Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Nadine dan Keara



Nadine dan Keara

0"Nadine sudah meninggal," kata Aiden sambil menatap wajah Harris.     

Wajah Harris terlihat sedih saat mengingat wanita yang dicintainya. Tetapi ia tetap berkata dengan tegas, "Tuan, saya yakin Nona Nadine akan kembali."     

"Aku juga berharap Nadine akan kembali," kata Aiden dengan suara pelan. "Keluarlah."     

"Baik, Tuan." Harris berbalik dan melangkah menuju ke pintu. Ia menutup pintu dengan perlahan, sementara ekspresi sedih masih tersisa di wajahnya. Ekspresi sedih yang tidak akan pernah terhapuskan, hingga suatu hari nanti wanita yang dicintainya kembali.     

Begitu Harris keluar dari ruangannya, Aiden memandang makanan di mejanya. Ia membuka tudung saji dari kaca dan aroma makan siangnya langsung menyebar ke seluruh penjuru ruangan.     

Anya makan makanan yang sama dengannya hari ini. Tetapi entah mengapa, Aiden merasa tidak nafsu makan.     

Setelah kecelakaan yang menimpa Nadine, Bima sempat mengunjungi seorang peramal. Ia melakukannya karena semua wanita di keluarga Atmajaya mengalami nasib yang sama sehingga Bima ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.     

Peramal tersebut mengatakan bahwa ini adalah takdir putri keluarga Atmajaya. Setiap putri keluarga Atmajaya akan mengalami takdir yang sama. Tidak mati, namun menghilang entah ke mana.     

Mungkin Nadine akan baik-baik saja jika ia tidak tinggal di rumah keluarga Atmajaya. Sayangnya, Ardan membawa Nadine kembali ke keluarganya.     

Tidak boleh ada seorang wanita di Keluarga Atmajaya. Jika Aiden atau Nico menikah dan memiliki seorang putri, anak mereka tidak boleh dibesarkan di dalam keluarga Atmajaya. Hal itu seperti sebuah kutukan bagi keluarga mereka.     

Harris mempercayai ramalan itu, karena memang ramalan tersebut terbukti telah terjadi selama beberapa generasi. Namun, ia tidak percaya Nadine telah meninggal. Ia masih menunggu dan tetap menunggu hingga saat ini …     

Tetapi Aiden tidak bisa mempercayainya seperti Harris. Kalau memang Nadine masih hidup seperti yang dikatakan oleh peramal tersebut, lalu mengapa ia tidak juga kembali ke rumah?     

Jika Nadine masih hidup, bagaimana dengan Keara? Apakah Keara juga masih hidup?     

Aiden mengusap wajahnya, memijat pelipisnya yang terasa pening. Kenangan-kenangan masa lalu yang kabur di benaknya kembali bangkit. Ingatan yang dipenuhi oleh keponakannya yang lain, Nadine.     

…     

"Paman, ayah menyita kartu kreditku. Aku ingin beli tas. Aku akan mengirimkan gambar tasnya padamu. Apakah kamu mau membelikannya untukku?"     

"Paman, aku jatuh cinta pada seorang pria tapi ia menolakku. Aku tidak bisa bercerita pada Nico. Aku hanya menceritakan ini padamu. Tolong sembuhkan patah hatiku. Belikan aku tas, ya?"     

"Paman, aku akan pergi berkelana di hutan dengan Kak Keara. Begitu aku kembali, aku akan bekerja di perusahaanmu dan menjadi asistenmu. Aku akan merebut pekerjaan Harris."     

Itu adalah kata-kata terakhir yang Nadine ucapkan pada Aiden. Hari itu, Nadine pergi, tetapi ia tidak pernah kembali …     

Tim pencarian orang hilang dan penyelamatan berusaha mencari keberadaan Nadine dan Keara selama tiga bulan, tetapi mereka hanya bisa menemukan barang-barang Nadine dan Keara yang sudah berserakan di tanah.     

Mereka juga menemukan jari Keara. Keluarga Keara mengadakan pemakaman yang sangat sederhana, hanya dengan menggunakan jari Keara yang tersisa.     

Lalu bagaimana dengan Keluarga Atmajaya? Mereka bahkan tidak bisa menemukan sisa-sisa Nadine sama sekali. Mereka bahkan tidak bisa mengadakan pemakaman.     

Tim pencarian orang hilang dan penyelamatan mengatakan bahwa kemungkinan mereka mati karena diserang oleh binatang buas.     

Sampai saat ini, Harris masih percaya bahwa Nadine masih hidup. Ia tetap tinggal di rumah keluarga Atmajaya, ia tetap menunggu, sampai Nadine kembali kepadanya.     

Nadine, keponakannya yang malang.     

Nadine pernah bertanya pada Aiden, mengapa ibunya tidak menyukainya dan hanya menyayangi Nico. Ia tidak pernah tahu bahwa ibunya itu bukan ibu kandungnya.     

