Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pohon dan Buah



Pohon dan Buah

0Ketika ia tiba di depan pintu kantor Esther, Anya mengetuk pintunya, "Nyonya Irena, saya dengar Anda mencari saya?"     

Irena membalikkan tubuhnya dan menatap Anya dengan dingin, "Anya, sejak kamu bersama dengan Aiden, sepertinya sifatmu menjadi semakin buruk. Kamu bahkan membuatku menunggu lama."     

"Saya baru saja melayani tamu di toko dan saya tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Saya meminta maaf jika saya mengabaikan Anda," kata Anya dengan sopan.     

Irena hanya mendengus mendengar permintaan maaf Anya.     

"Saya baru saja mulai kerja di tempat ini beberapa hari yang lalu dan saya masih dalam masa percobaan. Saya tidak berani meninggalkan pelanggan saya begitu saja. Saya minta maaf. Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?" tanya Anya dengan tenang.     

"Kamu tahu apa yang aku inginkan. Raisa sedang berada di kantor polisi karena kamu. Mengapa aku mencarimu? Tentu saja kamu tahu mengapa!" kata Irena dengan marah.     

Tentu saja. Siapa yang tidak paham bahwa Irena datang untuk menolong putrinya. Tetapi sepertinya Irena lupa saat ini ia sedang meminta tolong.     

Di bawah situasi seperti ini, Irena masih bersikap angkuh dan sombong seolah ia berada di atas segalanya. Seolah Anya hanyalah wanita rendahan yang tidak sepadan dengannya. Ia tidak sadar bahwa hanya Anya lah yang bisa menyelamatkan Raisa sekarang.     

"Apakah Anda datang untuk meminta maaf atas nama Raisa?" tanya Anya dengan sengaja.     

"Kamu …" Irena merasa sangat marah. "Mengapa Raisa harus meminta maaf padamu? Apa yang ia lakukan?"     

"Anda tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?" tanya Anya sambil membalas tatapan Irena.     

"Apa yang kamu inginkan? Uang?" seperti orang kaya pada umumnya, Irena terbiasa untuk melemparkan uangnya secara cuma-cuma. Karena baginya uang bisa menyelesaikan segalanya, terutama jika melibatkan seorang wanita miskin seperti Anya.     

Namun, Anya yang berada di hadapannya bukan lagi Anya yang dulu.     

"Apakah kamu akan menulis cek untukku dan menyuruh seseorang untuk mengambil cek itu kembali setelah Raisa dilepaskan?" wajah Anya terlihat dingin. Ia bahkan sudah tidak memanggil Irena dengan sebutan yang sopan karena ia tahu bahwa wanita di hadapannya itu tidak pantas untuk diperlakukan dengan sopan. Sepertinya buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya. Ia memahami mengapa Raisa tumbuh menjadi wanita seperti ini. Itu semua karena ibunya juga memiliki sifat yang sama.     

Wajah Irena berubah ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Anya. kepanikan sedikit terpancar darinya, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang, "Aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu."     

"Benarkah? Atau kamu berpura-pura tidak mengerti lagi? Aku bukan lagi Anya yang berusia tujuh belas tahun dan dibutakan oleh cinta monyet pada putramu. Apa pun yang kamu lakukan saat ini tidak akan berguna lagi. Aku tidak menginginkan uangmu. Aku hanya ingin Raisa bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Jika Raisa tidak mau meminta maaf, biarkan saja ia berada di dalam penjara dan memikirkan kesalahannya," kata Anya dengan dingin.     

Tubuh Irena gemetaran saat menahan kemarahannya. Ia membentak Anya dengan keras, "Anya, ketika kamu berusia sepuluh tahun, kamu sengaja mendorong ibu tirimu hingga jatuh dan membuatnya keguguran. Jika saat itu aku tidak melindungimu, ayahmu pasti sudah membunuhmu. Mengapa kamu malah membalasku dengan cara seperti ini?"     

"Aku mengingat kebaikanmu pada saat itu dan selama tiga tahun, aku menahan diri dan menerima semua perlakuan keluargamu kepadaku," kata Anya sambil tersenyum pahit.     

"Perlakuan keluargaku? Keluargaku tidak pernah melakukan hal buruk padamu," Irena terus berpura-pura bodoh.     

"Tiga tahun yang lalu, setelah cek itu dirampok oleh seseorang, aku langsung menelepon polisi dan hingga saat ini aku belum mengakhiri kasus itu. Perampokan itu adalah kejahatan yang serius dan hukumannya bisa mencapai sepuluh tahun penjara," kata Anya, menjelaskan dengan perlahan. Ia sengaja bertele-tele agar membuat Irena semakin panik.     

"Aku tidak tahu apakah Raisa memberitahumu hal ini. Aiden membantuku untuk mencari tahu siapa yang telah mencairkan cek itu," kata Anya dengan santai.     

"Apa?" Irena bangkit berdiri dari kursinya.     

"Aku tidak memberitahu Raka dan membiarkan ia tetap berpikir bahwa aku berpisah dengannya karena uang. Tetapi kamu tidak perlu berpura-pura bodoh di hadapanku. Aku bukanlah gadis lugu, yang sebatang kara dan bodoh, yang bisa kamu tipu seperti tiga tahun yang lalu," suara Anya terdengar dingin.     

Irena tidak menyangka Aiden akan membantu Anya untuk menyelidiki mengenai cek itu. Ia tidak bisa menyembunyikan hal ini lagi. Semua rahasianya telah terbongkar. Itu sebabnya, ia melotot dengan tajam ke arah Anya dan berkata, "Apa yang kamu inginkan?"     

