiden berjalan keluar dari kamarnya dan menutup pintu dengan perlahan, tidak mau membangunkan istrinya yang kelelahan.     

Tidak mengetahui bahwa Tuannya sudah turun ke bawah, Harris menelepon ponsel Aiden. Begitu melihat sosok Aiden menuruni tangga, Harris langsung menutup teleponnya.     

Anya yang masih terlelap tiba-tiba terbangun ketika mendengar suara ponsel berdering. Ia terbiasa terjaga saat mendengar suara telepon karena khawatir telepon itu berasal dari rumah sakit.     

Ia langsung mengambil ponselnya di nakas dan menyadari bahwa tidak ada panggilan masuk.     

Kemudian, ia menemukan ponsel Aiden di nakas, menampilkan nama Harris yang baru saja meneleponnya.     

Anya khawatir Harris menelepon Aiden karena sesuatu yang penting dan mendesak, sehingga ia bangun dari tidurnya dan bertanya dengan suara agak keras, "Aiden, apakah kamu di kamar mandi?"     

Tidak ada jawaban yang terdengar. Anya bangkit berdiri dan mencari Aiden ke seluruh ruangan, tetapi tidak menemukan suaminya.     

...     

"Mengapa kamu merusak vanili milik Nyonya Anya?" tanya Harris dengan suara dingin.     

"Ini adalah penculikan! Kalian membawaku ke tempat ini secara paksa. Ini sama saja dengan melanggar hukum!" Dio berpura-pura terlihat bingung.     

"Setahuku, selama ini kamu selalu memperhatikan Anya dan berbuat baik kepadanya. Mengapa kamu tiba-tiba saja berniat mencelakakannya?" suara Aiden tidak kalah dinginnya dari Harris.     

Anya berdiri di ujung tangga. Ia menahan napas saat mendengar pembicaraan di bawah.     

Dio akhirnya menyadari siapa Aiden ketika melihat wajahnya. "Kamu adalah pria yang membawa Anya pulang kemarin malam. Mengapa kamu menangkapku? Apa hubungan antara kamu dan Anya?"     

"Rekaman CCTV di taman Nyonya menunjukkan bahwa kamu menyusup ke dalam dan memasukkan herbisida ke dalam air yang disiapkan oleh karyawan Nyonya. Semua itu menyebabkan taman Nyonya mengalami kekacauan. Siapa yang memerintahkanmu untuk melakukan ini?" tanya Harris secara langsung.     

"Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan. Aku tidak pernah melakukan sesuatu untuk menyakiti Anya," Dio tidak bersedia mengakuinya.     

Harris mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya pada Dio. "Nyonya mengenali orang yang berada di rekaman ini adalah kamu. Apa lagi yang mau kamu katakan? Alasan apa lagi yang mau kamu gunakan untuk mengelak?"     

Dio melihat video yang diputar di ponsel tersebut dan merasa panik.     

Seharusnya tidak ada CCTV di tempat tersebut. Mengapa semua ini bisa terjadi?     

"Dio, apakah kamu sedang kesulitan? Siapa yang menyuruhmu melakukannya?" Anya tidak bisa menahan diri dan turun dari lantai atas.     

Dio langsung menundukkan kepalanya dengan malu ketika melihat Anya.     

Melihat kedatangan istrinya, Aiden langsung bangkit berdiri dan menghampiri Anya. "Mengapa kamu tiba-tiba terbangun?"     

Anya hanya menggelengkan kepalanya dan mengikuti Aiden untuk berjalan ke arah sofa.     

Pada saat ini, kedua tangan Dio terikat di belakang punggungnya. Dua pengawal Aiden berdiri mengapitnya, membuatnya berlutut di lantai.     

Ia melihat kedatangan Anya dengan tatapan kesakitan. "Anya, aku minta maaf. Aku tidak berniat untuk melukaimu. Ada seseorang yang menyuruhku untuk melakukannya. Tidak mungkin aku melakukannya seorang diri."     

"Siapa yang menyuruhmu? Dan mengapa kamu mau melakukannya?" tanya Anya dengan tenang.     

Dio berkata dengan marah. "Ada seorang pria di dekatmu yang memerintahkanku untuk melakukannya. Ia juga berkata bahwa tidak ada CCTV di taman itu sehingga aku bisa melarikan diri tanpa ketahuan. Tetapi sekarang ia mengancamku dengan menggunakan rekaman CCTV itu."     

Harris langsung menoleh ke arah Anya dengan terkejut. Ia takut Anya akan salah paham dan mempercayai kata-kata Dio.     

Anya yang mendengar kata-kata Dio langsung menoleh ke arah Aiden. "Aiden, apakah kamu yang membunuh semua vaniliku?"     

Aiden menggenggam tangan Anya dan mengajaknya duduk di sofa. Ia menenangkan Anya yang terlihat bingung seperti anak kecil.     

Ia mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Anya. "Tidak seharusnya kamu bertanya padaku. Coba tanyakan pada dirimu sendiri. Apakah kamu percaya dengan apa yang ia katakan?"     

