Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kata Sandi



Kata Sandi

0"Cium aku dulu. Setelah itu aku akan memberitahumu," kata Aiden sambil memejamkan matanya.     

Anya berpikir sejenak saat mendengar kata-kata Aiden. Kemudian, ia langsung mengulurkan tangannya untuk memeluk leher Aiden dan hendak mencium pipinya. Namun, siapa sangka saat bibir Anya mau mendarat di pipi Aiden, tiba-tiba saja Aiden menoleh.     

Ciumannya jatuh tepat di bibir Aiden. Aiden bisa merasakan bibir yang lembut mengulum bibirnya. Ia bisa merasakan jantungnya berdegup semakin kencang.     

Melihat wanita yang berada di hadapannya itu, ia tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk pinggangnya dengan erat dan mendekatkan tubuh mereka.     

"Dasar curang!" gumam Anya dengan kesal di sela-sela ciumannya.     

Aiden tidak memedulikannya. Ia memeluk Anya dan memperdalam ciumannya hingga Anya kehabisan napas. Setelah itu, ia baru melepaskan Anya dengan enggan.     

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis meski ia merasa tidak puas dengan ciuman mereka. Ia butuh lebih dari itu!     

"Tara tidak punya kekasih, tetapi tidak ada yang tahu kalau ia menyembunyikan kekasihnya dengan sangat baik. Sebelum menjadi dokter gigi seperti sekarang ini, tidak ada pria yang menyukai Tara," jawab Aiden.     

"Mengapa?" Anya mengedipkan matanya berulang kali, menandakan bahwa tidak bisa memahaminya. "Tara sangat cantik. Latar belakang keluarganya cukup baik. Ia memiliki pekerjaan yang menjanjikan dan kepribadiannya pun menyenangkan. Bagaimana bisa tidak ada pria yang menyukainya?"     

"Dulu, gigi Tara berantakan. Gigi bagian atasnya lebih maju sehingga membuat mulutnya sedikit tonggos. Aku dengar gurunya yang mengoperasinya dan memasangkan kawat gigi untuknya. Setelah giginya rapi, para pria mulai mengejar-ngejarnya," kata Aiden.     

Anya menyipitkan matanya dan menatap Aiden dengan curiga. "Kamu sangat mengenal Tara …"     

Aiden mengelus kepala Anya sambil tersenyum. "Apakah kamu cemburu? Saat aku kecelakaan, kakek Tara lah yang merawatku. Setelah itu, Tara juga ikut membantu memeriksaku. Sebelumnya, aku meminta Harris untuk memeriksa latar belakang mereka semua," kata Aiden.     

"Oh," Anya mengangguk.     

Tara hanya datang untuk merawat Aiden, tetapi Aiden memeriksa informasinya dengan rinci.     

Apalagi dengan Anya yang sekarang menjadi istrinya. Apa mungkin Aiden telah memeriksa semua informasi mengenai dirinya hingga yang terkecil sekali pun?     

Aiden bisa mengetahui segalanya, termasuk siapa yang mencairkan uang dari ibu Raka tiga tahun yang lalu.     

Dengan kemampuan itu, Aiden bisa mengetahui segalanya, termasuk saat ayah Raka menyerahkannya pada Deny dan membuatnya hampir mati. Aiden pasti tahu pada saat itu, ibunya lah yang memberikan semua properti yang ia miliki untuk menyelamatkan Anya.     

Apakah Aiden tahu semua hal yang ia sembunyikan? Tetapi mengapa Aiden tidak mengatakannya? Mengapa Aiden tidak menuntutnya untuk bercerita?     

Berapa banyak hal yang Aiden ketahui tentang dirinya?     

"Apa yang kamu pikirkan? Nico masih menunggu kabar darimu," kata Aiden, mengingatkan Anya yang terdiam.     

Anya langsung tersadar dari lamunannya dan segera menjawab pesan Nico. "Tara tidak punya kekasih. Tetapi aku tidak tahu apakah ia menyukai seseorang."     

Aiden bisa mengerti apa yang dipikirkan oleh Anya. tanpa mengatakannya secara langsung, Aiden bisa membaca Anya seperti sebuah buku yang terbuka. Istrinya itu sangat polos sehingga apa yang dipikirkan olehnya bisa terlihat dari wajahnya.     

Ia memegang dagu Anya dengan lembut dan mengangkat kepalanya. Matanya memandang Anya sementara bibirnya tersenyum. "Apakah ada yang kamu sembunyikan dariku?"     

"Tidak ada. Aku sudah menceritakan semuanya kepadamu," kata Anya sambil berusaha tersenyum. Namun, senyum yang tersungging di wajahnya terlihat kaku.     

Aiden mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Anya dengan penuh kehangatan. "Jangan khawatir. Aku akan mengambil kembali vila milik ibumu dan juga formula parfumnya. Sementara itu untuk Keluarga Tedjasukmana, jika kamu ingin menghancurkannya, aku bisa menghancurkannya untukmu."     

"Apa katamu?" Anya memandang Aiden dengan terkejut. Aiden mengetahui semuanya!     

