Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Anak



Anak

0Aiden menarik tubuh Anya dan memeluknya dengan lembut. Aroma sabun tercium dari tubuh Anya, membuat Aiden merasa sangat tenang.     

"Jangan berpikir yang aneh-aneh. Jika kamu merasa ragu, tanyakan langsung kepadaku. Apa yang kamu dengar dan apa yang kamu lihat mungkin bukan yang sesungguhnya terjadi. Meski semua orang mengkhianatimu, aku tidak akan pernah melakukannya," kata Aiden sambil memeluk tubuh Anya sedikit lebih erat.     

"Mengapa?" tanya Anya.     

"Karena aku adalah suamimu, dan aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi padamu," mata Aiden penuh dengan kelembutan saat mengatakannya.     

Hati Anya seperti ditembak tepat sasaran.     

Ia masih tidak memahami mengapa Aiden menikahinya, tetapi suaminya itu ingin menghabiskan hidup bersamanya selamanya, bukan hanya untuk sebentar saja.     

Ia benar-benar serius berhubungan dengannya dan tidak ada perceraian di dalam pikirannya.     

"Aiden, aku merasa bodoh. Aku tidak menyangka kamu benar-benar ingin menghabiskan seluruh hidupmu bersama denganku," kata Anya sambil menguburkan tubuhnya dalam pelukan Aiden.     

"Apakah kamu meragukanku?" tanya Aiden.     

"Tidak. Aku sangat tersentuh," kata Anya.     

"Aku harap kamu juga tidak akan …"     

"Aku tidak akan pernah mengkhianatimu! Aku berjanji!" Anya menyela apa yang ingin Aiden katakan.     

Ia tidak akan berani melakukan sesuatu yang membuat Aiden sedih dan marah, apa lagi mengkhianati Aiden.     

Aiden tidak berniat untuk menceraikannya dan Anya tidak berniat untuk meninggalkannya.     

Aiden sangat baik kepadanya. Di mana lagi ia bisa menemukan suami yang taman, kaya dan baik hati!     

Tidak peduli apa pun cerita di antara Aiden dan Keara di masa lalu, Keara akan tetap menjadi tunangan Ivan. Mereka tidak akan bisa bersatu.     

Aiden mengerahkan orang-orangnya untuk mencari Keara hanya karena ingin mencari tahu keberadaan keponakannya yang menghilang, Nadine.     

Dan Anya sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan Keara. Wajah mereka hanya sedikit mirip saja. Di dunia ini, ada banyak orang yang memiliki wajah serupa. Mengapa ia harus peduli?     

Anya merasa bahwa ia tidak semirip itu dengan Keara. Ia pernah diam-diam mencari foto Keara di internet. Wajah Keara berbentuk bulat dengan dagu yang runcing. Matanya sedikit sipit, terlihat seakan-akan ia selalu tersenyum. Keara memang sangat cantik.     

Sementara itu, wajah Anya berbentuk oval dan sedikit chubby. Matanya bulat dan belok seperti kacang almond, membuat wajahnya terlihat semakin polos seperti anak kecil.     

Jika dilihat lebih seksama, ia dan Keara sama sekali tidak ada mirip-miripnya.     

Semua orang mengatakan bahwa Keara adalah wanita yang sangat elegan dan baik hati. Ia bersikap sopan kepada siapa pun dan memiliki kepribadian yang lemah lembut sehingga semua orang mengaguminya.     

Namun, Keara adalah tunangan Ivan dan Anya lah istri dari Aiden.     

Dalam hati, Anya mengingatkan dirinya sendiri agar tidak memedulikan mengenai Keara. Aiden sudah mengatakan bahwa ia dan Keara tidak memiliki hubungan apa pun dan Anya ingin mempercayainya.     

Saat ini, yang bisa ia lakukan adalah hidup bahagia bersama dengan Aiden.     

Tanpa sadar, tangannya memeluk pinggang Aiden dengan lebih erat. Kepalanya juga terkubur di lekuk leher Aiden, seolah tidak ingin melepaskan pria itu selamanya.     

"Rambutmu masih basah. Aku akan mengeringkannya untukmu," Aiden tidak ingin melepaskan tubuh Anya dari pelukannya. Namun, rambut Anya masih basah hingga membuat bajunya ikut basah. Ia tidak mau kalau Anya sampai jatuh sakit hanya karena tidak mengeringkan rambutnya dengan benar.     

Anya tersenyum seperti orang bodoh saat mendengarnya. Aiden memang sangat baik kepadanya!     

"Aku akan mengeringkannya sendiri. Kamu berbaringlah. Cobalah masker baru buatanku. Masker itu bisa menghangat dengan sendirinya," kata Anya.     

"Hmm …" Aiden membaringkan tubuhnya di atas sofa dan memasang masker mata terbaru buatan Anya.     

Anya duduk di atas karpet tepat di samping Aiden sambil mengeringkan rambutnya dan memandang Aiden yang memejamkan mata di atas sofa.     

