Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Aku Akan Mengajarimu



Aku Akan Mengajarimu

0Ketukan pintu terdengar dari luar. "Tuan, saya sudah membawakan baju ganti untuk Nyonya."     

Aiden membuka pintunya dan menerima baju tersebut dari Harris. "Siapkan makan malamnya," kata Aiden.     

"Baik Tuan!" Harris bergegas keluar, menyuruh para pelayan untuk menata makan makan Aiden dan Anya.     

Aiden menyerahkan baju yang dipegangnya pada Anya, tetapi ia tidak membalikkan badannya.     

"Aiden? Aku mau berganti baju. Mengapa kamu tidak berbalik?" tanya Anya. Saat ia membuka dua kancing bajunya, ia menyadari Aiden masih memandang ke arahnya.     

"Aku tidak bisa melihat," kata Aiden dengan santai.     

Anya baru sadar. Aiden tidak bisa melihat. Tetapi mengapa rasanya mencurigakan?     

Akhir-akhir ini, ia selalu merasa Aiden bisa melihat dengan jelas. Matanya juga terlihat sangat dalam seolah bisa melihat segalanya.     

Anya mengulurkan tangannya dan menggoyang-goyangkannya di hadapan Aiden, namun Aiden sama sekali tidak bereaksi. "Aiden, apakah matamu baik-baik saja?" tanya Anya, mengkhawatirkannya.     

"Aku akan sembuh. Aku hanya butuh waktu," kata Aiden berusaha untuk menghibur Anya.     

Anya mengangguk-angguk dan segera membuka kancing bajunya. Ia sudah merasa lapar. Aiden juga pasti sangat lapar karena ia tidak makan siang tadi …     

Aiden duduk di tempat tidur, melihat pemandangan yang sangat indah di hadapannya.     

Anya benar-benar mempercayainya. Ia membuka bajunya dan menunjukkan seluruh lekuk tubuhnya yang indah. Tubuhnya benar-benar mengagumkan, membuat Aiden ingin memujanya. Sayangnya, saat ini ia hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuhnya. Anya seperti buah terlarang baginya.     

Ketika saatnya tiba nanti, Aiden akan menunjukkan betapa ia sangat memuja istrinya itu …     

Aiden menelan ludahnya. Ruangan yang besar itu terasa sesak dan tubuhnya terasa panas.     

Anya segera mengenakan pakaiannya. Sebenarnya, ia ingin menanyakan pada Aiden, apakah Aiden pergi ke luar negeri untuk bekerja atau untuk mencari pengobatan matanya. Tetapi, terakhir kali ia pergi untuk berobat, dokter Aiden terbunuh. Mungkin saja itu terjadi karena bocornya jadwal pengobatan Aiden. Oleh karena itu, akhirnya anya mengurungkan niatnya.     

Ia hanya berharap Aiden akan pulang dengan selamat. Dengan adanya Aiden di sisinya, ia merasa nyaman.     

Dengan adanya Aiden di sisinya, ia selalu merasa aman …     

Setelah selesai berganti baju, mereka berdua keluar dari kamar Aiden dan menunggu makanan mereka di kantor Aiden. Anya berdiri di dekat jendela, tempat favoritnya yang baru, sambil memandang lampu-lampu malam.     

"Anya, jika Raka pulang lebih cepat. Apakah kamu akan memilih dia?" tanya Aiden secara tiba-tiba.     

Anya terkejut mendengar pertanyaan itu. Mengapa Aiden membahas mengenai Raka lagi? Apakah ia sedang mengujinya?     

Aiden akan pergi ke luar negeri setelah ini. Mengapa pria itu sengaja membuat suasana di antara mereka menjadi tidak enak?     

Anya termenung sejenak, memikirkan pertanyaan Aiden.     

Aiden adalah pria yang tampan dan kaya raya. Ia juga memanjakannya dan selalu menuruti keinginannya. Ia bisa melakukan segalanya. Tetapi terkadang sifatnya juga membuat Anya takut dan gelisah!     

Anya menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya. Ia berpura-pura merapikan bajunya, tetapi otaknya sedang bekerja dengan keras.     

Jika Raka kembali ke Indonesia lebih cepat, mungkin ia akan meminjam uang dari Raka! Dengan ini, ia tidak perlu memohon bantuan pada ayahnya atau Natali. Kalau hal itu tidak terjadi, ia juga tidak akan bertemu dengan Aiden.     

Tapi bagaimana bisa Anya memberikan jawaban itu pada Aiden?     

"Mengapa kamu menanyakan hal itu? Tentu saja aku akan memilihmu," kata Anya dengan pelan.     

"Benarkah? Mengapa kamu memilihku?" tanya Aiden sambil memandang Anya dengan seksama. Ia ingin melihat kebohongan di wajah Anya.     

"Aiden, aku juga punya hati. Aku bisa merasakan bahwa kamu baik padaku. Raka hanya akan mengecewakanku," kata Anya. Ia mengatakan yang sebenarnya. Raka tidak akan bisa memberinya kebahagiaan, sementara Aiden selalu mencurahkan kebahagiaan yang berlimpah setiap harinya.     

