Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Formula



Formula

0"Tuan, pesawatnya akan segera lepas landas. Tolong matikan telepon Anda," kata seorang pramugari saat melihat Aiden masih menggunakan ponselnya.     

Aiden menatapnya dengan tajam, membuat pramugari tersebut ketakutan dan menutup mulutnya rapat-rapat. Ia langsung berpindah dari tempat tersebut, tidak berani mengatakan apa pun lagi.     

"Tuan, saya baru saja berbicara dengan Tuan Nico. Tuan Nico akan tinggal di rumahnya, di samping rumah Anda malam ini. Jangan khawatir!" jawab Harris.     

Aiden berkata dengan tenang, "Tiga hal. Pertama, pesankan obat yang aku gunakan untuk luka bakar dan penyembuhan saraf untuk ibu Anya. Kedua, selidiki nama siapa yang dicantumkan sebagai pemilik vila Keluarga Tedjasukmana. Aku akan mengambilnya kembali untuk Anya. Ketiga, cari tahu hubungan antara Diana Hutama dan Galih Pratama. Semakin rinci, semakin baik."     

"Baik, Tuan!" jawab Harris.     

Anya berbalik dan melihat Harris berhenti di langkahnya, tidak mengikutinya. Ia langsung bergegas menghampirinya dengan khawatir. "Ada apa? Apa yang terjadi?" tanyanya.     

"Tuan Aiden menelepon untuk membicarakan mengenai bisnis," jawab Harris dengan tenang. "Mari kita pulang, Nyonya."     

"Baiklah," jawab Anya sambil mengangguk.     

…     

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika mereka tiba di rumah. Anya baru saja turun dari mobil dan hendak memasuki rumahnya ketika ia melihat ayahnya berada di depan gerbang rumahnya.     

"Anya …" teriak ayahnya, berusaha menarik perhatian Anya.     

Anya melangkah maju dan berbalik. Ia melihat ayahnya sedang menatapnya dengan gelisah.     

Hana segera bergegas keluar dari rumah dan berkata padanya, "Anya, ayahmu setiap hari datang ke rumah setiap jam delapan malam. Aku sudah memintanya untuk pergi karena Aiden tidak mau menemuinya, tetapi ia terus memaksa dan menunggu di luar gerbang."     

"Suruh ia masuk," jawab Anya sambil menghela napas panjang. Kemudian, ia berbalik dan memasuki rumahnya.     

Anya dan Deny duduk di sofa ruang keluarga setelah Anya menyuruh Hana untuk mengajak ayahnya masuk. Anya berkata dengan dingin, memecah keheningan di antara mereka. "Aku harus bangun pagi besok dan bekerja. Mengapa ayah tidak meneleponku saja? Aiden tidak suka ayah datang ke rumah ini. Aku bisa mengajak ayah masuk karena Aiden sedang pergi."     

"Aku mempunyai sesuatu untuk ditunjukkan kepadamu." Deny mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto pada Anya.     

Anya tidak tertarik untuk melihat foto tersebut pada awalnya. Mengapa ayahnya jauh-jauh datang ke rumahnya dan menunggu setiap malam hanya untuk menunjukkan telepon ini?     

Apakah ayahnya ingin mengancamnya dengan menggunakan foto lama?     

Anya menatap foto itu dengan sedikit gelisah dan melihat sebuah kertas yang sudah kekuningan dengan tulisan-tulisan di atasnya. Itu adalah sebuah formula parfum …     

"Itu adalah formula parfum milik ibu!" teriak Anya.     

"Aku mengganti rak buku di ruang kerjaku dan saat pelayan membersihkannya, aku menemukan catatan ini di dinding," kata Deny.     

"Di mana formula itu?" tanya Anya dengan penuh semangat.     

"Aku menyimpannya," jawab Deny dengan singkat. Senyum tipis tersungging di wajahnya. Ia sudah mendapatkan kelemahan Anya.     

Anya merasa hatinya dingin. Ia tahu ayahnya tidak akan mengembalikan formula itu kepadanya dengan mudah.     

