Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Keracunan



Keracunan

0"Bu Esther, aku akan turun dan melihat apa yang terjadi," Anya bangkit berdiri dan menuju ke pintu.     

"Aku akan ikut bersamamu," Esther merasakan firasat buruk. Ia merasa insiden ini ada hubungannya dengan Anya.     

Rose Scent adalah merk lama. Tidak pernah sekali pun mereka mendapatkan keluhan alergi apa lagi kecelakaan serius seperti ini. Namun, Anya baru saja meluncurkan produk barunya kemarin dan tiba-tiba saja hari ini terjadi keributan.     

Ketika turun ke bawah, ia melihat seorang wanita berusia sekitar empat puluh atau lima puluh tahun sedang bertengkar dengan Mila. Wanita itu membawa seseorang bersamanya yang memiliki usia sepadan.     

"Bu, mari kita bicarakan di dalam sambil minum. Jangan membuat keributan di depan seperti ini," kata Mila dengan sabar.     

"Putriku mengalami reaksi alergi setelah menggunakan parfummu dan sekarang ia harus dirawat di rumah sakit. Bagaimana aku bisa sabar dan membicarakannya baik-baik. Cepat bawa orang yang bertanggung jawab untuk menemuiku," Ibu tersebut sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasan Mila.     

"Aku adalah orang yang bertanggung jawab atas toko ini. Jika putrimu memang terkena alergi karena produk dari kami, kami akan bertanggung jawab. Parfum apa yang ia beli?" tanya Esther sambil melangkah maju.     

Ibu tersebut melihat Esther dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. "Kamu berpakaian rapi dan mewah, tetapi bagaimana bisa kamu sangat kejam seperti ini," teriak ibu tersebut. "Putriku mendengar bahwa Rose Scent meluncurkan produk baru edisi terbatas kemarin. Ia langsung membelinya. Tetapi setelah menggunakannya, dokter mengatakan bahwa ia mengalami alergi dan keracunan di seluruh tubuhnya. Mengapa kamu menjual racun?"     

"Jika kamu tidak memberi kami penjelasan saat ini juga, kami tidak akan pergi. Kami akan memaksa untuk menutup tokomu!" teriak ibu yang satunya.     

"Ya! Tokomu harus ditutup!" teriak ibu tersebut dengan penuh emosi.     

"Bu, saya sangat menyesal dengan keadaan putrimu. Tapi tolong bekerja sama dengan manajer toko kami. Kami ingin melihat nota pembelian parfum yang menyebabkan putri Anda mengalami alergi. Kami harus memastikan apakah produk itu benar-benar dari toko kami," kata Esther dengan tenang.     

"Aku tidak bisa menemukan notanya, tetapi putriku membeli botol parfum yang beracun itu dari toko ini. Aku tidak membawa botol itu hari ini. Aku takut jika membawanya dan memberikannya pada kalian, kalian akan menghancurkan atau mengubahnya. Aku akan kehilangan barang buktiku," kata ibu tersebut dengan khawatir.     

Anya tidak pernah mengalami situasi seperti ini. Ia bahkan tidak bisa melihat keadaan putri ibu tersebut dan tidak tahu apa yang terjadi padanya.     

Tetapi mengapa ibu tersebut sangat yakin bahwa parfumnya yang menyebabkan alergi.     

Anya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi keributan hari ini disebabkan oleh parfum ciptaannya. Seseorang mengalami masalah dan meminta pertanggung jawabannya.     

"Ibu, jika memang kesalahan kami, kami akan bertanggung jawab. Tetapi Anda tidak bisa menemukan nota pembeliannya dan tidak menyebutkan nama putri Anda. Bagaimana cara kami memastikannya?" kata Anya dengan sabar.     

"Ibu, jika Anda tidak memberikan notanya atau parfumnya, kami tidak bisa menyelesaikan masalahnya meski Anda membuat keributan di tempat ini," bujuk Mila.     

Ibu tersebut memandang temannya. Mereka berdua saling memandang satu sama lain dan berkata, "Putriku bernama Wina. Ia datang ke tempat ini siang kemarin untuk membeli parfum."     

Begitu mendapatkan nama putrinya, Mila langsung menyuruh beberapa pegawai untuk memeriksa informasi pendaftaran.     

Karena adanya acara memecahkan telur di toko kemarin, semua pengunjung yang mendapatkan hadiah harus meninggalkan informasi pribadinya di toko agar Rose Scent bisa mengirimkan hadiahnya.     

Jika putri ibu ini benar-benar datang kemarin, namanya pasti akan tercatatan di sana.     

Setelah itu, ibu tersebut menyebutkan nomor ponsel putrinya dan informasi tersebut benar.     

Wina memang datang untuk membeli sebotol parfum dan mendapatkan hadiah aromaterapi dari telur emas sehingga ia meninggalkan kontaknya di pendaftaran.     