Anya baru menyadari bahwa wanita yang ia anggap sebagai penolongnya sejak kecil ternyata memiliki rupa seperti ini. Dulu ia melihat wanita di hadapannya ini bagaikan malaikat yang melakukan segalanya demi putra dan putrinya. Tetapi sekarang, ia bisa melihat dengan jelas sosok asli wanita di hadapannya. Wanita ini juga sama liciknya …     

"Suruh Raisa untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf padaku di hadapan media. Jika kamu ingin menghancurkan reputasiku dengan menceritakan kejadian tiga tahun yang lalu, aku akan membuka kembali penyelidikan mengenai perampokan yang terjadi padaku. Mungkin aku tidak bisa menemukan apa pun. Tetapi Aiden bisa membantuku untuk membongkar semuanya!" kata Anya dengan tenang.     

Irena mencibir mendengar kata-kata Anya. "Apakah kamu pikir Aiden akan melawan Keluarga Mahendra hanya untukmu?"     

Anya tidak yakin, tetapi ia tahu bahwa saat ini ia tidak bisa lagi mundur. Ia harus terus menekan Irena dan membuatnya panik.     

"Apakah kamu mau mencobanya?" tanya Anya dengan senyum yang manis.     

"Kamu …" Irena menghentakkan kakinya dengan marah.     

Ia sudah mendengar berita bahwa Aiden membatalkan pertunangannya dengan Keluarga Tedjasukmana hanya untuk wanita ini. Deny dan Natali Tedjasukamana pun mendapatkan hukuman yang berat karena membuat Aiden merasa marah.     

Semua orang berkata bahwa Aiden buta, kejam dan psikopat. Namun, sepertinya Anya hidup dengan sangat bahagia. Bahkan ia sangat dimanja oleh Aiden. Aiden mau melakukan apa pun untuk Anya.     

Sepertinya, selama ini Irena terlalu meremehkan Anya …     

"Anya, Raisa adalah putriku satu-satunya. Jika ada kesalahan yang ia lakukan, kamu bisa langsung katakan kepadaku. Aku akan memberinya pelajaran ketika aku pulang. Tetapi kamu tidak bisa membiarkannya berada di kantor polisi," Irena berusaha untuk melembutkan suaranya ketika ia menyadari bahwa ia tidak bisa menang melawan Aiden.     

Ia melangkah maju dan memegang tangan Anya, seolah berusaha untuk menunjukkan kehangatan seorang ibu di hadapan Anya.     

"Hubungan antara Keluarga Mahendra dan Keluarga Tedjasukmana sangat dekat. Apakah kamu lupa bagaimana aku memperlakukanmu dulu? Kamu bahkan sangat dekat dengan Raka. Bukankah melakukan hal ini kepada Raisa sama saja dengan menyakiti Raka?" Irena terus berusaha untuk membujuk Anya agar Anya mau mencabut tuntutannya pada Raisa.     

"Tentu saja aku mengingat semua kebaikanmu sehingga aku menahan diri saat Raisa berbuat semena-mena di hadapanku. Tetapi situasinya berbeda kali ini. Raisa mengatakan bahwa aku menerima sejumlah uang untuk berpisah dengan Raka tetapi aku tetap menggodanya, mengambil kesempatan untuk berselingkuh dengan Raka saat Aiden sedang pergi ke luar negeri. Ia bahkan mengatakan bahwa aku menahan Raka semalaman agar tidak pulang."     

"Kalau memang putramu tidak pulang semalaman, apakah itu kesalahanku? Apakah sudah pasti aku yang menculiknya? Raisa meneriakkan hal itu di hadapan semua orang dan semua orang memandangku rendah seperti wanita murahan," kata Anya sambil menarik tangannya dari tangan Irena.     

"Untung saja Aiden percaya kepadaku dan mengirimkan asisten serta pengacaranya. Kalau pria lain mungkin sudah menendangku jauh-jauh dari kehidupannya. Aku hanya ingin Raisa bertanggung jawab dan mengembalikan nama baikku. Apakah itu salah?" tanya Anya.     

Irena mengerutkan keningnya dan berkata, "Raisa belum memiliki kekasih hingga saat ini. Jika ia meminta maaf di hadapan umum dan mempermalukan dirinya sendiri, mana ada pria yang mau menikahinya?"     

"Kalau begitu, lebih baik aku yang menderita, dihina-hina oleh putrimu di hadapan umum? Biar aku yang dipermalukan dan tidak ada pria yang mau menikahiku?"     

"Tentu saja tidak! Kamu kan bersama dengan Aiden. Meski kamu tidak menikah dengannya, kamu tetap akan berkecukupan seumur hidupmu!" kata Irena.     

Anya hanya diam saat mendengar jawaban Irena. Memang benar semua orang selalu mementingkan urusan pribadinya dan tidak memedulikan nasib orang lain. Irena tidak peduli apa pun yang terjadi pada Anya selama Raisa baik-baik saja.     

"Bagaimana kalau aku saja yang menjelaskannya pada media?" tanya Irena ketika menyadari bahwa Anya bersikukuh.     

Rencana Irena sama dengan Raka. Memang benar buah tidak jatuh dari pohonnya. Mereka semua sangat serupa.     

Tetapi bagaimana pun juga, Anya adalah wanita yang berhati lembut. Ia tidak tega melihat wanita di hadapannya terus memohon demi buah hatinya. Hal itu membuatnya teringat pada ibunya sendiri. "Aku akan memikirkannya."     

"Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk berpikir?" Irena terus mendesak Anya. "Raisa sangat dimanja sejak kecil. Ia tidak bisa menghabiskan waktu semalaman berada di dalam sel penjara."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.