"Ayah, formula parfum itu adalah impian ibu. Itu tidak ada gunanya bagi ayah. Bisakah ayah mengembalikannya pada kami?" Anya merasa marah, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan.     

"Ibumu sedang tidak sadar sekarang. Ketika ia bangun nanti, aku akan menemuinya dan memberikannya sendiri," jawab Deny, memberi alasan agar ia tidak perlu menyerahkan formula itu pada Anya.     

Anya tahu bahwa ayahnya hanya sedang beralasan. Semakin lama formula itu berada di tangan Deny, semakin rendah pula nilainya. Deny bisa aja menjual resep itu pada orang lain dan ketika resep itu tiba di tangan Anya, semuanya tidak ada artinya lagi.     

"Tidak ada yang mau membeli resep itu dari tanganmu selain Imel. Jika kamu mau menjualnya pada Imel Tahir, aku akan meminta Aiden untuk memusnahkan seluruh keluargamu di kota ini," kata Anya dengan suara yang dingin. Ia tidak akan diam saja saat melihat ayahnya berusaha untuk menghancurkan impian ibunya.     

Deny gemetar hebat saat mendengar kata-kata Anya. "Dasar anak kurang ajar. Apa untungnya bagimu jika nama Keluarga Tedjasukmana hancur? Bukankah kamu juga memiliki nama yang sama?"     

"Apa urusannya denganku? Kekayaan dan keberhasilan Keluarga Tedjasukmana saja tidak ada gunanya buatku. Lalu apa hubungannya denganku jika Keluarga Tedjasukmana hancur?" jawab Anya sambil mencibir. "Aku hanya peduli pada formula milik ibuku!"     

Benar! Hanya itu yang Anya pedulikan. Selama ini ayahnya tidak memedulikannya dan hanya ibunya saja yang mencintainya. Tentu saja ia akan mempertahankan impian ibunya daripada keluarga ayahnya yang sama sekali tidak peduli padanya.     

"Kamu …" Deny melotot tajam ke arah Anya. Tetapi memang benar ia tidak pernah memedulikan Anya selama ini, sehingga membuat Anya kecewa berat kepadanya.     

Ia berusaha menekan emosinya dan memberi nasihat dengan nada seorang ayah. "Anya, kamu mengikuti Aiden dan tinggal bersamanya tanpa memiliki nama belakang yang sama dengannya. Kehidupanmu ini tidak akan bertahan lama. Pulanglah dengan ayah. Kembalilah ke rumah ayah. Ayah akan meminta Keluarga Atmajaya untuk menikahimu ."     

"Kembali ke rumah ayah?" Anya merasa konyol saat mendengar ajakan ayahnya. "Kembali ke rumah ayah dan tinggal di gudang atap lagi?"     

"Anya, kamu adalah putri sulung ayah. Bagaimana mungkin ayah membiarkanmu tinggal di gudang. Ayah sudah meminta para pelayan untuk membereskan kamarmu. Pulanglah dan suruh Keluarga Aiden untuk melamar keluarga kita dengan benar. Kamu akan menikah dengan Keluarga Atmajaya sebagai putri dari Keluarga Tedjasukmana. Dengan begitu, tidak akan ada orang yang berani merendahkanmu lagi," Deny terlihat seperti ayah yang baik.     

Tetapi Anya sangat mengenal ayahnya. Apa yang keluar dari mulut ayahnya itu bukan untuk kebaikan Anya, melainkan untuk keuntungan ayahnya dan keluarganya. Ayahnya tidak pernah mengesampingkan kepentingannya untuk kebahagiaan orang lain. Bagi ayahnya, harta kekayaan, kekuasaan dan nama baiknya adalah segalanya. Ia tidak akan memedulikan hal lain dan selalu menempatkan kepentingannya di urutan pertama.     

Jika bukan karena Aiden, Deny tidak akan pernah memedulikan Anya.     

