Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Anak



Anak

0"Setengah jam lalu, Raka, putra sulung Keluarga Mahendra, telah mengumumkan pertunganannya." Kata Tara di tengah-tengah suasana yang mulai memburuk.     

Nico langsung menoleh ke arah Tara saat mendengar berita itu. Mengapa sebagai sahabat dekatnya, Raka tidak memberitahukan pertunangan ini padanya?     

"Raka bertunangan? Mengapa sangat mendadak?" Nico terkejut saat mendengarnya.     

"Mengapa? Kamu sakit hati saat mendengarnya?" Bima menatap Nico dengan tajam.     

Nico tertawa dengan canggung saat mendengarnya. "Kakek, apa maksudmu? Raka dan aku adalah sahabat baik. Aku hanya terkejut karena tidak mendengar informasi sepenting ini padahal Raka adalah sahabatku."     

"Kamu mungkin saja menganggapnya sebagai sahabat. Tetapi belum tentu ia menganggapmu sama," kata Aiden, membuat suasana semakin panas. "Raka bertunangan dengan Natali."     

"Benarkah?" Nico menatap ke arah Aiden. Berita kedua ini membuatnya terkejut sekali lagi.     

Sudah berapa lama pertunangan Natali dan Aiden dibatalkan? Bukankah ini terlalu cepat bagi Natali untuk mendapatkan tunangan baru?     

Anya mendengarkan semua berita ini dalam diam, tanpa mengatakan apa pun.     

Rasanya, hanya ia yang tahu mengapa Raka tiba-tiba saja bertunangan dengan Natali. Mengingat kembali saat Natali mengirimkan foto Raka bersama dengan wanita, Anya sudah bisa menebak siapa wanita itu.     

Hal itu terjadi karena Raka mabuk dan dijebak oleh Natali. Sama seperti bagaimana Natali menjebaknya, Natali juga melakukan hal yang sama pada Raka, sehingga Raka terpaksa harus bertunangan dengannya.     

Namun, masalah ini tidak ada urusannya dengannya sehingga ia tidak mau ikut campur.     

"Begitu Keluarga Tedjasukmana dan Keluarga Mahendra menjadi satu, Deny mungkin akan membatalkan kerja sama dengan kita." Setelah mengatakannya, Bima memandang ke arah Aiden, "Apa rencanamu?"     

"Bertunangan dengan Raisa," kata Aiden dengan singkat.     

Jawaban itu mendapatkan sambutan senyum dari wajah Bima. "Bagus. Kalau begitu besok kamu segera urus perceraianmu secepat mungkin. Setelah itu, cepat pergilah ke rumah Keluarga Mahendra untuk melamar Raisa." Bima mengangguk setuju dengan tatapan puas.     

Wajah Anya langsung berubah. Ia menatap suaminya dengan terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. Aiden ingin menceraikannya? Dan kemudian menikah dengan Raisa?     

Aiden bisa merasakan tatapan Anya. Tangannya mengelus tangan Anya dengan lembut, menenangkannya. "Bukan aku." Setelah itu, Aiden memandang ke arah Nico, menandakan bahwa Nico lah yang harusnya bertunangan dengan Raisa.     

Ia sudah menikah. Ivan juga sudah bertunangan dengan Keara. Hanya Nico satu-satunya pria lajang di Keluarga Atmajaya.     

"Aku tidak mau menikah dengan Raisa," Nico langsung menolak saat tatapan Aiden jatuh padanya.     

"Tidak ada yang menyuruhmu menikah dengannya. Bertunangan terlebih dulu dan cari kesempatan untuk membatalkan pertunangannya setelah kerja samanya berakhir," kata Aiden dengan tenang. Ia mengatakannya dengan santai, tetapi di telinga Anya itu terdengar sangat kejam. Bukankah itu sama saja menganggap pertunangan sebagai permainan belaka?     

Apakah mungkin keluarga yang kaya memang seperti ini?     

Aiden juga awalnya bertunangan dengan Natali. Apakah ia memikirkan hal yang sama saat bertunangan dengan Natali?     

Katanya beberapa tanah untuk bangunan kantor Atmajaya Group awalnya adalah milik Keluarga Tedjasukmana. Setelah Natali dan Aiden bertunangan, Deny memberikan tanah itu kepada Atmajaya Group dengan harga murah.     

Kalau Nico bertunangan dengan Raisa, apa yang mereka akan dapatkan dari Keluarga Mahendra?     

"Sebenarnya, aku sudah punya kekasih. Jika aku bertunangan dengan wanita lain, bukankah itu tidak adil untuk kekasihku?" Nico tiba-tiba berjalan menuju ke arah Tara dan merangkul bahu Tara. "Tara adalah kekasihku."     

"Jangan libatkan aku!" Tara langsung panik dan membantah klaim Nico. Tangannya menyingkirkan tangan Nico dari bahunya. Ia tidak mau ikut campur dengan urusan Keluarga Atmajaya. Ia bukan siapa-siapa. Ia hanyalah dokter pribadi Keluarga Atmajaya.     

"Tara belum punya kekasih. Jangan hancurkan reputasinya. Bagaimana ia bisa mendapatkan kekasih kalau kamu mengaku-ngaku sebagai kekasihnya," tegur Aiden.     

