Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Berbuat Nakal



Berbuat Nakal

0Aiden membelai wajah Anya dan berkata dengan suara pelan, "Aku yakin bisa membuat ibumu menerimaku, tetapi aku tidak yakin denganmu. Apa yang bisa aku lakukan untuk membuatmu benar-benar mempercayaiku?"     

Anya menggigit bibirnya tanpa menjawab pertanyaan Aiden.     

Pengalaman masa kecilnya membuat ia menjadi waita yang sensitif. Ia tidak bisa mempercayai orang lain dengan mudah dan terbiasa bergantung pada dirinya sendiri.     

"Anya, aku tidak pernah berniat menyakitimu. Tidak sekarang dan sampai selamanya. Aku akan menjaga semua yang berharga untukmu," kata Aiden dengan lembut.     

Saat mengangkat kepalanya, Anya bisa melihat tatapan tegas di wajah suaminya. Aiden tidak sedang berbohong padanya.     

Ia tidak mengatakan apa pun dan memeluk tubuhnya erat-erat.     

Aiden balas memeluknya dengan tatapan sedih. "Apakah kamu masih ingin bercerai denganku?"     

"Tidak," jawab Anya.     

Anya juga tidak ingin berpisah dengan Aiden. Tanpa sadar, hatinya sekarang sudah menjadi milik Aiden. Namun, apa yang bisa ia lakukan jika ibunya tidak merestui hubungan mereka?     

Apa lagi setelah menanti bangunnya ibunya selama tiga tahun, ibunya tiba-tiba saja kembali koma karena dirinya ...     

Perasaan bersalah itu seperti menggerogoti hati Anya.     

Bolehkah ia bersikap egois? Bolehkah ia mengabaikan kemarahan ibunya demi bersama dengan pria yang dicintainya?     

Ia mencintai ibunya, tetapi ia juga mencintai Aiden ...     

Ketika mendengar bahwa Aiden berniat untuk melindunginya seumur hidup, hatinya terasa damai.     

Aiden memeluk pinggang Anya. Sebelum Anya bisa bereaksi, Aiden mengangkat tubuh Anya ke atas meja kerjanya. Ia memerangkap Anya dengan tubuh besarnya.     

"Apa yang kamu lakukan?" Anya mengedipkan matanya berulang kali dengan polosnya. Tangannya memegang dada Aiden.     

Aiden tersenyum saat melihat penampilan istrinya dan berbisik pelan di telinga Anya, "Berbuat nakal!"     

"Ah? Kamu ... Kita ... Kita sudah melakukannya tadi siang," Anya langsung terlihat panik.     

Aiden memegang sisi wajah Anya dengan lembut dan bertanya, "Tetapi aku sangat merindukanmu. Untuk pulang lebih cepat, aku bekerja siang dan malam. Aku tidak tidur agar aku bisa segera pulang dan bersama denganmu. Namun, begitu tiba di rumah, kamu malah ingin menceraikanku."     

Anya merona saat menyadari posisinya saat ini. Ia berbaring di atas meja tempat Aiden bekerja setiap hari, sementara suaminya itu berdiri di antara kakinya. "Maafkan aku ... Aku sudah berubah pikiran sekarang. Aku tidak ingin bercerai."     

"Tetapi hatiku sudah terlanjur sakit. Bagaimana caramu meminta maaf padaku?" Aiden mengecup bibir Anya sekilas.     

"Ap- ... Apa yang kamu inginkan?" Anya tergagap.     

Aiden menatap wajah istrinya yang cantik. Wajah Anya saat ini menunjukkan ekspresi di antara ingin dan enggan, di antara malu dan panik, membuatnya tertawa dalam hati. "Kita belum pernah mencobanya di ruang kerja," kata Aiden dengan sengaja.     

Anya langsung mengibas-ngibaskan tangannya dengan malu. Sesekali ia memukul bahu Aiden dengan sedikit keras. Bagaimana mungkin mereka bercinta di tempat ini?     

"Bukankah kamu sedang sibuk sekarang?" Anya berusaha untuk mengalihkan pembicaraannya.     

"Tetapi yang aku inginkan sekarang adalah kamu," Aiden masih menatap wajah Anya, mulai tenggelam dalam gairahnya.     

Meski menolak, mata Anya juga memberikan tatapan yang sama. Pandangannya terlihat menerawang dan pipinya merona, membuatnya terlihat semakin menawan.     

Aiden menundukkan kepalanya dan mencium bibir Anya tanpa kendali. Istrinya ini jauh lebih cantik dibandingkan bunga mana pun.     

Awalnya, mata Anya terbelalak karena terkejut. Mereka sedang berada di ruang kerja! Dan pintunya tidak tertutup!     

Kalau ada seseorang yang naik ke lantai dua dan melihat mereka saat ini, apa yang harus mereka lakukan?     

Bulu mata panjangnya terus berkedip dan sedikit gemetar. Ia mendorong tubuh Aiden dengan panik.     

Tetapi Aiden tidak memedulikannya. Ia memegang kedua tangan Anya yang berusaha mendorongnya dan menempatkannya di atas kepala Anya. Semakin Anya menolak, semakin dalam ciuman Aiden.     

Perjuangan Anya menjadi sia-sia. Ciuman di bibirnya membuatnya semakin tenggelam seolah kehilangan jiwanya.     

Ia menutup matanya. Tubuhnya terasa semakin meleleh. Tangannya yang meronta-ronta sekarang hanya bisa terdiam dengan pasrah.     

