Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Iris



Iris

0"Apakah kita bisa pergi bersama-sama lagi?"     

"Minggu depan, aku akan membawamu ke tempat pemandian air panas. Kita bisa pergi hari jumat dan kembali hari minggu," kata Aiden.     

Anya langsung mengangguk dengan penuh semangat.     

Selama perjalanan pulang, Anya tertidur di mobil. Aiden duduk di kursi penumpang depan, sesekali menoleh ke belakang untuk melihat istrinya.     

Ketika tertidur, mulut Anya sedikit melengkung membentuk senyuman. Tidak tahu apa yang sedang dimimpikannya saat ini.     

"Tuan, saya melihat Nyonya Imel. Tetapi ia tidak melihat saya," kata Abdi.     

"Imel? Apa yang ia lakukan di sini?" Aiden langsung waspada.     

"Sedang makan bersama dengan beberapa orang. Aku melihat seseorang yang mirip dengan Tuan Ivan. Tetapi aku tidak mendengar berita pulangnya Tuan Ivan," kata Abdi dengan ragu.     

Aiden langsung menelepon Harris. "Ivan kembali lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Cari tahu siapa saja yang ia temui."     

"Pesta perayaan ulang tahun Tuan Bima belum tiba. Pasti ada yang tidak beres sehingga Tuan Ivan datang lebih cepat. Tuan, di mana Anda? Cepat kembali dan berhati-hatilah selama perjalanan," kata Harris.     

"Aku dalam perjalanan pulang, Abdi melihat Imel dan Ivan sedang makan di Mid Valley Villa. Periksa CCTV tempat tersebut," kata Aiden.     

"Baik, saya akan memeriksanya!" meski hari ini adalah hari liburnya, Harris tetap melaksanakan tugasnya tanpa menunda.     

Sepuluh menit kemudian, ia mengirimkan rekaman CCTV ke ponsel Aiden. Memang benar, Ivan telah kembali ke Indonesia.     

Harris menelepon Aiden kembali. "Tuan, Tuan Ivan kembali ke rumah secara diam-diam kali ini. Ia tidak memberitahu kepulangannya pada Keluarga Atmajaya dan tidak bertemu dengan Nona Keara."     

"Perhatikan gerak-geriknya dan cari tahu apa yang ia lakukan. Aku tidak ingin melihatnya datang ke pesta ulang tahun ayah. Buat ia kembali ke luar negeri secepat mungkin," kata Aiden dengan dingin.     

"Jika kerja sama dengan Dubai bisa tercapai, ia tidak akan punya waktu untuk kembali saat pesta ulang tahun Tuan Bima. Tuan, pasar Dubai mulai berkembang ketika Anda mengawasi perusahaan cabang luar negeri. Semua orang akan mengenali Anda. Saya rasa Anda harus pergi ke sana," kata Harris.     

"Carikan aku tiket pesawat untuk ke Dubai besok," kata Aiden dengan tenang.     

"Baik. Saya akan mengawasi Tuan Ivan," kata Harris.     

"Hmm ... Ke mana Raka pergi kemarin malam?" Aiden merasa pertunangan Raka terdengar aneh sehingga ia meminta Harris untuk memeriksanya.     

Sebelum makan malam, Aiden mengetahui seluruh ceritanya.     

Setelah Raka meninggalkan rumah Aiden, ia pergi ke bar dan minum-minum hingga mabuk. Setelah mabuk, pegawai bar menggunakan ponsel Raka untuk menelepon seseorang untuk menjemputnya dan kebetulan sekali, orang yang ditelepon adalah Natali!     

Natali memanfaatkan kesempatan itu untuk membawa Raka ke hotel dan juga memanggil wartawan dan reporter untuk mengambil foto mereka.     

Keluarga Mahendra terpaksa mengumumkan pertunangan mereka untuk menghindari skandal.     

Ketika mendengar berita itu, Aiden merasa sedikit lega. Setidaknya, sekarang Raka sudah bertunangan.     

Natali akan menjaga Raka sehingga ia tidak bisa menemui Anya lagi. Sekarang, ia bisa pergi ke Dubai dengan tenang.     

"Bu Hana, biarkan Anya beristirahat. Tidak perlu memanggilnya makan malam." Kata Aiden. "Tolong bantu Anya untuk membersihkan semua tanaman yang dibawanya."     

Saat makan malam tiba, Aiden turun sendirian karena melihat Anya sama sekali tidak bangun. Sebelum meninggalkan kamarnya, ia mengecup bibir istrinya dengan lembut, memastikan bahwa ia tidak terbangun. Ia membiarkan Anya beristirahat hingga pagi.     

...     

Keesokan paginya, Anya terbangun pada pukul sembilan.     

Ia tidak melihat Aiden di kamar sehingga ia pikir Aiden pergi ke kantornya.     

Ia berjalan menuju ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukanya. Saat sedang mencuci muka, tiba-tiba ia teringat sesuatu.     

Saat ia tidur tadi pagi, samar-samar ia mendengar bahwa Aiden berpamitan padanya untuk pergi ke luar negeri ...     

Anya segera membilas wajahnya dan keluar dari kamar mandi. Ia masuk ke dalam kamar ganti dan melihat bahwa koper Aiden menghilang.     

Ia segera menuju ke tempat tidurnya dan mengambil ponselnya di nakas. Ia menelepon Aiden, tetapi teleponnya sedang mati.     

