Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Rahasia yang Disembunyikan



Rahasia yang Disembunyikan

0"Aku tidak tahu. Tetapi aku pernah melihat surat cinta dari Galih Pratama untuk ibuku. Aku rasa ada cerita di antara mereka yang membuat hubungan mereka jadi canggung," kata Anya sambil tersenyum. "Aku tidak mengintip isinya, tetapi aku rasa itu adalah surat cinta. Dan jumlahnya ada puluhan!"     

Matanya berbinar saat membicarakan mengenai hal ini. Anya juga seorang wanita yang sangat menyukai cerita cinta. Menurutnya surat cinta untuk ibunya itu adalah hal yang sangat romantis.     

Aiden terkekeh dan menyentil dahi Anya. "Dasar nakal!"     

Anya mengelus kepalanya sambil cemberut, membuat Aiden merasa gemas padanya.     

Setelah itu, Anya memegang tangan Aiden dan menghela napas panjang. "Galih Pratama adalah pria yang sangat hebat. Aku dengar ia adalah kepala keluarga yang sangat baik dan sangat mencintai istrinya. Namun, ibuku malah menikahi pria yang salah," kata Anya sambil tersenyum sedih. Ia memikirkan mengenai sikap ayahnya kepada ibunya dan kepadanya. Pria itu sama sekali tidak memedulikan mereka berdua.     

Mata Aiden terpaku pada wajah Anya setelah mendengar mengenai cerita Galih dan Diana. Ia merasa wajah Anya sangat mirip dengan Keara, Keara Pratama yang merupakan putri dari Galih Pratama.     

Galih Pratama memiliki hubungan dengan ibu Anya. Apa mungkin sebenarnya Anya bukan putri Deny, melainkan putri Galih?     

Ia akan meminta Harris untuk menyelidiki masalah ini nanti. Ia akan meminta Harris untuk mencari tahu apa sebenarnya hubungan Galih dan Diana. Ia akan mencari tahu yang sebenarnya.     

Tiba-tiba saja, Aiden mengkhawatirkan pemulihan matanya.     

Ivan akan segera pulang. Bagaimana jika penglihatannya kabur lagi dan ia tidak bisa melihat lagi ketika Ivan kembali? Jika ia ingin melindungi Keluarga Atmajaya dan Anya, ia harus bisa segera pulih.     

"Galih Pratama adalah salah satu tamu undangan dari pesta perayaan ulang tahun ayahku. Aku akan mengenalkanmu kepadanya nanti," kata Aiden dengan tenang.     

Anya tidak memikirkan mengenai teman ibunya. Ia tidak berniat untuk berkenalan dengan Galih Pratama. Saat ini, ia hanya memikirkan mengenai biaya pengobatan ibunya sehingga ia menyebut nama Galih. "Aku akan membayar …"     

Aiden mempererat pelukannya pada tubuh Anya dan tersenyum tipis. "Aku yang akan membayar biaya pengobatan untuk ibu mertuaku. Aku juga ingin melakukan sesuatu untuknya. Kalau kamu mau membayarnya, kamu bisa bantu aku untuk membuat masker mata. Kalau kamu berhasil menciptakan masker mata baru, aku akan membayar biaya hak patennya."     

Mata Anya berkedip-kedip dengan polosnya. "Apakah itu bisa dilakukan?" tanyanya dengan penuh harap. Ia akan melakukan apa pun selama ia bisa mendapatkan uang banyak untuk ibunya.     

"Tentu saja. Jika produk itu berhasil, kita bisa memproduksinya secara masal dan kamu bisa mendapatkan hak ciptanya. Aku akan menyuruh Harris membeli berbagai masker mata yang ada di pasaran untuk penelitianmu," kata Aiden dengan serius.     

Anya menatap Aiden dengan mulut menganga. Aiden sungguh baik padanya. Ia hanya satu kali saja membuatkan masker mata untuk Aiden, tetapi pria itu membuka jalan dan menawarkan cara agar ia bisa menghasilkan lebih banyak uang.     

Ia harus sering-sering membuat barang baru untuk Aiden. Anya yakin bisa mengumpulkan uang lebih cepat dengan cara itu.     

"Apakah kamu mau mencobanya?" tanya Aiden sambil menatap Anya yang terdiam.     

"Tentu saja!" Anya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan penuh semangat. "Aku akan bekerja keras!" Karena terlalu bersemangat, ia sampai bertepuk tangan.     

Aiden tertawa melihat semangat Anya. Istrinya itu begitu bersemangat saat mengetahui bahwa ia bisa menghasilkan banyak uang.     

Pada saat mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba Harris mengetuk pintu kantor Aiden. "Tuan, waktunya berangkat ke bandara!" Waktu seakan berlalu dengan cepat. Dua jam berlalu dengan sangat cepat. Mereka berdua tidak punya cukup waktu untuk bertukar cerita. Namun, Aiden benar-benar harus berangkat sekarang juga. Ia tidak bisa melewatkan pengobatannya karena badai akan segera datang.     