"Aku ingin mendengarnya dari mulutmu langsung!" kata Anya sambil memelototi Aiden dan cemberut. Mengapa suaminya ini suka berbelit-belit?     

Aiden menoleh dan menatap Dio. Cahaya dingin tiba-tiba saja muncul di matanya. "Kamu bilang aku yang memerintahkanmu untuk pergi ke taman itu dan menghancurkan semua vanili Anya. Apakah kamu punya bukti? Mengapa aku melakukannya?"     

"Karena Anya mau meninggalkanmu. Jadi, kamu menyuruhku untuk membunuh semua vanilinya agar ia tidak bisa menjual vanili dan menghasilkan uang untuk biaya pengobatan ibunya. Anya tidak punya uang. Dengan itu, ia akan tetap tinggal di sisimu dan tidak bisa pergi ke mana pun."     

Dio berkata sambil menatap Anya dengan merasa bersalah. "Anya, aku benar-benar minta maaf. Pria di sekelilingmu terlalu licik. Jika aku tidak mendengarkannya, ia mengancamku dan mengatakan akan membunuhku. Aku diancam dan ia memberi uang untukku."     

Anya terkejut saat mendengar alasan Dio. Pada saat itu, hatinya terasa sangat kacau. Apakah benar Aiden yang memerintahkan Dio untuk membunuh semua vanilinya agar ia tidak bisa pergi dari sisi Aiden?     

Aiden tahu berapa berharganya vanili itu bagi Anya. Untuk memastikan panen vanili itu, Anya yang pelit bahkan rela mengeluarkan uang untuk menyewa dua orang karyawan.     

Jika benar-benar Aiden yang melakukannya, Anya akan merasa sangat kecewa dan benar-benar menceraikan Aiden.     

Apakah benar-benar cinta Aiden seperti itu?     

Ia menoleh karah Aiden, melihat Aiden sedang menatap ke arahnya dengan tatapan kecewa. "Apakah kamu percaya padanya?" tanya Aiden.     

"Aku tidak tahu. Aku hanya berharap itu bukan kamu," kata Anya dengan suara pelan.     

"Tuan Aiden tidak perlu melakukan hal itu. Ditambah lagi, saya juga bertanggung jawab untuk mencari karyawan Anda, Nyonya. Saya yang bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada vanili Anda. Ini bukan tindakan Tuan." Kata Harris.     

Aiden bukan orang yang bisa menjelaskan, terutama ketika Anya meragukannya. Aiden adalah pria yang canggung. Ia tidak akan peduli jika orang lain salah sangka padanya sehingga menyebutnya sebagai psikopat sekali pun. Namun, ia peduli terhadap pendapat Anya ...     

Ia hanya tidak tahu bagaimana cara membela dirinya ...     

"Kamu bilang, aku memberimu uang. Berapa banyak yang aku berikan? Transfer atau uang tunai?" tanya Aiden pada Dio.     

"Kamu takut ada catatan di bank jika mentransfernya sehingga kamu memberiku uang tunai sebesar dua puluh juta rupiah. Kamu menyuruhku karena kamu tahu aku mengenal Anya dan pernah mengunjungi tamannya. Meski Anya mengetahui semua ini, Anya tidak akan melakukan apa pun padaku karena aku adalah orang yang dikenalnya sejak kecil. Tetapi aku tidak menyangka kamu ternyata memasang CCTV dan menyalahkanku atas semuanya. Aku tidak mau Anya ditipu olehmu, jadi aku memutuskan untuk membongkar semua perbuatanmu," kata Dio dengan tegas. Ia terlihat seperti memikirkan Anya.     

Anya menggigit bibir bawahnya dengan bimbang. Ia tahu tidak seharusnya ia meragukan Aiden, tetapi apa yang dikatakan oleh Dio terdengar sangat masuk akal.     

Ia mengenal Dio sejak kecil dan Dio selalu bersikap baik kepadanya. Ia tidak bisa percaya bahwa Dio sengaja mencelakainya.     

"Anya, bagaimana menurutmu?" Aiden tidak menjelaskan dan tidak membela dirinya. Ia membiarkan Anya yang berpikir sendiri.     

"Aku ... Aku tidak tahu," Anya menundukkan kepalanya. Tidak berani memikirkan semua kemungkinan yang mungkin terjadi.     

"Dua karyawanmu adalah orang pilihan Harris. Jika aku benar-benar ingin mencelakaimu, mengapa aku tidak menyuruh mereka. Aku bisa saja menyuruh mereka membuat terjadi kecelakaan secara alami. Mengapa aku harus mencari pria bodoh ini, yang bisa melakukan kejahatan tanpa memperhatikan CCTV," Aiden mencibir.     

"Kalau kamu menyuruh orang suruhanmu, begitu Anya tahu, ia tidak akan memaafkanmu. Oleh karena itu kamu menyuruhku. Aku tidak menyangka kamu sekejam ini. Kamu menyuruhku untuk melakukannya, tetapi kamu juga yang memasang CCTV dan mengancamku, memaksaku untuk mengaku. Kamu yang menyuruhku, tetapi kamu berpura-pura seperti pria baik. Anya, jangan percaya pada pria ini!" kata Dio dengan marah.     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.