Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

General Manajer



General Manajer

0Para pegawai Rose Scent langsung mengerubungi Anya. Saat mereka melihat kedatangan Anya, tetapi tidak menemukan batang hidung manajer toko, mereka mulai merasa ragu. Apakah Anya memang tidak melakukannya? Apakah manajer yang melakukannya?     

"Anya! Kamu kembali!" kata salah satu pegawai.     

"Apakah kamu melihat manajer? Mengapa ia tidak kembali?" tanya yang lainnya.     

Anya hanya berjalan menuju ke ruang ganti dengan tenang sambil berkata, "Acara mall ini akan segera berlangsung dan kita harus bekerja. Jangan biarkan masalah ini mempengaruhi kalian. Polisi pasti akan melakukan yang terbaik."     

Setelah Anya menghilang dari pandangan mereka, mereka mulai berbisik satu sama lain.     

"Anya sangat tenang, benarkah ia tidak melakukannya?     

"Bu Esther dan Anya kembali, tetapi manajer tidak terlihat sama sekali. Apakah ia yang melakukannya?"     

Setelah mengganti pakaiannya, Anya segera menuju ke area pembuatan parfum khusus. Ia melihat semua bahan dasar yang telah ia buat kemarin malam telah tertata rapi di atas meja.     

"Apakah Bu Esther sudah kembali?" tanyanya pada salah satu pegawai yang berada di dekatnya.     

"Bu Esther sedang berada di kantornya. Bersama dengan Bu Imel dari Amore."     

Kepala Anya menengadah, memandang ke arah lantai dua dengan tatapan menerawang. Imel Tahir telah menghancurkan reputasi ibunya di internet. Sekarang, ia berada di dalam kantor Rose Scent bersama dengan Esther. Entah apa yang sedang wanita itu rencanakan.     

Ia menunggu di tempat area pembuatan parfum khusus untuk sejenak karena ia tidak ingin bertemu dengan Imel. Hingga pintu ruang kantor Esther yang terletak di lantai dua akhirnya terbuka.     

Esther keluar dari ruangan tersebut bersama dengan Imel yang mengikuti di belakangnya. Mereka turun ke lantai bawah dan melihat Anya sedang bekerja di area pembuatan parfum khusus.     

Imel mencibir melihat keberadaan Anya, "Esther, aku sudah mengingatkan kamu agar tidak memelihara serigala di dalam rumahmu. Mengapa kamu masih membiarkan anak itu ada di sini?"     

"Terima kasih atas nasihatmu. Aku tahu apa yang aku lakukan," Esther tetap menghadapi Imel dengan senyuman dan mengantar Imel hingga ke pintu depan.     

"Belum terlambat untuk memperbaiki semuanya," Imel menyampaikan nasihat terakhirnya sebelum meninggalkan Rose Scent.     

Anya menundukkan kepalanya dari awal hingga Imel meninggalkan tempat tersebut, berpura-pura tidak mendengar apa pun, meski semua yang dikatakan oleh Imel terdengar jelas di telinganya.     

Ibunya telah dijebak dan difitnah, mencuri resep parfum dari Amore sehingga reputasinya berantakan. Setelah kejadian itu, Diana mengingatkan Anya agar tidak berurusan dengan Imel jika ia tidak sanggup untuk melawannya.     

Setelah mengantar Imel pergi, Esther kembali ke toko dan menatap Anya yang sedang berada di area pembuatan parfum khusus. "Anya, ikutlah denganku ke kantor."     

"Baik," Anya meletakkan tabung uji yang ia pegang dan mengikuti Esther ke kantornya dengan tenang.     

"Apakah kamu mau teh?" tanya Esther sambil mengambil sebuah cangkir baru dan menuangkan teh ke dalam cangkir tersebut.     

"Terima kasih, Bu. Tidak perlu repot-repot," kata-kata Anya memang menunjukkan rasa sopannya, tetapi nadanya terdengar dingin.     

Esther tertawa pada dirinya sendiri, "Apakah kamu menyalahkan aku?"     

Anya hanya tersenyum pahit dan tidak menyangkalnya, "Tidak menyenangkan dituduh di depan umum seperti itu."     

"Polisi masih menyelidikinya. Menurutmu siapa yang sengaja memfitnahmu?" tanya Esther sambil tersenyum pada Anya.     

Anya duduk di hadapan Esther, tetapi ia sama sekali tidak menyentuh teh yang disediakan oleh Esther. Teh itu telah diminum oleh Imel. Ia tidak mau meminum teh yang sama dengan seseorang yang telah menghancurkan karir ibunya.     

"Jika aku boleh menebak, Imel Tahir yang menyogok manajer untuk menuduhku. Aku tidak tahu apakah Bu Esther mengetahuinya atau tidak," kata Anya, mengungkapkan pendapatnya dengan jujur.     