"Ibu, kami menemukan pembelian Nona Wina, tetapi kami masih tidak bisa memastikan bahwa alerginya berasal dari parfum toko kami. Jika Anda tidak bisa memberikan botol parfum yang menyebabkan alergi Nona Wina, Anda bisa menelepon polisi untuk menyelidikinya," Mila berinisiatif untuk melibatkan polisi.     

"Aku dengar produk baru yang kalian luncurkan kemarin dibuat oleh seseorang bernama Anya. Wanita itu sangat licik. Ia membujuk Aiden Atmajaya untuk membatalkan pertunangannya dengan Keluarga Tedjasukmana untuknya. Aiden bisa melakukan apa pun untuk melindunginya. Tidak ada gunanya jika aku menelepon polisi," kata ibu tersebut dengan marah.     

Temannya juga ikut marah, "Kalian tidak seharusnya membiarkan seorang murid yang belum berpengalaman membuat parfum. Apakah kalian sengaja melakukan ini?"     

Tidak tahu sejak kapan, tetapi orang-orang mulai berkumpul dan ikut menyaksikan keributan tersebut. Beberapa orang mengeluarkan ponsel mereka untuk memfoto dan beberapa dari mereka juga merekam dan mengadakan siaran langsung.     

Bisikan-bisikan komentar mereka terdengar.     

'Parfum Rose Scent dibuat oleh seorang murid yang tidak berpengalaman.'     

'Itu benar-benar menyeramkan. Apakah kulitku akan hancur jika menggunakannya?'     

'Esther tidak meluncurkan produk baru dalam waktu yang sangat lama. Sepertinya ia sudah kehabisan akal.'     

'Benar. kalau tidak, ia tidak akan membiarkan seseorang yang belum lulus untuk membuat parfum.���     

'Aku dengar parfum yang baru saja diluncurkan kemarin adalah buatan Anya. Jangankan alergi dan keracunan, jika penggunanya mati sekali pun, Aiden bisa membelanya.'     

…     

Wajah Anya memucat saat mendengar komentar-komentar semua orang.     

Ibu tersebut tidak bisa membuktikan bahwa putrinya memang mengalami keracunan yang disebabkan oleh parfum Anya, tetapi semua orang mempercayai kata-katanya. Semua orang percaya bahwa ia yang telah melakukannya, meracuni orang lain dengan menggunakan parfum buatannya.     

"Aku tahu kamu kaya dan berkuasa. Aku tahu aku tidak bisa melawanmu. Tetapi aku sangat mencintai putriku. Putriku masih terbaring di rumah sakit. Selama kamu memberikan uang kompensasi untuk putriku, aku akan langsung meninggalkan tempat ini," kata ibu tersebut sambil setengah memohon.     

Begitu mendengarnya, Anya langsung berbisik pada Esther, "Bu Esther, kita tidak bisa memberikan uang itu kepadanya. Jika kita memberi mereka uang, bukankah itu sama saja mengakui bahwa ada sesuatu yang salah dengan parfum buatanku?"     

"Apa? Parfum itu adalah buatanmu? Apakah kamu adalah Anya yang menyebabkan putriku mengalami alergi?" saat mendengar kata-kata Anya, ibu tersebut langsung menebak identitas Anya.     

Anya terlihat panik dan tanpa sadar melangkah mundur. "Ibu, tidak ada bahan yang menyebabkan alergi di dalam parfum buatanku. Kami tidak bisa mempercayai Anda karena Anda tidak mau memberikan parfum tersebut kepada kami dan tidak mau melapor ke polisi."     

Mendengar hal itu, ibu tersebut langsung merasa marah. "Dasar anak tidak tahu malu. Kamu menyebabkan putriku terbaring di rumah sakit dan sekarang kamu menuduhku mengancammu. Aku akan membunuhmu!"     

Dua wanita paruh baya itu bergegas menuju ke arah Anya dan ingin memukulnya.     

"Apa yang kalian tunggu? Cepat hentikan mereka dan telepon polisi!" atas perintah dari Esther, para pegawai toko langsung bereaksi dan menghentikan dua wanita paruh baya tersebut.     

Dua orang tersebut tidak bisa menangkap Anya sehingga mereka sengaja menjatuhkan semua parfum yang ada di rak ke lantai.     

"Kalian mau menjual parfum beracun ini kepada orang-orang? Dasar kalian lintah darat!" kemudian, ibu tersebut berbalik ke arah orang-orang yang menyaksikan keributan. "Kalian sudah lihat kan? Jangan beli apa pun dari toko ini. Jika kalian sudah membelinya, kembalikan dan minta uang kalian lagi. Kalian bisa saja terkena alergi, keracunan, atau bahkan mati!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.