Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Berseteru



Berseteru

0"Aku mencintai Anya. Jika kamu benar-benar baik padanya, aku bisa melepaskannya. Tetapi aku tidak akan tinggal diam jika kamu memanfaatkannya dan menipunya." Kata Raka sambil menatap Aiden dengan tajam.     

"Anya adalah istriku. Tidak perlu mengurus masalah rumah tanggaku," kata Aiden dengan dingin dan angkuh.     

"Anya adalah orang yang ceria. Ia sangat kuat dan berjuang keras untuk hidup. Bagaimana bisa kamu memperlakukan Anya seperti ini? Aku pikir kamu bisa memperlakukannya dengan baik sehingga aku sudah siap untuk melepaskannya. Tetapi nyatanya kamu menipunya. Taman itu hanyalah sebidang tanah untukmu, tetapi bagi Anya, taman itu menyimpan semua kenangan masa kecilnya. Setiap pohon, setiap bunga yang ada di sana ditanam dengan menggunakan kedua tangannya sendiri," kata Raka dengan penuh emosi, "Kamu tidak pantas mendapatkan Anya.     

Aiden sama sekali tidak memedulikan kata-kata Raka. ia menengadah dengan tatapan malas sambil mencibir. "Anya sudah menjadi milikku. Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkannya."     

Raka benar-benar merasa marah sehingga kemarahan itu menguasai dirinya. ia melemparkan pukulan pada Aiden, tetapi Aiden dengan sigap menghindarinya.     

"Matamu …" Raka sangat terkejut.     

"Apakah kamu berusaha memanfaatkan kelemahanku untuk memukuliku? Hanya karena penglihatanku tidak baik?" sindiran di wajah Aiden terlihat jelas. Sebelum Raka bisa bereaksi, Aiden sudah melemparkan pukulan, membuat Raka menabrak lemari buku di belakangnya dengan keras.     

Beberapa buku jatuh dari lemari tersebut, menimbulkan suara yang keras.     

Anya segera mendorong pintu ruang kerja Aiden dan masuk dengan panik. "Kalian berdua, jangan berkelahi!"     

"Anya …" Raka menatap Anya dengan terkejut.     

"Raka, aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir. Taman ibuku juga baik-baik saja," Anya menempatkan dirinya di antara Aiden dan Raka agar mereka tidak saling pukul.     

Aiden melangkah maju dan menarik tubuh Anya ke pelukannya.     

Punggung Anya menabrak dada Aiden yang kuat, membuat jantungnya berdegup dengan kencang. Ketika ia menengadah, ia melihat rasa sakit hati di mata Raka. Hal itu membuat ia merasa tidak enak.     

Aiden tidak memedulikan kehadiran Raka dan menundukkan kepala untuk mengecup leher Anya. "Apakah kamu takut aku akan dipukuli? Sehingga kamu datang dan membantuku?"     

Anya mengedipkan matanya berulang kali. Apakah Aiden akan dipukuli? Sepertinya Aiden sama sekali tidak membutuhkan bantuannya …     

"Anya, kamu belum mengirimkan nomor rekeningmu. Aku takut sesuatu terjadi padamu, jadi aku membawakan uangnya," Raka mengambil uang dari tas ranselnya. Uang itu ia letakkan dalam sebuah amplop yang tebal.     

Anya tertegun melihatnya. Ia memang meminta bantuan pada Raka karena ia takut Aiden tiba-tiba saja memaksanya untuk membayar. Ia takut Aiden akan melakukan segala hal untuk mendapatkan taman itu setelah Anya mengetahui rahasia yang ia sembunyikan.     

Anya tidak berani mengambil resiko mengenai taman milik ibunya.     

Tetapi ia tidak menyangka Raka berpikir bahwa sesuatu terjadi padanya sehingga ia membawa uangnya langsung.     

"Raka aku berterima kasih karena kamu datang khusus untuk membantuku dan tidak menolak saat aku memerlukan bantuan. Ambil kembali uangmu. Aku sudah menyelesaikan masalahnya," kata Anya dengan bersyukur.     

Raka menatap Aiden dengan khawatir dan bertanya pada Anya, "Di mana kamu mendapatkan uangnya?"     

"Aku menjual rumahku sehingga aku bisa mendapatkan kembali taman ibuku," Anya berusaha untuk melepaskan dirinya dari Aiden, tetapi suaminya memeluknya begitu erat.     

Ia menarik napas dalam-dalam dan sedikit mencakar tangan Aiden sehingga Aiden melepaskannya.     

Anya segera mengembalikan amplop Raka ke dalam tasnya. "Raka, aku benar-benar menghargai bantuan darimu. Terima kasih kamu sudah bersedia datang ke tempat ini."     

Mata Raka menyapu wajah Aiden. "Aku ingin berbicara dengan Anya, berdua saja."     

"Tidak!" Aiden langsung menolak.     

Anya berbalik dan menatap Aiden dengan kesal. "Aku akan berbicara dengannya di ruang parfumku. Kamu tidak boleh mengikutiku."     