Aiden masih mengingat dengan jelas saat berita kematian Nadine disampaikan pada Keluarga Atmajaya. Kematiannya yang mendadak sangat mengejutkan semua orang …     

…     

Setelah terbangun dari lamunannya, Aiden mengingat suatu hal yang penting. Nadine pernah mengatakan bahwa ia melukai seorang pria tetapi ia sudah ditolak. Apakah orang itu adalah Harris? Apakah sebenarnya cinta mereka saling berbalas?     

Aiden langsung menelepon nomor meja Harris dan ingin menanyakannya secara langsung. Tetapi tidak ada yang mengangkat.     

Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari ruangannya dan menuju ke tempat Harris, menemukan tempat itu sedang kosong.     

Sebuah tulisan di atas meja Harris menarik perhatian Aiden. Ia tidak berniat untuk mengintip dan mengganggu privasi Harris, tetapi entah mengapa pandangannya seolah terpaku pada tulisan itu, sebuah tulisan yang digoreskan dengan sangat indah : Meski bencana mengakhiri segalanya, kamu tetap merupakan awal kehidupanku. Meski bertahun-tahun telah berlalu, aku tetap setia menunggumu …     

Harris sedang berjalan menuju ke tempat duduknya dan melihat Aiden memandang meja kerjanya.     

Ia bergegas menghampiri dan menutupi tulisan yang dilihat oleh Aiden. "Ini hanya keisengan saya saja. Tuan hanya akan tertawa saat membacanya."     

"Apakah kamu pria yang dicintainya?" tanya Aiden secara langsung.     

Harris tertegun sejenak mendengar pertanyaan Aiden, tetapi ia tahu apa yang dimaksud Aiden. Tuannya itu menanyakan apakah ia pria yang dicintai oleh Nadine. Namun baginya, itu hanyalah mimpi belaka.     

Harris menggelengkan kepalanya dan tersenyum pahit. "Tuan Raka dan Tuan Nico sejak kecil berteman. Kalau memang ada seseorang yang disukai olehnya, saya rasa itu adalah Tuan Raka," jawab Harris sambil berusaha untuk tetap tegar.     

"Nadine menyukai Raka?" mata Aiden terlihat dingin dan menyeramkan saat mengatakannya.     

Raka, Raka, Raka …     

Mengapa nama pria itu selalu muncul? Mengapa pria itu selalu mengusik ketenangan Aiden?     

Harris merasa ada yang salah melihat ekspresi Aiden. "Tuan, ada apa?"     

"Tiga tahun yang lalu, Raka dan Anya saling mencintai. Ia menolak cinta Nadine, tetapi ia sama sekali tidak mengatakannya pada Nico," wajah Aiden terlihat muram. Ia menggertakan giginya seolah membendung amarah yang mulai berkobar saat mengingat sosok keponakannya.     

"Nona Nadine dan Nona Keara pergi ke hutan untuk mencari rempah-rempah. Saat itu, mereka pergi karena patah hati …" Harris terlihat terkejut saat mendengar kata-kata Aiden.     

Aiden merasa sangat marah. Ia mengepalkan tangannya dengan erat dan berteriak dengan keras. "Beraninya pria itu masih terus berteman dengan Nico? Ia masih memiliki muka untuk muncul di hadapan Keluarga Atmajaya! Ia yang menyebabkan Nadine meninggal!"     

Wajah Harris terlihat seperti menahan rasa sakit yang teramat dalam. Namun, sebagai asisten Aiden, ia bertanggung jawab untuk menenangkan Aiden.     

"Tuan Raka dan Tuan Nico berteman baik. Mereka tidak akan menyakiti Nona Nadine. Tidak ada yang tahu Nona Keara dan Nona Nadine akan mengalami kecelakaan di hutan."     

"Jika pria itu menjelaskannya dengan benar dan tidak membuat Nadine patah hati, apakah Nadine tetap akan pergi?" tanya Aiden dengan suara dingin.     

Harris tidak bisa menjawabnya. Ia tidak memiliki hak untuk menjawab karena ia bukan siapa-siapa. Lagi pula, tidak ada yang tahu apa yang terjadi tiga tahun lalu.     

"Raka juga mengecewakan Anya pada saat itu. Anya mengalami kesulitan karena harus membayar biaya rumah sakit ibunya. Akhirnya ibu Raka memberikan uang agar Anya mau berpisah dengan Raka. Namun, pada akhirnya uang itu juga tidak diterima oleh Anya."     

Mata Aiden memancarkan aura dingin. "Semua wanita yang berurusan dengan Raka selalu bernasib buruk. Bukankah itu artinya ia memiliki masalah? Lalu, di mana uang yang diberikan oleh ibu Raka pada Anya?"     

Aiden seolah menumpahkan semua kemarahan yang ia pendam saat itu. jarang sekali ia meluapkan kemarahannya dengan cara berapi-api. Biasanya Aiden memendam kemarahannya dalam hati dan hanya memandang semua orang dengan dingin.     

"Tuan, apa yang ingin Anda lakukan?" tanya Harris dengan khawatir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.