Aiden masih menatapnya dengan tidak percaya. Matanya menyipit. Anya tertawa melihat tingkah suaminya yang seperti anak kecil.     

Ia berjinjit dan mengecup bibir Aiden sekilas. "Aku berkata jujur."     

"Anya, aku sangat benci perselingkuhan. Apakah kamu tahu?" Aiden memegang dagu Anya, membuat wanita itu memandang lurus ke arahnya.     

Anya menatap mata Aiden lurus-lurus dan menjawab dengan tenang, "Aku tidak akan pernah berselingkuh darimu." Anya tidak akan pernah berselingkuh. Ia tahu apa yang terjadi dari hasil perselingkuhan. Ia dan ibunya adalah korban dari tindakan ayahnya yang tidak bertanggung jawab.     

Aiden masih memegang dahu Anya. Kepalanya perlahan menunduk untuk menciumnya.     

Anya menerima serangan ciuman dari Aiden yang lembut. Tangannya memegang bahu Aiden, tanpa sadar menarik tubuh pria itu agar lebih dekat dengannya. Tangan Aiden berpindah ke pinggang Anya, memeluknya dengan lembut.     

Ciuman mereka menjadi semakin bergairah hingga Anya merasa kesulitan untuk bernapas. Ketika Anya merasa hampir kehabisan napas, Aiden melepaskan Anya dan mengelus wajahnya dengan lembut, "Tidak bisa bernapas?"     

Anya sedikit terengah-engah. Pipinya merona dan ia berkata dengan malu-malu, "Aku tidak bisa berciuman."     

"Aku akan mengajarimu!" Aiden tidak ragu untuk mendekatkan wajahnya lagi. Bibirnya menyentuh bibir Anya, tetapi tidak menciumnya. Aiden seperti sedang menggodanya.     

Anya mengaitkan jari-jarinya di belakang leher Aiden, menarik pria itu untuk lebih dekat padanya. Ciuman mereka selembut angin, mengalun seperti irama yang mereka dengarkan tadi. Aiden menciumnya dengan lembut dan sabar, mengajak Anya untuk meresponnya.     

Saat mereka berciuman, Harris mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan. Beberapa pelayan mengikuti Harris, memasuki ruang kerja Aiden, membawakan makanan yang mereka pesan.     

Anya sangat terkejut hingga tersentak. Ia takut orang lain akan melihatnya. Apalagi, mereka sedang berciuman saat mereka semua masuk!     

Aiden langsung menggeser posisi tubuhnya, menutupi tubuh Anya dari orang-orang yang masuk.     

Harris menyadari suasana di dalam ruangan itu sehingga ia menyuruh para pelayan untuk segera keluar setelah menyajikan makanan. Ia pun membungkuk dan ikut keluar.     

Setelah semua orang pergi, Anya baru bisa menghela napas lega. Aiden memegang tangan Anya dan mengajaknya menuju ke meja yang sudah disiapkan.     

Makan malam itu bukan makan malam mewah di restoran berkelas, tetapi suasana di kantor Aiden dan lampu-lampu yang terpancar dari luar jendela kantor itu sudah membuat Anya merasa senang. Ia merasa makan makan ini sangat romantis!     

Saat mereka sedang makan, tiba-tiba saja Aiden bertanya, "Tiga tahun yang lalu, Keluarga Mahendra memberimu uang untuk berpisah dari Raka. Ke mana uang itu?"     

Anya langsung tersedak dan terbatuk dengan keras.     

Aiden segera bangkit berdiri dan memberikan tissue pada Anya sambil menepuk-nepuk punggungnya.     

Butuh waktu beberapa saat hingga akhirnya Anya bisa kembali tenang.     

Ia tidak bisa menghindari pertanyaan itu, tetapi bagaimana ia bisa menjawab agar situasinya tidak bertambah buruk?     

Anya menatap Aiden dengan sedikit ragu dan mencoba untuk menenangkan dirinya.     

"Mengapa kamu menanyakan uang itu?" Anya tidak langsung menjawab pertanyaan Aiden. ia malah melemparkan pertanyaan balik.     

"Raisa menyebarkan rumor bahwa kamu menerima sejumlah uang dari Keluarga Mahendra untuk berpisah dengan Raka, tetapi kamu terus mengganggu Raka. Mana mungkin aku membiarkan istriku dituduh seperti ini?" jawab Aiden.     

Seperti dugaan Anya, sesuai dengan dokumen yang ia lihat di meja Aiden, Aiden sedang menyelidikinya …     

"Tiga tahun lalu, ibuku jatuh sakit dan aku membutuhkan uang. Ketika ibu Raka tahu mengenai penyakit ibuku, ia memberiku uang agar aku meninggalkan Raka. Raisa memang benar, aku mengambil uang itu dari keluarga mereka," kata Anya dengan suara lirih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.