Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Terbaik



Terbaik

0"Tadi katamu, kamu mau mengajariku cara menaklukan wanita?" kata Aiden mengubah topik pembicaraan. Ia tidak ingin membuat Nico terlalu tegang dan takut kepadanya sehingga ia mengubah topik pembicaraan yang lebih santai.     

"Ah? Apakah aku mengatakan itu?" Nico berpura-pura bodoh saat mendengar pertanyaan Pamannya. Ia mengamati wajah Aiden, melihat Pamannya itu tersenyum kecil. Ia akhirnya bisa menghela napas lega karena Pamannya tidak marah padanya. "Paman, jangan menakutiku!"     

Aiden hanya terkekeh.     

"Jika Anya, Raka dan Ivan saling kenal sejak kecil, berarti Raka dan Ivan pasti memiliki hubungan yang baik. Kamu harus berhati-hati," kata Aiden, memperingatkan Nico. Ia tidak mau sampai Nico kenapa-kenapa. Meski ia bertindak tegas dan keras pada Nico, Nico adalah keluarganya, keponakannya. Ketegasannya itu adalah bentuk kasih sayang Aiden pada Nico, agar Nico bisa berkembang menjadi pria dewasa yang mandiri.     

"Aku akan berhati-hati." Awalnya Nico ingin mengatakan bahwa Raka dan Ivan tidak akan bekerja sama untuk mencelakainya. Tetapi setelah ia memikirkan kembali, mempertimbangkan bahwa saat ini Anya adalah istri Pamannya, ia tidak terlalu yakin dengan pemikirannya seperti sebelumnya.     

Baru pagi ini, Raka pergi ke tempat kerja Anya untuk mencarinya, padahal Nico sudah memperingatkannya agar tidak mengganggu hubungan paman dan bibinya. Nico bisa melihat dengan jelas bagaimana Raka sangat terobsesi dengan Anya sehingga tidak bisa mengendalikan dirinya sama sekali.     

Terkadang wanita memang bisa membuat pria menjadi gila!     

"Di keluarga Atmajaya, hanya aku yang bisa melindungimu dan ibumu. Aku hanya memintamu untuk berhati-hati," kata Aiden sambil menghela napas panjang. Ia seperti menegur seorang anak kecil yang tidak mengerti apa-apa. Nico terlalu polos sehingga mempercayai Raka dan juga Ivan. Aiden ingin Nico sadar siapa keluarganya yang sebenarnya.     

"Paman, aku tidak bisa hidup tanpamu!" rengek Nico. Dari teguran Pamannya ini, Nico bisa tahu bahwa Pamannya itu sangat menyayanginya. Pamannya itu memedulikannya dan mau melindungi keluarganya! "Jika Raka dan Paman Ivan bekerja sama, aku pasti akan berdiri di sampingmu."     

"Harris tidak mau aku memiliki kelemahan!" kata Aiden sambil menatap Nico. Kelemahan yang Harris maksud sebenarnya adalah Anya. Namun, sepertinya Nico salah paham pada kata-kata Aiden. Ia pikir, ia yang akan menjadi kelemahan dan menyulitkan Pamannya.     

"Paman! Aku bukan orang yang lemah. Aku adalah keponakanmu. Tentu saja aku juga bisa sama hebatnya denganmu. Ibuku dan aku hanya punya Paman di dunia ini," Aiden adalah satu-satunya figur ayah yang ia miliki setelah kematian ayah kandungnya. Ia tidak mau kalau sampai Aiden meninggalkan ia dan ibunya.     

Aiden hanya berdeham dan membenarkan pemikiran Nico. "Yang Harris maksud bukan kamu, tetapi Anya."     

"Oh!" Nico menggaruk-garuk kepalanya dengan canggung. "Bibi memiliki hubungan yang dekat dengan Raka dan Paman Ivan. Mereka tidak akan menyakiti bibi. Selama paman bersama dengan bibi, aku rasa bibi bukanlah kelemahan. Malah ia bisa menjadi perisaimu!" kata Nico.     

Aiden mengerutkan keningnya ketika mendengar penjelasan Nico. "Aku tidak butuh dilindungi oleh wanita."     

Nico hanya tertawa mendengar jawaban Pamannya. Harga diri Pamannya itu begitu tinggi sehingga ia tidak mau siapa pun melindunginya. Pamannya lebih memilih untuk melindungi mereka semua, orang-orang yang dicintainya. Di balik sikap dinginnya, Aiden sama seperti boneka beruang besar yang hangat. Mendekap mereka dengan erat, memberikan rasa aman ...     

Saat membicarakan mengenai Anya, Aiden teringat kembali dengan percakapannya dengan istrinya itu di telepon. Ia tahu bahwa Anya tidak mencintainya sehingga ia memberi kesempatan bagi Anya untuk melepaskan diri darinya. Ia akan mengabulkan permintaan Anya, apa pun yang wanita itu inginkan. Begitu ia kembali dari luar negeri, ia akan mendengar keputusan Anya.     

"Apakah pernikahanku akan baik-baik saja ..." tanpa sadar, Aiden bergumam dengan pelan.     

Gumaman itu terdengar di telinga Nico. Mana mungkin Nico melewatkan hal seperti ini. Telinganya sudah terbiasa mendengar gosip sehingga ia bisa mendengar suara sekecil apa pun.     