"Kamu wanita yang cerdas. Ketika mengetahui bahwa resepku menghilang, aku punya firasat bahwa kamu lah yang akan dituduh sebagai pencurinya. Aku tahu bahwa Ben yang sengaja menuduhmu, tetapi aku tidak bisa mengendalikan situasinya hingga masalah ini sampai ke telinga Aiden. Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?"     

Anya menatap wajah Esther dengan bingung, "Bu, aku tidak memahami maksud perkataanmu."     

"Kamu pasti tahu bahwa Aiden sudah membeli semua saham Rose Scent. Aku akan menitipkan toko ini padamu. Rose Scent adalah hasil kerja kerasku selama bertahun-tahun. Aku hanya ingin tahu apa yang kamu rencanakan pada Rose Scent," Esther menjawab dengan sedikit kesedihan dalam suaranya. Ia telah kehilangan Rose Scent, bayinya yang ia besarkan sejak kecil. Ia tidak cukup kuat untuk mempertahankannya dan saat ini adalah saat yang tepat untuk melepaskannya.     

"Di kota ini, hanya Rose Scent yang bisa menyaingi Amore. Aku tidak akan membiarkan Rose Scent tumbang," kata Anya dengan tegas.     

Esther mengangguk dengan puas saat mendengar jawaban Anya. "Apakah kamu ingin mengalahkan Imel?" tanyanya.     

"Ya!" Anya sama sekali tidak menyembunyikan tujuannya. Ia tidak menyembunyikan kebencian yang ia rasakan pada Imel Tahir.     

Esther akhirnya bisa menghela napas lega. "Selama bertahun-tahun, Rose Scent milikku ini telah ditekan dan dipojokkan oleh Amore. Orang-orang yang aku latih dan kembangkan dengan sangat baik telah ditarik dan diambil alih oleh Imel. Sejak awal tahun, Rose Scent mulai menutup banyak cabang, menyisakan tiga toko saja di kota ini. Di antara tiga toko tersebut, toko ini lah yang memiliki lokasi terbaik dan pengunjung terbanyak," Esther menjelaskan latar belakang Rose Scent kepada Anya sebagai pemilik baru. Meski Rose Scent bukan lagi miliknya, ia masih merasakan kedekatan dengan perusahaan yang ia ciptakan itu.     

"Bu Esther, maafkan aku. Aku tidak bisa menghentikan Aiden, tetapi aku berjanji untuk menjaga Rose Scent untukmu. Lalu, apa rencanamu berikutnya?" tanya Anya sambil berpikir. "Aku ingin melihat Rose Scent terus maju dan berkembang. Aku ingin Rose Scent tetap berjalan selama acara mall ini berlangsung. Aku ingin peluncuran produk baru tetap berjalan dan sukses. Aku harap kamu tidak pergi karena hanya kamulah yang bisa melakukannya."     

"Anya, apakah kamu memahami apa yang kamu katakan?" tanya Esther dengan terkejut.     

"Tidak ada yang lebih tahu mengenai Rose Scent daripada kamu. Tidak ada yang lebih peduli pada Rose Scent daripada kamu. Aku masih menghormatimu sebagai atasanku. Jadi, aku ingin kembali memperkerjakanmu sebagai general manajer di Rose Scent. Saat kuliah dimulai nanti, aku tidak akan punya banyak waktu dan tenaga untuk mengurus Rose Scent. Aku akan merasa lega jika kamu tetap berada di sini," kata Anya. Ia mengungkapkan apa yang ia pikirkan.     

"Bisakah aku menolak?" Meski ia mencintai Rose Scent dengan sepenuh hati, Esther juga punya harga dirinya. Ia tidak bisa bekerja untuk seorang gadis yang masih berusia dua puluh tahun.     

"Bu Esther, kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan Imel. Kamu memiliki puluhan cabang tetapi semuanya gagal dan hanya tersisa tiga toko saja. Sekarang, Aiden telah membeli tiga tokomu yang tersisa, tiga toko yang sedang berada di ambang kehancuran. Walaupun ia menyerahkan semua tanggung jawabnya padaku, tetap saja pemilik dari Rose Scent bukan aku, tetapi Aiden. Ia adalah bos yang berada di balik layar," kata Anya, berusaha untuk meyakinkan Esther.     

"Apakah kamu pernah berpikir bahwa melalui aku, melalui bantuan dari kekuatan Aiden, kamu bisa mengalahkan Imel? Rose Scent akan mengalahkan Amore!" Anya terpaksa menggunakan nama Aiden saat mencoba untuk membujuk Esther.     

Ia membutuhkan orang yang berpengalaman seperti Esther untuk membantunya.     

Esther menatap Anya sambil tersenyum. "Menggunakan kekuatan Aiden untuk mengalahkan Imel. Apakah itu tujuanku? Atau tujuanmu?" tanyanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.