Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Partner



Partner

0"Jika kamu tidak menikah dengan Raisa, apakah kamu mau memutuskan persahabatanmu dengan Raka? Ketika aku tidak ada di rumah, kamu malah membawa Raka ke rumahmu. Aku belum menghukummu untuk masalah yang satu itu," kata Aiden sambil memandang Nico dengan dingin. Ia sudah memberi pesan pada Nico untuk menjaga Anya dan menjauhkan Raka darinya. Bisa-bisanya Nico malah membawa serigala ke dalam kandangnya!     

"Paman, aku bersumpah aku hanya membawa Raka ke rumahku untuk menemaniku. Aku tidak pernah mempertemukannya dengan Bibi!" kata Nico sambil mengangkat tangannya.     

"Tuan Nico, ketika Tuan Raka menginap di rumahmu, pagi-pagi sekali Tuan Raka berdiri di depan rumah Tuan dan Nyonya dalam waktu yang cukup lama," Harris segera memperingatinya. Jika Nico menyangkal terus, situasinya akan semakin buruk.     

"Apa?" Nico tertegun.     

Aiden hanya memandang Nico dengan dingin. Matanya terlihat seperti memandang seorang anak yang bodoh. Sayangnya, anak bodoh ini adalah anggota dari keluarganya.     

"Pergilah," Aiden berjalan menuju kantornya, sementara Harris memanggil Esther.     

Esther mendengar bahwa Aiden sudah selesai rapat dan segera mengikuti Harris untuk menuju ke kantornya.     

"Lewat sini, Nyonya Esther. Apakah Anda mau teh atau kopi?" tanya Harris dengan sopan.     

"Teh saja. Terima kasih," jawab Esther.     

Setelah Harris pergi, Aiden bangkit berdiri dari kursi kerjanya dan menuju ke area sofa.     

Esther mengamati Aiden dengan seksama. Semua orang mengatakan bahwa Aiden buta, tetapi dari cara berjalannya, pria ini terlihat sangat normal.     

"Mataku tidak benar-benar buta. Aku hanya takut cahaya," kata Aiden.     

"Oh!" Esther mengangguk. "Sepertinya Anya tidak tahu bahwa kamu bisa melihat."     

"Hmm … Kamu pasti tahu latar belakang mengenai Imel. Aku sedang merencanakan sesuatu untuknya. Jadi aku merahasiakan ini dari semua orang, termasuk Anya," jawab Aiden dengan terus terang.     

Ekspresi Esther langsung menegang mendengarnya, "Tetapi mengapa kamu tidak menyembunyikannya dariku?"     

"Aku akan selalu jujur pada rekanku," kata Aiden.     

"Aku mengalami kecelakaan mobil tiga tahun lalu dan ingatanku mengalami kerusakan. Aku tidak bisa mengingat banyak aroma. Tiga tahun terakhir ini, aku tidak bisa meluncurkan produk baru."     

"Aku sudah mendengar mengenai kecelakaan itu. Imel yang menyuruh seseorang melakukannya," kata Aiden sambil memandang Esther lurus-lurus.     

Esther hanya tersenyum dengan pahit. "Imel memiliki dukungan dari Keluarga Atmajaya. Aku tidak bisa melawannya."     

"Oleh karena itu aku menyebutmu sebagai rekan. Aku ingin kamu membimbing Anya dan mengembangkan Rose Scent secepat mungkin, menguasai seluruh pasar. Aku ingin membeli Amore," kata Aiden.     

"Anya sangat berbakat. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk mengajarinya, tetapi aku akan berusaha keras membantunya," kata Esther sambil memandang Aiden. "Jadi, apakah kamu akan merekrutku selama satu tahun?"     

"Tidak, aku mengajakmu untuk bekerja sama dan bergabung dengan Rose Scent. Kamu bukan pegawai, tetapi partner kerjaku. Kamu bekerja untuk dirimu sendiri," Aiden mengatakan tawarannya pada Esther.     

Tentu saja Esther tidak akan menolak tawaran itu. Ia mendapatkan kesempatan untuk memiliki Rose Scent lagi. Tidak masalah meski Rose Scent bukan miliknya seutuhnya.     

Ia langsung mengangguk dan menyetujui tawaran Aiden.     

"Harris akan membawa seorang pengacara dan menjelaskan rinciannya kepadamu," saat Aiden baru mengatakannya, Harris sudah masuk ke dalam ruang tersebut.     

Ketika Esther melihat kedatangan Harris dan pengacara itu, ia tertawa dan berkata, "Bagaimana kamu tahu bahwa aku setuju untuk menjadi partner kerjamu?"     

"Karena aku tahu kamu memahami orang lain dan tidak akan menyia-nyiakan usahanya. Kamu juga tidak akan rela meninggalkan Rose Scent, yang kamu bangun dengan jerih payahmu sendiri," kata Aiden sambil tersenyum. "Aku harus pergi."     

"Baiklah. Terima kasih sudah bertemu denganku," Esther berdiri saat Aiden hendak pergi, tetapi ia tidak bisa menghentikan dirinya untuk bertanya. "Apakah Anya tahu hubungan antara Imel dan Keluarga Atmajaya?"     