Ada sebuah pesan suara yang ditinggalkan oleh Aiden. "Anya, aku harus pergi untuk beberapa hari karena perusahaan sedang sibuk. Hari jumat aku akan kembali dan kita akan tetap pergi."     

Ketika mengetahui hal itu, Anya merasa sedikit frustasi. Mengapa seorang presiden direktur harus sesibuk ini? Aiden baru saja kembali dari luar negeri beberapa hari yang lalu dan sekarang ia harus pergi lagi?     

Sepertinya hal-hal seperti ini akan terus terulang di kemudian hari!     

Ia harus belajar untuk beradaptasi. Ia tidak menikah dengan pria biasa. Aiden adalah CEO Atmajaya Group sehingga ia tidak punya banyak waktu untuk menemaninya.     

Tetapi mengapa ia masih merasa sedikit kecewa?     

Setiap hari, Aiden selalu bertemu dengan banyak orang, termasuk orang-orang hebat dan berpengaruh. Anya harus bekerja keras untuk maju agar bisa menjadi wanita yang pantas untuk mendampingi Aiden.     

Ketika kuliahnya dimulai pada bulan September, ia akan pergi magang ke kantor Aiden sehingga ia punya lebih banyak waktu untuk bertemu dan belajar dari Aiden.     

Setelah memikirkan rencananya, Anya tidak lagi tertekan seperti sebelumnya. Ia segera mandi dan mengganti pakaiannya, lalu turun untuk sarapan. Setelah itu, ia segera pergi ke Rose Scent.     

Abdi mengantar Anya hingga ke depan pintu masuk mall. Ketika Anya hendak turun, Abdi berkata, "Nyonya, Tuan meminta saya untuk menjemput Anda pada pukul lima."     

Anya langsung mengangguk.     

Saat tiba di Rose Scent, ia menemukan bahwa namanya sudah berubah menjadi Iris. Anya meminta agar Aiden tidak menggunakan namanya langsung, tetapi menggunakan nama bunga yang merupakan kesukaannya dan ibunya.     

Produk pertama buatan Anya sangat berhasil. Aiden memanfaatkan kesempatan itu untuk mengumumkan pergantian kepemilikan dan menyuruh karyawannya untuk mengubah nama dan desain logo Rose Scent menjadi Iris dalam satu malam.     

Ia tidak memberitahu Anya apa yang ia lakukan.     

Anya berdiri di depan toko tersebut dengan suasana hati yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.     

Iris ...     

Toko ini adalah miliknya, pemberian Aiden untuknya ...     

Senyum merekah di bibirnya saat ia melangkah masuk ke dalam.     

...     

Beberapa hari berikutnya, Anya mengabdikan dirinya untuk bekerja. Ia mengatur beberapa pegawai untuk bergantian mengikuti kelas.     

Esther bertanggung jawab untuk mengawasi operasi dari tiga cabang Iris dan juga membimbing Anya untuk membuat parfum. Karena kecelakaan yang pernah dialaminya, ia tidak bisa membuat parfum sendiri dan harus mengandalkan Anya.     

Anya membawa madu yang Nico dapatkan ke Iris. Bersama dengan Esther, ia membuat lilin aromaterapi jenis baru. Peluncurannya sangat berhasil dan lilin aromaterapi itu sangat dicintai oleh para pelanggan.     

Setelah itu, Anya meluncurkan masker mata aromaterapi dengan harga yang cukup tinggi karena mengandung ramuan herbal.     

Tidak disangka-sangka, begitu diluncurkan, masker tersebut juga langsung habis terjual.     

Selama produk baru itu buatan Anya, semua orang akan berbondong-bondong untuk membelinya.     

Ditambah lagi, semua produk buatan Anya memiliki kualitas yang tinggi dan jumlahnya tidak banyak, sehingga semua orang berebutan untuk mendapatkannya.     

Selain itu, Maria, kakak ipar Aiden yang merupakan pelukis terkenal di Indonesia, juga bergabung menjadi anggota VIP dari Iris. Ia bahkan mempromosikan parfum buatan Anya dan mengatakan bahwa ia sangat menyukai produk buatan tangan Anya.     

Sebagai seorang pelukis yang terkenal, Maria dikenal sebagai seorang sosok yang berkelas dan memiliki selera tinggi. Ia jarang mempromosikan sesuatu pada akun media sosialnya.     

Promosi ini membuat semua orang berbondong-bondong untuk menjadi anggota VIP dari Iris. Para sosialita juga ingin memiliki parfum unik untuk dirinya sendiri.     

"Bu Esther, banyak orang yang membuat janji denganku dan ingin meminta parfum khusus." Kata Anya dengan tertekan.     

Ia tidak punya waktu untuk menyelesaikan semua ini!     

"Bagaimana kalau kita membuat kuesioner online dan menyuruh para pelanggan untuk mengisi data diri. Dengan itu, kita bisa memilih pelanggan mana yang bisa membuat janji dengan Iris." Saran Esther.     

"Tetapi bukankah butuh waktu lama untuk memeriksa semua kuesioner itu?" tanya Anya dengan khawatir.     

"Aku bisa membantumu untuk memilih pelanggan yang berpotensi untuk meningkatkan nama Iris." Kata Esther.     

"Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau harga reservasinya sebesar dua juta rupiah?" tanya Anya.     

"Bukankah harganya terlalu tinggi? Dengan harga sebesar itu, tidak banyak orang yang akan membuat janji ..." kata Esther.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.