"Secepat ini?" gumam Anya dengan kesal.     

Aiden menatap wanita di pelukannya itu dengan senang. Anya merasa enggan untuk berpisah dengannya! "Sudah malam. Kamu tidak perlu mengantarku ke bandara. Pulanglah dan istirahatlah!" kata Aiden sambil mengecup kening Anya.     

"Tidak!" jawab Anya sambil memeluk Aiden dengan erat. "Aku akan mengantarmu!"     

Tentu saja Aiden tidak akan menolak jika Anya memaksa.     

Kata Nico, untuk menaklukan hati wanita butuh lebih dari bianglala dan kembang api di kencan pertama. Tetapi Anya bukan wanita yang jual mahal seperti Nico katakan. Anya bisa memahami ketulusan hati seseorang sehingga ia mau membuka dirinya pada Aiden.     

Sekarang, Aiden memahami, selama ia tidak melepaskan Anya, wanita itu tidak akan meninggalkannya …     

Dalam perjalanan ke bandara, tangan mereka saling bertautan dengan erat, tidak terpisahkan. Sesekali, Anya akan melirik ke arah Aiden.     

Dua jam saja bersama Aiden di kantornya, Anya sudah membuka hatinya dan menceritakan semua masa lalunya. Ia merasa, dengan kemampuan Aiden, Aiden pasti bisa mencari tahu apa pun yang ia mau. Tetapi Aiden menghormatinya dan menunjukkan ketulusan hatinya dengan menunggu Anya untuk membuka diri, menceritakan semuanya secara langsung.     

"Mengapa kamu terus melihatku?" Aiden bisa merasakan tatapan Anya meski matanya tertutup.     

Anya tersedak dan wajahnya memerah. Ia merasa seperti tertangkap basah.     

Tiba-tiba saja, ponsel Harris berbunyi. Setelah mengangkat telepon itu, ia langsung memberikannya pada Aiden. "Tuan, Anda harus mengangkat telepon ini," kata Harris dengan singkat, tetapi matanya melirik ke arah Anya.     

Mengapa Harris menatap ke arahnya? Apakah telepon ini berhubungan dengannya.     

Aiden mengambil alih ponsel tersebut.     

Anya tidak mau menguping pembicaraan Aiden sehingga ia menoleh dan menatap ke arah luar jendela. Aiden adalah seorang presiden direktur perusahaan besar. Panggilan tersebut pasti melibatkan berbagai rahasia perusahaan. Akan lebih baik jika ia tidak terlibat. Ia tidak mau dicurigai membocorkan rahasia perusahaan Atmajaya Group.     

Setelah menutup telepon, Aiden menoleh ke arah Anya dan bertanya, "Setelah ibu tirimu keguguran, kamu pergi ke Keluarga Mahendra untuk bersembunyi. Lalu apa yang terjadi?"     

Jantung Anya berdegup kencang mendengar pertanyaan itu.     

Ayahnya menyusulnya pergi ke rumah keluarga Mahendra dan membuat keributan. Ia memaksa Anya untuk pulang, tetapi ibu Raka berusaha untuk melindunginya.     

Namun, beberapa hari kemudian, Mona dinyatakan tidak bisa memiliki anak lagi karena kecelakaan yang ia alami. Hal itu membuatnya frustasi dan hampir bunuh diri.     

Ayahnya benar-benar murka sehingga ia kembali ke rumah Keluarga Mahendra untuk menemui ayah Raka. Ayah Raka tidak ingin ikut campur masalah keluarga lain sehingga ia menyuruh pelayannya untuk menutup mulut Anya dan membawanya kembali ke rumah Keluarga Tedjasukmana, tanpa memberitahu Raka dan ibunya.     

Anya kembali lagi ke rumahnya, kembali ke kamarnya …     

Ayahnya memukulnya, mencambuknya dengan sabuk hingga ia babak belur. Menyuruhnya untuk berlutut seharian dan meminta maaf pada Mona. Ia terus menerus meminta ampun, tetapi ayahnya tidak mau memaafkannya. Ia hampir membunuhnya di atas loteng itu.     

Itu adalah cerita lama, cerita masa kecil Anya yang kelam ...     

Cerita lama yang tidak diketahui oleh siapa pun. Hanya Anya dan Keluarga Tedjasukmana yang tahu …     

Ia sengaja tidak mau memberitahu Aiden karena ia tidak ingin sesuatu terjadi pada ayahnya. Ia juga tidak ingin ada masalah yang terjadi pada Keluarga Mahendra.     

Namun, Aiden tiba-tiba saja menanyakan hal ini kepadanya.     

Apa informasi yang Aiden dapatkan?     

Apa yang sebenarnya Aiden ketahui?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.