Aiden berhenti melangkah. Wajahnya terlihat sedikit muram dan suaranya terdengar lirih. "Anya tidak tahu. Aku tidak mau membebani pikirannya."     

"Aku akan merahasiakannya!" kata Esther.     

Ketika ia mengetahui hubungan Anya dan Aiden, Esther juga sangat terkejut. Jika Anya tahu mengenai hubungan Imel dan Keluarga Atmajaya, Anya pasti tidak akan mau menikah dengan Aiden dan menjadi bagian dari keluarganya.     

Semua orang tahu bahwa Imel mengusir Diana dari Amore dengan cara yang paling kejam, memfitnah Diana mencuri formula parfum. Dan kejadian yang menimpa Diana, yang menyebabkan Diana kehilangan penciumannya, semuanya berhubungan dengan Imel.     

Perceraiannya, kecelakaannya, kejatuhannya, semua adalah ulah Imel. Dan karena Imel pula, Diana harus kehilangan perlindungan Keluarga Tedjasukmana.     

Meski beberapa orang tahu bahwa Diana difitnah, mereka tidak berani membelanya karena orang yang berada di belakang Imel adalah kepala keluarga Atmajaya, Bima Atmajaya.     

Sebagai seorang parfumeur, karir Esther telah hancur karena kecelakaan yang dialaminya. Parfumeur mana yang tidak bisa mengingat aroma?     

Semua yang menimpa Diana, Esther, atau pun Anya, semuanya adalah ulah Imel.     

Jika Aiden tidak datang tepat waktu kali ini, Anya pasti sudah dituduh mencuri resep parfum. Tidak ada satu orang pun yang berani mempekerjakan Anya di kemudian Hari.     

Esther yakin ada masalah yang lebih rumit di balik semua ini.     

Namun sekarang, Aiden lah yang memegang kekuasaan penuh atas Atmajaya Group. Ia tidak mau membiarkan Imel begitu saja, maka Imel tidak akan bisa hidup dengan tenang.     

Esther bersedia untuk bekerja sama dengan Aiden dan membimbing Anya untuk menjadi penerusnya. Ia berharap, gadis yang berbakat ini tidak akan terkubur begitu saja.     

….     

Aiden pergi dari perusahaannya bersama Abdi untuk menjemput Anya. Ia tidak turun dari mobil, memejamkan matanya dan beristirahat sejenak sambil menunggu Abdi menjemput Anya.     

Anya baru saja selesai mewawancarai calon asisten parfumeur yang baru bersama dengan Mila. Ketika ia turun ke bawah, ia melihat Abdi sudah menunggunya.     

"Apakah Aiden di sini?" tanya Anya sambil melihat ke sekelilingnya.     

"Tuan menunggu Anda di mobil, Nyonya," kata Abdi dengan hormat.     

Ketika Anya mendengar bahwa Aiden sudah menunggunya di mobil, ia langsung menyuruh Abdi untuk segera kembali ke mobil sementara ia akan berganti baju.     

Ia tidak berani berlama-lama karena ia tahu Aiden adalah orang yang paling tidak bisa sabar dalam menunggu. Ia segera mengganti pakaiannya dan membawa tasnya keluar.     

Sebelum Anya pergi, Mila menghampirinya dan bertanya, "Anya, menurutmu bagaimana calon asisten parfumeur yang tadi?"     

"Pengetahuannya tidak cukup baik. Ia sama sekali tidak memahami mengenai bahan dasar. Daripada menerima orang luar yang tidak mengerti apa-apa, aku menyarankan agar kita melatih para pegawai yang sudah bekerja di Rose Scent," kata Anya sambil berjalan keluar.     

Mila terus mengikutinya dan berkata, "Aku punya ide. Bagaimana kalau semua pegawai bergantian untuk menjaga area di toko? Jadi, semuanya akan tahu bagaimana membimbing para pelanggan di area pembuatan parfum khusus."     

"Ya! Itu maksudku. Aku dan Bu Esther akan menciptakan produk baru. Sementara para pegawai bisa membantu pelanggan dengan resep yang sudah ada," kata Anya sambil terus berjalan menuju ke pintu mall.     

"Ketika Bu Esther kembali nanti, aku akan memberitahu hal ini padanya dan memulai pelatihan secepat mungkin. Aku akan melatih semua orang sebelum sekolahmu dimulai," kata Mila.     

Ketika Aiden melihat kedatangan Anya, ia langsung membuka pintu. Namun, saat ia hendak berbicara, ia mendengar Anya berkata pada Mila. "Semua pegawai di tiga cabang akan bergantian untuk menjalani pelatihan. Semua yang melewati pelatihan dengan hasil yang baik akan mendapatkan kenaikan gaji sebesar tiga puluh persen dan menandatangani kontrak kerja selama tiga tahun. Katakan pada mereka, dengan mengikuti Aiden Atmajaya, mereka tidak akan pernah kelaparan."     

"Nyonya Atmajaya, jika Aiden Atmajaya saja kelaparan, bagaimana ia bisa mengenyangkan semua pegawai?" tangan Aiden yang besar melingkari pinggang Anya. Bibirnya yang dingin sangat dekat di telinga Anya, membuat tubuh Anya bergidik …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.