"Pokoknya, aku tidak mau bertunangan dengan Raisa. Meski itu hanya pura-pura sekali pun, aku tidak ingin terlibat dengan wanita itu!" kata Nico.     

Nico adalah cucu laki-laki tertua dari Keluarga Atmajaya sehingga semua anggota keluarga sangat menyayanginya. Jika ia benar-benar menolak, tidak ada satu orang pun yang bisa memaksanya. Bima yang menyeramkan sekali pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawan cucu kesayangannya.     

Bima melirik ke arah Anya dengan dingin, "Sebagai menantu Keluarga Atmajaya, apa yang bisa kamu lakukan?"     

Anya tersentak mendengar pertanyaan yang mendadak itu. "Jika ada yang bisa aku bantu, aku akan melakukannya."     

"Aiden, dengar itu. Ada orang yang mau membantumu. Mengapa harus mengorbankan Nico?" kata Bima.     

Wajah Anya terlihat memucat. Ia memang mau membantu Keluarga Atmajaya semampunya, tetapi bukan berarti ia rela Aiden bertunangan dengan wanita lain. Apakah tidak ada cara lain untuk membantu?     

"Ketika aku bertunangan dengan Natali, bukankah aku tidak mengeluh sama sekali? Sebagai anggota dari Keluarga Atmajaya, aku sudah berkontribusi untuk keluarga ini. Bukankah Nico seharusnya melakukan hal yang sama?" kata Aiden dengan dingin.     

"Paman, jangan bersikap kejam. Apakah kamu benar-benar mau aku bertunangan dengan Raisa?" Nico menatap Aiden dengan memelas.     

"Kalau Keluarga Tedjasukmana dan Keluarga Atmajaya menjadi besan dari Keluarga Mahendra, menurutmu mereka akan lebih memedulikan yang mana? Deny memiliki banyak tanah, tetapi tidak memiliki dana untuk mengembangkannya. Dan ia juga enggan untuk menjualnya. Ini adalah satu-satunya cara untuk menutup jalan Deny." Ketika Aiden mengatakan hal ini, Nico tidak bisa membantah.     

Bima mengangguk, "Ini adalah satu-satunya jalan. Jika Nico dan Raisa bertunangan, situasinya tidak menguntungkan untuknya. Deny tidak akan punya pilihan lain selain meminta bantuan kita."     

"Kakek, apakah kamu juga membela Paman?" Nico tampak memelas. "Tidak ada yang memedulikan aku!"     

"Kalau kamu memang tidak mau bertunangan dengan Raisa, kejarlah Deny agar ia menyetujui kerja sama kalian. Jika kamu berhasil mendapatkan kerja sama itu, bukankah kamu terbebas dari perjodohan ini?" kata Aiden.     

Bukannya Nico tidak mau melakukannya. Tetapi ia sudah membahas kerja sama ini dengan Deny selama berhari-hari dan mereka belum mencapai kesepakatan hingga saat ini.     

Sekarang, Natali tiba-tiba saja bertunangan dengan Raka. Ia sudah tidak punya waktu lagi.     

Ia harus segera memaksa Deny untuk bekerja sama dengan Atmajaya Group! Itu satu-satunya cara agar ia bisa melarikan diri dari pertunangan dengan Raisa!     

"Baiklah kalau begitu, Paman. Selama aku berhasil mencapai kesepakatan kerja sama dengan Deny, aku tidak perlu bertunangan dengan Raisa," Nico bertekad untuk mendapatkan kerja sama itu.     

"Hmm …" Aiden mengangguk. "Bagaimana kalau kita makan?"     

"Duduklah. Ayo kita makan!" kata Maria.     

Ketika tiga pria Keluarga Atmajaya membicarakan mengenai bisnis, Maria dan Anya hanya diam saja. Mereka tidak tahu menahu mengenai bisnis Keluarga Atmajaya sehingga mereka tidak bisa terlibat di dalam pembicaraan mereka.     

Sementara itu, Tara sedang berpura-pura tidak ada di sana. Tara yang biasanya ceria dan cerewet saat ini hanya diam saja, berusaha untuk menghilangkan kehadirannya.     

Anya kembali memikirkan mengenai pembicaraan mereka tadi.     

Tawaran Aiden agar Nico bertunangan dengan Raisa memang terdengar sangat tidak adil, tetapi itu memang merupakan cara yang paling cepat untuk menyelesaikan masalah.     

Anya tidak tahu apakah pertunangan Aiden dan Natali juga sama.     

Apakah Aiden tidak peduli saat ditunangkan dengan Natali karena ia tahu ia bisa membatalkannya di kemudian hari? Atau Aiden juga menolak dengan keras, sama seperti Nico, namun pada akhirnya ia tetap dipaksa untuk dijodohkan dengan wanita yang tidak dicintainya?     

Apakah Aiden juga terpaksa bertunangan dengan Natali?     

Saat ia tenggelam dalam pikirannya, ia tidak sadar bahwa Bima sedang memandang ke arahnya.     

"Aiden, kalau kamu tidak mau bercerai, cepatlah punya anak. Dengan itu, istrimu akan berguna," Bima menatap Anya dengan jijik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.