Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Dipecat?



Dipecat?

0Aiden dan Harris ikut pergi untuk mengantarkan Anya ke tempat kerjanya. Setelah mengantar Anya, mereka akan langsung pergi ke kantor bersama-sama diantar oleh Abdi.     

Di mobil, Aiden menatap wajah cantik Anya. Istrinya itu terlihat sangat cantik tanpa perlu mengenakan riasan wajah yang tebal. Setelah sedikit memoles wajahnya, ia tampak sangat menawan. Anya hanya menggunakan sedikit bedak, pensil alis dan lipstik, tetapi kecantikan alaminya bisa terpancar.     

Hari ini, Anya mengenakan baju berwarna merah mudah dan celana panjang. Warna itu membuatnya tampak lebih feminin. Ia membiarkan rambutnya tergerai dengan indah, membingkai wajahnya dengan manis.     

Melihat kecantikan Anya, Aiden merasa semakin khawatir. Bagaimana mungkin tidak ada pria yang menginginkan wanita secantik Anya? Ditambah lagi, Raka tiba-tiba saja pulang lebih awal ke Indonesia. Aiden yakin Raka pasti akan memanfaatkan kesempatan saat ia tidak sedang berada di dekat Anya.     

Aiden memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya pada tempat duduk, sementara Anya duduk di sampingnya sambil memandang ke luar jendela dengan penuh semangat. Ia sangat bersemangat dengan hari pertama kerjanya.     

"Anya …" tiba-tiba saja, Aiden memanggil namanya.     

Anya langsung menoleh ke arah Aiden. "Hmm? Ada apa?" tanyanya dengan bingung.     

"Menurutmu, bagaimana Harris dalam mengerjakan pekerjaannya?" tanya Aiden secara tiba-tiba. Pertanyaan itu terdengar sangat acak. Mengapa Aiden membutuhkan penilaian Anya mengenai kinerja Harris?     

Mendengar pertanyaan ini, Harris juga ikut panik. Ia berbalik ke belakang dan bertanya dengan cemas, "Tuan, apakah saya melakukan kesalahan?"     

Anya juga merasa kebingungan. Mengapa Aiden tiba-tiba menanyakan hal ini? Emosi Aiden sungguh tidak bisa terbaca. Harris adalah asisten terbaik yang ia miliki. Harris bisa melakukan segalanya dan melakukannya dengan sangat baik. Mengapa tiba-tiba saja Aiden menanyakan hal ini seolah Harris telah melakukan sebuah kesalahan besar?     

Harris melirik ke arah Anya dengan tatapan memelas, meminta bantuan Anya untuk mengatakan hal-hal yang baik tentangnya. Sepertinya, Aiden benar-benar marah sehingga membuat Harris ketakutan.     

Anya menelan ludahnya, menguatkan keberaniannya dan berkata, "Aku rasa Harris adalah asisten yang sangat hebat. Tidak ada asisten lain yang lebih baik dari Harris. Kalau kamu merasa kurang puas dengan pekerjaannya, selama kamu memberinya kesempatan sekali lagi, ia pasti akan menyelesaikannya dengan sangat baik."     

Harris mengangguk-angguk dengan kencang dan menatap Anya dengan penuh terima kasih.     

"Aku pernah meminta Harris untuk memesankan kurungan sesuai dengan tubuh Raka. Aku sudah membatalkannya, tetapi ternyata barangnya sudah jadi. Harris tidak melaksanakan tugasnya dengan benar. bagaimana kalau aku memecatnya dan menggantikannya dengan asisten yang baru?" kata Aiden. Ia terlihat seperti sedang menimbang-nimbang akan memecat Harris.     

Anya terlihat panik. Apakah ia tidak salah dengar? Kurungan untuk Raka sudah jadi? Apakah ia harus menyalahkan Harris?     

Tetapi Harris sangat pandai dalam menjalankan tugasnya dan sangat efisien dalam membantu Aiden. Apakah Aiden benar-benar akan memecat Harris hanya karena alasan ini?     

"Aku rasa itu bukan salah Harris. Bukankah itu artinya kamu terlambat memberitahunya untuk membatalkan pesanan itu?" tanya Anya dengan hati-hati.     