Setelah mengeringkan rambutnya, ia bergegas duduk di samping Aiden dan bertanya, "Bagaimana masker baru buatanku?"     

"Apakah kamu yakin masker ini bisa menghangat sendiri?" tanya Aiden sambil mengangkat alisnya.     

"Apakah itu tidak panas?" kata Anya dengan panik. Ia tidak menyangka percobaannya akan gagal. Namun saat ia mengulurkan tangannya dan memegang masker Aiden, ia bisa merasakan kehangatan di tangannya. "Kamu berbohong," katanya sambil cemberut.     

Aiden tertawa saat mendengar kekesalan Anya. Ia bisa membayangkan wajah cemberut istrinya. Anya akan memicingkan matanya seakan sedang menuduhnya, sementara pipinya akan sedikit mengembung dan merona merah.     

Tangan Anya masih menyentuh masker tersebut sehingga Aiden langsung menggenggamnya agar ia tidak menjauh. Kemudian, ia menarik tubuh Anya agar berbaring bersama dnegannya.     

"Apakah kamu sudah mengerti bagaimana cara membuat masker ini?"     

Anya mengangguk. "Sebenarnya, aku menyuruh Bu Hana untuk membuatkannya. Aku hanya mengatakan padanya untuk mencampurinya dengan sedikit bubuk besi dan karbon aktif."     

"Hmm … Pemanasan sendiri seperti ini adalah reaksi kimia yang sederhana. Yang lebih penting lagi, masker matamu ini mengandung pengobatan yang bisa melancarkan aliran darah," kata Aiden.     

"Apakah aku berhasil?" mata Anya terlihat berbinar-binar.     

"Bu Hana yang membuatnya, bukan kamu," kata Aiden dengan sengaja.     

Anya kembali cemberut saat mendengar jawaban Aiden. "Jadi, apakah kamu masih akan melakukan investasi pada masker buatanku atau tidak?"     

Aiden tertawa saat mendengarnya. "Ya. Setelah pendaftaran hak patennya terpenuhi, kamu bisa menjualnya di Rose Scent. Apakah kamu sudah memikirkan namanya?"     

Anya berpikir sejenak, namun tidak ada ide nama yang muncul di kepalanya.     

"Kamu menyiapkan dua sampel parfum untuk pria dan wanita kan? Kita bisa menyebutnya Neutral Fresh untuk pria dan Ladies Charm untuk wanita. Untuk masker mata, kita bisa memberi nama Beauty Treasure."     

Anya menatap Aiden dengan gembira. "Aku menyukai semua nama yang kamu berikan."     

"Hmm … Permasalahan nama sudah selesai sekarang. Ayo kita tidur," kata Aiden.     

Anya terlalu malas untuk bergerak sehingga ia tidak mau minggir dari pelukannya. "Lain kali kalau aku kesulitan mencari nama produk, aku akan mencarimu," katanya.     

Melihat Anya tidak mau bergerak, Aiden segera bangkit dan menggendong tubuh istrinya itu ke atas kasur. "Aku juga pintar dalam memberi nama anak."     

"Benarkah?"     

Aiden tersenyum dan menatap Anya yang masih berada di dalam pelukannya. "Berapa banyak anak yang ingin kamu miliki?"     

Anya sedikit menguap saat berpikir dan berkata, "Dua. Seorang kakak laki-laki dan adik perempuan. Jadi kamu harus mulai memikirkan dua nama."     

Hati Aiden terasa senang. Walaupun Anya terpaksa saat pertama menikah dengannya, sekarang istrinya itu tidak menolak saat membicarakan mengenai anak. Bahkan Anya mengatakan bahwa ia ingin memiliki dua anak.     

"Baiklah, dua anak. Jangan menyesal nanti," Aiden mengecup kening Anya dengan lembut.     

"Hmm …" Anya sangat mengantuk sehingga ia tidak bisa membuka matanya. Ia tidak bisa mendengar apa yang Aiden katakan dan hanya menjawabnya dengan gumaman-gumaman tidak jelas.     

Rasa lelah bisa terlihat jelas di wajah Anya sehingga Aiden tidak tega untuk membangunkannya. Ia merapikan posisi bantal di kepala Anya agar istrinya itu bisa tidur dengan lebih nyaman. Setelah itu, ia mengatur suhu pendingin ruangan dan menyelimuti Anya.     

Namun, saat Aiden berbaring di samping Anya, kaki jenjang Anya tiba-tiba saja berbalik dan memeluk kaki Aiden dengan nyamannya. Tangannya diletakkan di atas dada Aiden dan tubuh mereka benar-benar dekat, tidak terpisah jarak sama sekali.     

Aiden bisa merasakan aliran darahnya memanas. Ia tidak berani berpikir macam-macam mengenai wanita yang tertidur di sampingnya. Anya memeluknya dengan sangat erat, membuat Aiden berusaha keras untuk menahan gairahnya     

"Anya, kamu benar-benar akan membuatku mati muda …"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.