"Apakah kata-kataku tidak jelas? Bahkan harimau pun tidak akan memangsa anaknya sendiri. Deny menggunakan nyawamu mengancam ibumu agar memberikan semua propertinya. Orang seperti itu harus diberi pelajaran. Dan orang-orang yang membuat kamu dipukuli oleh Deny, aku juga tidak akan membiarkan mereka begitu saja." Aiden mengecup kening Anya dengan lembut.     

Anya terperangah. Aiden benar-benar mengetahui semuanya!     

Aiden tidak akan memaafkan Keluarga Tedjasukmana dan Keluarga Mahendra.     

Tetapi kedua keluarga itu sekarang telah bergabung dengan menggunakan pertunangan Raka dan Natali. Tidak akan mudah untuk menghadapi mereka. Ia tidak mau Aiden membuat musuh baru hanya karena dirinya.     

Anya menggenggam tangan Aiden dengan lembut dan menyandarkan kepalanya di bahu Aiden. "Aiden, aku tahu kamu peduli kepadaku. Tetapi itu semua sudah masa lalu. Selama ayahku mau memberikan formula parfum ibuku kembali, aku sudah cukup puas. Ibu Raka pernah menyelamatkan aku dan ayah Raka berada di bawah tekanan saat itu. Ia tidak mau rumah tangganya terganggu hanya karena mengurusi anak orang lain. Itu sebabnya ia mengembalikan aku pada ayahku. Aku tidak menyalahkan mereka."     

"Kamu tidak menyalahkan mereka karena kebaikanmu. Tetapi bukan berarti mereka benar." Aiden memeluk tubuh Anya sambil menghela napas panjang. "Jangan terlalu mudah memaafkan orang-orang yang menyakitimu. Apakah kamu mengerti?"     

"Hmm …" Anya mengangguk. "Apakah matamu baik-baik saja?"     

"Aku hanya butuh istirahat dan aku akan pulih. Katanya, kamu ingin mengajakku kencan. Kemana kita akan pergi?" tanya Aiden.     

"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan dan melihat pemandangan. Ke tempat yang agak jauh," jawab Anya dengan senang.     

"Di mana itu?"     

"Ada sebuah lembah dan gunung kecil bernama Mid Valley. Ketika suasana hatimu sedang buruk, pergilah ke puncaknya dan berteriaklah beberapa kali. Setelah itu, kamu akan merasa lega. Berdiri di puncak gunung itu, kamu bisa melihat pemandangan seluruh kota. Kita bisa melihat rumah kita dari kejauhan." Kata Anya dengan senang.     

"Sudah lama aku tidak pergi ke gunung. Waktunya sangat tepat untuk menghirup udara segar," Setelah mengatakannya, Aiden menelepon Harris. "Periksa tempat makan di dekat Mid Valley."     

Beberapa menit kemudian, Harris mengirimkan lokasi tempat tersebut dan mengirimkan menunya. Tempat yang dipilihnya adalah sebuah vila yang terkenal di daerah tersebut, Mid Valley Villa.     

Aiden memberikan ponselnya pada Anya. "Pesan dulu makanannya. Begitu tiba, kita bisa langsung makan."     

"Pak Abdi, apakah kamu sudah makan?" tanya Anya.     

Abdi merasa tersentuh mendengar pertanyaan itu. Di saat-saat seperti ini pun, Anya memedulikannya yang hanya seorang supir. "Nyonya, saya sudah makan di rumah Keluarga Atmajaya tadi. Anda bisa makan. Tidak perlu mengkhawatirkan saya."     

"Hmm … Kalau begitu kita akan makan berdua saja." Anya mengambil ponsel Aiden dan segera menelusuri menunya.     

Mereka hanya makan sedikit saja di rumah Keluarga Atmajaya tadi sehingga sekarang mereka merasa sedikit lapar.     

Mid Valley Villa merupakan penginapan sekelas hotel bintang lima sehingga makanan yang mereka sajikan pun sangat berkelas dan juga menggunakan bahan terbaik.     

"Bagaimana kalau kita memesan salad dan sup jamur sebagai makanan pembuka. Untuk makanan utamanya, aku memilih salmon saus lemon dan juga steak daging wagyu dengan saus lada hitam, beserta kentang goreng untuk hidangan pendampingnya." Setelah menentukan pesanannya, Anya menatap Aiden. "Apakah kamu ingin memesan sesuatu? Apakah ada yang ingin kamu makan?"     

"Kamu," bisik Aiden di telinga Anya.     

Wajah Anya langsung memerah saat mendengarnya. Ia berpura-pura tidak tahu dan mengabaikan kata-kata Aiden. "Kalau begitu, sesuai dengan pesananku saja."     

Setelah itu, mereka memutuskan untuk langsung membayarnya dengan transfer. Namun, Anya baru sadar ia tidak mengetahui kata sandi bank Aiden.     

Ia menyerahkan ponselnya kembali pada Aiden dan berkata, "Butuh kata sandi untuk membayarnya."     

Aiden tidak mengambil ponselnya di tangan Anya. Ia hanya menjawab dengan tenang. "Ulang tahunmu."     

Anya menatap Aiden dengan terkejut. Kemudian, ia mencoba untuk memasukkan tanggal ulang tahunnya sebagai kata sandi. Dan ia berhasil melakukan transfer!     

Aiden menggunakan ulang tahun Anya sebagai kata sandi bank-nya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.