Anya ingin tertawa dengan keras, menumpahkan seluruh kepahitan di dalam hatinya. "Aku tidak sepenting itu bagi Aiden. Apa yang akan kamu lakukan jika aku kembali ke rumahmu dan ternyata Aiden tidak ingin melamarku?"     

"Hanya dengan melihat apa yang ia lakukan untukmu, kita semua bisa melihat seberapa pentingnya dirimu di hatinya. Tentu saja ia akan melamarmu dan menikahimu," jawab Deny dengan penuh percaya diri.     

Semua orang di kota ini sudah tahu bahwa Anya adalah kekasih Aiden, tetapi tidak ada yang tahu bahwa Anya adalah putri Deny. Semua orang mengira bahwa hanya nama belakang mereka saja yang sama. Bahkan beberapa orang tidak mengetahui nama belakang Anya dan seringkali Anya menggunakan nama belakang ibunya untuk memperkenalkan dirinya.     

Deny memiliki keuntungan sebagai ayah Anya karena ia bisa memanfaatkan Anya untuk bekerja sama dengan Aiden. Namun sayangnya, senjatanya ini tidak mau mendengarkannya.     

Dengan formula di tangannya, Anya tidak akan berani menentangnya!     

"Aku tidak mau kembali ke rumah Keluarga Tedjasukmana. Aku juga tidak mau membicarakan mengenai pernikahan. Aku sudah cukup bahagia sekarang. Kamu bisa katakan langsung kepadaku, bagaimana cara membuatmu mau melepaskan formula itu?" tanya Anya dengan suara dingin. Ia sudah tidak peduli lagi bahwa darah ayahnya masih mengalir di tubuhnya. Ayahnya saja bahkan sudah tidak peduli dengannya. Mengapa ia harus terus mempertahankan cintanya yang tidak terbalas?     

"Aku punya tanah, tetapi aku tidak mempunyai cukup modal. Bujuk Aiden untuk menanamkan modal di Keluarga Tedjasukmana. Jika kamu berhasil, aku akan memberikan formula ini dan memberimu sebagian dari keuntungannya," kata Deny.     

Anya mendengarkan kata-kata Deny dan berkata, "Aku tidak bisa membantumu. Keluarga Mahendra juga mencari Aiden, tetapi Aiden berkata bahwa ia hanya ingin membeli tanah milik Keluarga Tedjasukmana dan Keluarga Mahendra. Aiden tidak mau bekerja sama dengan kalian untuk mengembangkan tanah itu."     

"Jika kita menjual tanah itu, Keluarga Tedjasukmana tidak akan pernah bisa bangkit lagi. Anya, bisakah kamu membantu ayah? Hanya kamu satu-satunya yang bisa ayah harapkan," kata Deny sambil memohon.     

Tentu saja Anya tahu!     

Tetapi ayahnya tidak pernah memedulikannya. Tidak peduli seberapa kaya Keluarga Tedjasukmana, itu tidak ada hubungannya dengannya!     

Kemakmuran Keluarga Tedjasukmana hanya akan menaikkan derajat Natali, yang dikenal sebagai putri tunggal Keluarga Tedjasukmana.     

Sementara itu, Anya tidak berarti apa-apa. Bahkan tidak ada orang yang tahu bahwa ia dan Natali bersaudara.     

"Aku ingin melihat formula itu. Aku tidak yakin itu adalah resep yang asli," kata Anya. Ia harus berhati-hati saat menghadapi ayahnya. Ayahnya sangat licik. Ia tidak mau jatuh ke dalam tipu muslihat ayahnya.     

Deny menunjukkan foto itu sekali lagi. Kali ini ia menunjukkannya secara lengkap, dengan tanda tangan dan nama Diana di bawahnya. Anya bisa melihat bahan-bahan yang tertera di resep tersebut.     

Bunga iris, esensi jeruk bergamot, bunga kenanga, bunga jeruk, vanila, bunga lili, bunga anggrek dan berbagai rempah-rempah yang ia kenal lainnya …     

Tetapi Deny menutupi persentase pada bagian kolom bahan agar Anya tidak bisa melihatnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.