"Jadi itu salahku?" dengus Aiden dengan dingin.     

"Eh? Tidak, tidak. Ini semua salahku. Aku yang menyebabkan semua ini terjadi!" kata Anya sambil menggelengkan kepalanya.     

"Kalau begitu bagaimana dengan kurungannya? Katanya itu akan dikirimkan besok?" tanya Aiden dengan sengaja.     

Diam-diam, Harris mengusap keringat di dahinya. Ia pikir ia telah melakukan kesalahan besar sehingga bosnya tiba-tiba ingin memecatnya. Tetapi ternyata bosnya ini sedang ingin menjebak istrinya, agar Anya terperangkap dalam rencananya. Kalau memang ini keinginan bosnya, ia akan ikut bersandiwara.     

"Akan dikirimkan besok? Aku akan menerimanya. Tolong jangan pecat Harris," Anya tidak ingin Aiden kehilangan asisten sehebat Harris.     

Dan kurungan itu memang semua berawal dari kesalahannya. Jika Harris dipecat karena masalah ini, ia akan merasa sangat bersalah! Apa yang harus Anya katakan pada Hana jika Harris dipecat karena kesalahan Anya?     

Aiden tetap berkata dengan wajah yang datar, sama sekali tidak menunjukkan maksud tersembunyinya. "Karena Anya memohon untukmu, aku akan memberimu kesempatan kedua," kata Aiden dengan tegas     

Harris merasa tidak bersalah. Tetapi jika Aiden mengatakan bahwa ia bersalah, maka ia bersalah.     

"Terima kasih, Nyonya. Terima kasih Tuan, karena sudah memberi saya kesempatan," kata Harris.     

"Cari tempat untuk meletakkan kurungan itu dengan benar dan jaga Anya selama aku pergi," kata Aiden.     

Menjaga Anya itu memiliki tiga arti.     

Pertama-tama, Harris harus memastikan bahwa Deny dan Natali tidak mengganggu Anya, karena Aiden tahu bahwa Deny masih belum menyerah dan ingin memanfaatkan Anya.     

Kedua, Harris harus memastikan bahwa Raka tidak menemui Anya lagi. Ia tidak ingin ada pria mana pun yang mendekati Anya, terutama Raka.     

Ketiga, Harris harus menjaga agar Keluarga Atmajaya, termasuk Bima, tidak menyulitkan Anya. Jika Aiden pergi ke luar negeri dan tidak berada di samping Anya, sulit untuk memastikan bahwa Bima tidak akan mengganggu atau menyingkirkan Anya dari sisi Aiden.     

Harris menatap Anya dengan tatapan yang rumit, "Nyonya, terima kasih sudah membela saya. Tetapi sepertinya saya memang tidak bisa menghentikan Tuan Raka untuk menemui Anda, apalagi menghentikan Tuan Bima. Lebih baik, saya mengundurkan diri saja!"     

Jawaban Harris yang tiba-tiba itu membuat Anya merasa terkejut sekaligus merasa bersalah. Mengapa tiba-tiba Harris mengundurkan diri karena merasa tidak mampu untuk menjaganya? Apakah menjaganya adalah hal yang begitu menyulitkan? Ia tidak berniat untuk macam-macam!     

"Eh? Maksudmu kamu tidak mampu menjagaku?" tanya Anya dengan muram.     

"Iya, Nyonya. Saya tidak pantas," jawab Harris, mengakui kesalahannya.     

Anya mengerutkan keningnya. Harris adalah asisten terbaik yang dimiliki oleh Aiden. Bagaimana ia bisa menghadapi Hana jika Hana mengetahui kalau Harris dipecat karenanya? Anya merasa sangat sedih saat memikirkan hal itu. Hana pasti akan sangat kecewa padanya.     

"Apa yang harus aku lakukan saat Aiden pergi? Aku akan menuruti semua pengaturanmu. Aku hanya akan pergi kerja dan mengunjungi ibuku di rumah sakit. Aku tidak akan pergi ke mana pun. Aku tidak akan menemui siapa pun. Apakah itu cukup? Tolong jangan mengundurkan diri," kata Anya dengan panik.     