"Paman, bibi takut padamu, jadi ia tidak akan pernah berani untuk meninggalkanmu. Tetapi akan lebih baik jika ia juga mencintaimu sama seperti kamu mencintainya. Sebenarnya, menaklukan wanita sangatlah mudah. Kamu bisa saja bersikap keras pada seluruh dunia, tetapi padanya kamu harus bersikap lembut," kata Nico, memamerkan keahliannya untuk membuat para wanita jatuh kepayang.     

"Apakah aku tidak lembut?" tanya Aiden langsung terlihat seram saat menatap Nico.     

Nico hanya bisa menghela napas panjang. 'Paman, kata-kata lembut sama sekali tidak cocok denganmu. Seandainya kamu bisa melihat sendiri bagaimana caramu memandangku sekarang!' pikir Nico.     

Nico yang merupakan keponakan Aiden saja merasa takut padanya. Bagaimana dengan Anya yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali dengan Aiden?     

Aiden memiliki temperamen yang naik turun, suasana hatinya berubah dengan sangat cepat sehingga terkadang membuat Nico merasa was-was. Nico mungkin sudah terbiasa karena ia mengenal Pamannya sejak kecil, tetapi bagaimana dengan Anya? Anya baru saja mengenal Aiden!     

Tetapi tentu saja Nico tidak berani mengatakan hal itu kepada Aiden. Ia masih mau hidup dengan damai.     

"Paman, tidak cukup memberi kejutan bianglala dan kembang api untuk kencan kalian. Wanita dewasa juga memiliki hati yang rapuh, tidak peduli berapa usia mereka. Paman harus melindunginya, memperlakukannya dengan lembut, menyayanginya, dan memanjakannya. Bayangkan wanita itu sebagai anak perempuan Paman sendiri. Paman pasti ingin menjaganya kan!" kata Nico.     

Aiden mengerutkan keningnya saat mendengar penjelasan Nico. "Aku tidak sedang mencari anak perempuan! Aku menikahi Anya untuk menjadikannya sebagai istriku!"     

"Paman, kamu benar-benar tidak romantis," kata Nico sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Paman harus menghormati wanita. Memberi mereka cinta dan perhatian. Memberi mereka kebebasan dan kepercayaan diri. Biarkan ia bebas melakukan apa pun yang ia mau, biarkan ia memberikan segalanya untukmu, daripada mengekangnya dengan tanggung jawab seorang istri!"     

Aiden tampaknya bisa memahami kata-kata Nico. Ia mengangguk dan berkata, "Aku mengerti."     

Nico memandang Aiden dengan ragu. "Apakah kamu benar-benar mengerti, Paman?"     

"Hmm ... Bimbing dia untuk menuju ke arah yang kuinginkan dan biarkan ia mematuhiku dan mendampingiku dengan sukarela!" kata Aiden dengan tenang.     

Nico kehilangan kata-kata saat mendengar jawaban Aiden. Ia memberitahu Aiden untuk mencintai dan memperhatikan bibinya. Bagaimana penjelasannya itu malah membuat Aiden mendapatkan jawaban seperti ini?     

'Ah, sudahlah! Aku tidak mau ikut campur lagi! Pamannya ini benar-benar tidak mengerti wanita," pikir Nico.     

"Kalau tidak ada lagi yang ingin kamu bicarakan, lanjutkan pekerjaanmu!" kata Aiden. Ia sudah kembali memasang ekspresi bos dan menyuruh Nico untuk kembali bekerja.     

Nico berjalan menuju pintu ruang kerja Aiden sambil menggaruk-garuk kepalanya. Sebelum ia keluar dari ruang kerja Pamannya itu, ia berhenti sejenak dan berkata, "Paman, manjakan bibi dan biarkan ia menjadi dirinya sendiri. Jangan buat ia menjadi seperti kemauanmu. Jangan buat bibi menjadi seseorang yang bukan dirinya."     

Setelah mengatakannya, ia tidak menunggu jawaban Aiden dan langsung pergi dari tempat itu.     

Sepertinya Nico salah paham dengan apa yang dikatakan oleh Aiden. Ia berpikir bahwa Aiden ingin mengubah Anya menjadi wanita yang sepadan untuk mendampinginya, wanita dari kelas atas yang berwibawa dan dingin seperti Aiden.     

Tetapi Aiden terlalu malas untuk menjelaskannya pada Nico. Biarkan saja anak itu salah paham ...     

Aiden tidak ingin mengubah Anya. Ia menghormati Anya, mendukungnya untuk melakukan apa pun yang ia inginkan dan menjadi seseorang yang lebih baik.     

Ia ingin memiliki hubungan pernikahan yang sehat di mana mereka bisa bertumbuh dan berkembang bersama. Menghadapi masalah bersama-sama dan menyelesaikannya bersama-sama juga.     

Selama proses ini, mereka bisa memperdalam pemahaman mereka terhadap satu sama lain dan memperkuat kepercayaan mereka terhadap pasangan mereka.     

Aiden ingin membuat Anya berkembang dan semakin dewasa, daripada memperlakukannya seperti seorang anak kecil dan memanjakannya. Hal itu malah akan membuat Anya menjadi tidak berguna.     

Apa pun yang ia pikirkan, ia hanya menginginkan yang terbaik untuk Anya ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.