Aiden merasa suhu di ruangan itu semakin panas. Ia benar-benar ingin merobek baju Anya saat itu juga, tetapi sayangnya mereka sedang berada di ruang kerjanya.     

Ia tidak mau kalau sampai ada seseorang yang tidak sengaja melihat mereka ...     

Ketika Anya masih tenggelam dalam gairah dan terlihat linglung, Aiden melepaskannya sejenak. Samar-samar, Anya bisa mendengar suara pintu yang ditutup. Aiden menutup pintu ruang kerjanya dan menguncinya.     

Sekarang, ruangan itu hanya milik mereka berdua ...     

Ketika membuka matanya sekali lagi, Anyamelihat Aiden sudah kembali di hadapannya.     

"Anya, mengapa kamu membuatku seperti ini?" suara Aiden terdengar serak dan dalam seolah berusaha untuk menahan gairah di dadanya.     

Pertanyaan itu membuat Anya mengalihkan pandangannya karena malu. Ia tidak berani menatap wajah Aiden.     

Suara jangkrik di malam hari terdengar dari luar jendela, menyamarkan suara desahan dan erangan kedua orang yang sedang dimabuk cinta. Kunang-kunang berterbangan di taman bunga iris, melewati jendela ruang kerja yang memperlihatkan pantulan yang provokatif dari balik tirai.     

Suara derit meja terdengar setiap kali mereka bersatu. Dokumen-dokumen pentingnya berserakan di lantai, tetapi Aiden tidak peduli. Saat ini, yang ada di matanya hanyalah Anya ...     

Istrinya, dengan rambut yang terurai, berbaring di atas meja yang keras. Bajunya setengah terbuka, membuatnya terlihat semakin menggoda.     

Matanya tertutup, terbuka dengan pandangan menerawang, dan kembali tertutup saat sensasi yang luar biasa mengambil alih pikirannya.     

Bibirnya sedikit terbuka. Terkadang ia menggigit bibirnya, menahan teriakan yang ingin keluar. Terkadang ia mengeluarkan desahan pelan saat ia tidak bisa menahan suaranya lagi.     

Suara itu bagaikan musik di telinga Aiden. Ia ingin membuat Anya merasakan sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia ingin memuaskan istrinya, hingga Anya tidak bisa lagi menelan desahannya.     

Ia ingin melihat Anya lepas kendali ...     

Sementara itu, dari sela-sela matanya, Anya bisa melihat Aiden ...     

Dengan baju setengah terbuka dan menunjukkan dadanya, berdiri di hadapannya. Sesekali, rambutnya yang biasanya sempurna akan terjatuh. Setetes keringat mengalir dari sisi wajahnya, membuat ia tampak semakin menggairahkan.     

Terkadang bibirnya akan mengulum bagian tubuh Anya, meninggalkan jejak bercinta mereka. Jejak khusus, hanya Aiden yang bisa mengukirnya di tubuh Anya ...     

Tangannya bergerak ke daerah-daerah sensitif di tubuh Anya, membuat Anya mendesah dan mengerang pelan.     

Aiden tidak terburu-buru. Ia meluangkan waktu untuk memperhatikan Anya, untuk memenuhi semua keinginan Anya.     

Keningnya berkerut, seolah sedang menahan diri. Menahan diri untuk tidak lepas kendali dan menyakiti Anya...     

Gairah terpancar dengan jelas di matanya, namun setiap sentuhan Aiden pada tubuhnya terasa sangat lembut seolah ia adalah porselen yang mudah retak.     

Anya ingin melihat Aiden lepas kendali ...     

Ia bukan kaca yang mudah pecah. Tidak perlu Aiden menahan dirinya karena Anya bisa menerima Aiden sepenuhnya.     

"Aiden ..." desah Anya pelan.     

Namanya yang terdengar dari bibir merah Anya membuat Aiden semakin bergairah. Ia tidak kuasa menahan dirinya, tetapi ia tidak mau menyakiti Anya.     

Anya adalah satu-satunya yang paling berharga di dunia ini untuk Aiden ...     

"Aiden aku mohon ..." bisik Anya sambil menyentuh dada Aiden.     

Permohonan itu benar-benar melepaskan semua rantai yang mengekang Aiden. Ia membiarkan dirinya lepas kendali.     

Istri kecilnya yang ia pikir sangat rapuh, bersedia untuk menerima semua yang ia berikan.     

Derit meja yang awalnya pelan semakin lama terdengar semakin keras. Suara meja itu memiliki irama yang semakin lama menjadi semakin cepat. Mereka sama sekali tidak peduli meski meja itu hancur sekali pun.     

Suara-suara yang menggairahkan dari ruangan itu terdengar semakin keras. Tidak hanya suara desahan wanita saja yang terdengar, namun geraman rendah dan erangan pria juga menghiasi ruangan tersebut.     

Untung saja, ruangan tertutup itu kedap suara sehingga tidak akan yang bisa mendengar suara provokatif dari dalam ...     

Setelah itu, seperti biasanya Aiden akan menindih tubuh Anya, tetapi juga menggunakan lengannya untuk menjaga bobotnya agar Anya tidak terluka.     

Kulit mereka saling bersentuhan ... Napas mereka terengah-engah ... Mereka hanya bisa memejamkan matanya, berusaha untuk bangun dari gairah yang menenggelamkan mereka.     

Bagi mereka, ini adalah malam yang sungguh luar biasa!     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.