"Anya, apakah kamu lupa apa yang kamu janjikan padaku?" suara Aiden langsung terdengar dingin.     

"Aku janji tidak akan bertemu dengan Raka lagi karena aku menghargai hubungan kita. Tetapi orang yang memaksaku untuk meminta bantuan dari Raka juga kamu. Mengapa aku harus menepati janjiku padamu?" kata Anya, sambil mengabaikan Aiden dan berbalik keluar dari ruang kerja Aiden.     

Raka langsung mengikuti Anya ke dalam ruang parfumnya.     

Saat memasuki ruang parfum itu, langkah Raka tiba-tiba saja terhenti. Ruangan itu terlihat sama persis dengan ruang parfum Anya.     

"Apakah kamu merasa ruangan ini familier? Aiden meminta orang-orangnya untuk membuatkan ruang parfum yang sama persis dengan milikku," kata Anya sambil tersenyum tipis.     

"Aku dengar ia baik padamu, tetapi sekarang mengapa …"     

"Ibuku bangun dan ketika ia tahu aku menjadikan taman miliknya sebagai jaminan. Kemudian ibuku koma lagi. Aku tidak pernah berpikir Aiden ingin melakukan sesuatu pada taman ibuku," Anya merasa bodoh.     

"Mengapa kamu menjadikan taman ibumu sebagai jaminan? Aku pikir ia meminjamkan uangnya kepadamu dan kamu dipaksa untuk menikah dengannya sebagai gantinya." Raka tidak memahami semua ini.     

"Awalnya aku ingin mencari jalan keluar dari pernikahan ini. Selama aku bisa membayar semua hutangku, aku bisa menceraikan Aiden. Ia tidak memaksaku untuk menandatangani surat perjanjian jaminan itu. Semuanya adalah inisiatifku sendiri," kata Anya dengan tenang. "Aku sudah membayar hutangku dan sekarang taman ibuku baik-baik saja."     

Mata Aiden memancarkan pandangan yang rumit, "Jadi, apakah kamu mau menceraikan Aiden?"     

Anya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Aku mencintainya."     

"Anya, berapa lama kamu mengenal Aiden? Bagaimana kamu bisa …" Raka benar-benar terluka. Ia dan Anya saling mengenal sejak kecil sehingga hubungan mereka sangat erat. Tetapi mengapa Anya bisa jatuh cinta dengan Aiden begitu cepat?     

"Raka, bawalah kembali uangmu. Aku bersyukur punya teman sepertimu, yang mau membantuku di saat aku membutuhkan," Anya menatap Raka sambil tersenyum. "Apakah kamu punya nomor telepon Ivan?"     

"Aku sempat makan siang bersamanya sebelum ia pulang. Sekarang Ivan tidak berada di Indonesia," Raka menatap Anya dengan tatapan bingung, "Mengapa kamu tiba-tiba menanyakan Ivan?"     

"Aku dengar, Ivan adalah anggota Keluarga Atmajaya sekarang," Anya menatap Raka saat mengatakannya.     

Raka tertegun saat mendengar pertanyaan itu, "Kamu … Bagaimana kamu bisa tahu?"     

"Jadi kamu sudah tahu?" Anya menertawai dirinya sendiri, "Tidak heran ibuku benar-benar sakit hati."     

"Anya, Ivan tidak melakukan kesalahan apa pun." Kata Raka.     

"Ivan adalah putra Imel, dan itu adalah kesalahan terbesarnya." Mata Anya terlihat dingin. "Bisakah kamu membayangkan betapa sakitnya ibuku selama bertahun-tahun? Seberapa besar rasa benci ibuku kepada mereka?"     

"Anya, apa yang terjadi pada orang tua kita seharusnya tidak mempengaruhi perasaan kita. Ivan sangat menyayangi kita, apakah kamu tidak ingat?" tanya Raka.     

Anya menggelengkan kepalanya. "Raka, aku masih berusia sepuluh tahun ketika kecelakaan itu menimpa ibuku. Apakah kamu tahu usia Ivan? Ivan berusia dua puluh satu tahun, ia sudah dewasa! Saat itu Imel berusaha untuk membunuh ibuku. Ia tidak sebodoh itu, tidak mengetahui rencana ibunya. Tetapi ia tidak melakukan apa pun."     

"Mungkin saat itu Ivan juga kesulitan. Atau mungkin Bibi Imel menyembunyikan semuanya dari Ivan …" Rkaa berusaha untuk mencari alasan untuk Ivan, tetapi rasanya alasannya sama sekali tidak meyakinkan."     

"Raka, apakah kamu benar-benar percaya bahwa Ivan tidak tahu?" tanya Anya dengan senyum tipis. "Aku tidak ingin tinggal di Keluarga Atmajaya. Aku tidak ingin menghadapi Ivan. Aku takut menjadi korban di tengah perseteruan Aiden dan Ivan."     

"Kalau kamu mau, aku bisa membawamu pergi dari Keluarga Atmajaya kapan pun kamu mau. Bukankah kamu ingin pergi ke luar negeri untuk mempelajari parfum?" tanya Raka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.