Anya seperti seekor kelinci kecil yang terjatuh di lubang yang telah disiapkan oleh Aiden.     

Harris melirik ke arah Aiden terlebih dahulu, melihat bahwa Aiden sedikit menganggukkan kepalanya, tanda ia menyetujui kata-kata Anya. Harris langsung merasa lega.     

"Terima kasih, Nyonya. Saya akan bekerja keras," kata Harris.     

Sebenarnya, Harris merasa khawatir untuk menjalankan tugas ini. Karena ia tahu sangat sulit untuk menghalangi Raka agar tidak bertemu dengan Anya.     

Sementara itu, Anya bertekad untuk membantu Harris agar pria itu tidak dipecat. Ia akan berusaha untuk menghindari Raka dan ayah Aiden selama Aiden pergi ke luar negeri.     

Mobil mereka berhenti di depan mall tempat Anya bekerja. Begitu sampai, Anya langsung menatap ke arah Aiden dan berkata, "Aku akan pergi kerja dulu."     

"Hmm …" jawab Aiden dengan dingin.     

Melihat suasana hati Aiden sedikit buruk, Anya merasa bersalah karena harus meninggalkan Aiden. Ia memegang tangan Aiden dengan lembut. "Jam berapa nanti kamu ke bandara? Aku akan mengantarmu," katanya.     

Aiden bisa merasakan sentuhan hangat tangan Anya, membuat ia menelan ludahnya lagi. Ia mengingat bagaimana tubuh indah Anya tanpa sehelai busana pun saat berganti baju di hadapannya. Ingatan itu membuat tubuhnya terasa panas dan gairah mulai bangkit di dadanya. Sebuah pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya.     

"Setelah pulang kerja, aku akan menyuruh Abdi menjemputmu," kata Aiden dengan suara rendah."     

Anya sama sekali tidak menyadari perubahan pada Aiden. Anya tidak tahu bahwa Aiden telah melihatnya berganti pakaian tadi pagi. Anya sama sekali tidak tahu bahwa Aiden merasakan keinginan yang kuat untuk memilikinya. Ia benar-benar tidak tahu apa-apa …     

Ia berkata dengan ceria, "Kalau begitu, nanti kita akan makan malam bersama terlebih dahulu sebelum kamu berangkat. Sampai jumpa nanti!"     

"Hmm … Sampai jumpa!" bibir Aiden sedikit melengkung ke atas, membentuk senyuman tipis.     

Harris yang berada di kursi depan merasa sangat terkejut melihat hal ini. Rasanya bola matanya seperti akan keluar dari kelopaknya.     

Sejak kapan Tuannya itu bersikap sangat sopan dan mengucapkan selamat tinggal? Sepertinya, hanya Anya yang mendapatkan perlakuan seperti ini. Aiden benar-benar memperlakukan Anya dengan berbeda.     

Setelah Anya turun dari mobil, Aiden berkata pada Harris, "Ubah tiket pesawatku."     

Di dalam benak Aiden, hanya ada Anya. Kakinya yang jenjang, pinggangnya yang berkelok, kulitnya yang putih dan mulus …     

Sebelum ia pergi ke luar negeri, ia benar-benar menginginkan Anya. Ia ingin menunjukkan seberapa besar ia memuja wanita itu. "Ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu. Mundurkan penerbangannya selama dua jam!" kata Aiden sambil tersenyum tipis.     

"Tuan, saya bisa melakukannya untuk Anda," kata Harris dengan tiba-tiba. Ia tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Aiden, tetapi Aiden bisa menyuruhnya untuk melakukan apa pun. Apa pun perintah Aiden, Harris pasti akan menurutinya.     

Namun, Harris tidak tahu bahwa saat ini ia sedang melakukan sebuah kesalahan besar. Mata Aiden langsung menatapnya dengan tatapan membunuh, membuatnya langsung berubah pikiran. "Saya akan mengubah tiket pesawat Anda, Tuan!" kata Harris sambil berdeham, membersihkan tenggorokannya yang tercekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.