Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Peran Berakhir



Peran Berakhir

0"Aiden, apakah kamu pernah mencintaiku?" tanya Keara sambil menatap Aiden dengan pandangan sedih.     

Namun, Aiden sama sekali tidak memedulikan kesedihan di mata Keara. Tatapannya terlihat dingin, tanpa perasaan sedikit pun. Kata demi kata ia ucapkan dengan tegas. "Aku tidak pernah mencintaimu."     

Di saat yang bersamaan, Keara melihat sosok wanita yang menghampiri mereka di belakang Aiden.     

Itu adalah Anya!     

Melihat Anya, Keara langsung mendapatkan ide. Ia sengaja berkata, "Kalau aku tidak melihat Anya, mungkin aku akan mempercayai kebohonganmu. Tetapi setelah melihat Anya, aku mengerti Aiden. Kamu mencintaiku sehingga kamu menikah dengan wanita yang mirip denganku. Anya hanyalah penggantiku. Aku adalah wanita yang kamu cintai."     

Anya berdiri di taman, tidak jauh dari mereka. Ia memandang punggung Aiden, merasakan hatinya ditusuk berulang kali. Kakinya tertancap di tanah, tidak berani melangkah lagi.     

Ia hanyalah pengganti Keara!     

Aiden mencintai Keara. Aiden menikahinya karena wajahnya mirip dengan Keara ...     

Tanpa sadar, air mata menetes satu demi satu di pipinya. Tangannya terkepal dengan erat dan bahunya gemetaran. Ia menggertakkan giginya, berusaha untuk menahan rasa sakit hati di hatinya.     

Seumur hidupnya, ia selalu merindukan kasih sayang dari ayahnya. Dan sekarang, kasih sayang yang Aiden berikan ternyata juga bukan untuk dirinya. Apakah ia memang ditakdirkan untuk tidak merasakan cinta?     

Otak dan hatinya seolah terus berdebat di benaknya.     

"Jangan menangis! Apakah kamu selama ini benar-benar tidak tahu bahwa kamu hanyalah pengganti?" kata otaknya.     

Hatinya membantah, "Meski aku tahu aku hanyalah pengganti, tetapi apakah hubunganku dengan Aiden selama ini palsu? Apakah kita tidak menjadi semakin dekat?"     

"Sejak awal kamu sudah bertekad untuk menjadi pengganti yang baik, tetapi kamu semakin melenceng dari kebenaran. Salah siapa ini? Kamu tahu betul sejak awal bahwa kebaikan Aiden padamu hanyalah kebohongan. Ia bilang ia pernah melihatmu tetapi kamu tidak bisa ingat. Tentu saja kamu tidak ingat, karena yang ia bicarakan adalah Keara!" kata otaknya.     

"Tidak, Aiden mencintaiku. Ia bilang aku bukan pengganti!" hatinya terus mengelak.     

"Anya, bangunlah! Jangan bermimpi. Kamu bisa menjadi Nyonya Atmajaya hanya karena wajahmu. Kamu bisa mendapatkan kasih sayang Aiden karena wajah itu, apakah kamu tidak cukup puas? Sebaiknya kamu berbalik dan naik ke atas sekarang. Jangan bersaing dengan yang asli karena kamu tidak bisa menang. Apakah kamu menyadarinya?"     

Di benak Anya, keduanya terus berdebat. Akal sehatnya mengatakan bahwa ia harus segera kembali ke kamarnya daripada ia terus merasa sedih saat menyaksikan Aiden dan Keara, namun hatinya mempercayai bahwa Aiden benar-benar mencintainya.     

Ia tidak tahu yang mana yang harus ia percayai, hatinya atau akal sehatnya ...     

"Keara, kamu adalah tunangan kakakku. Aku tidak mencintaimu!" suara Aiden terdengar sangat dingin, menusuk hati Keara dengan kejam.     

"Kamu bohong! Kamu mencintaiku! Kamu mencintaiku!" suara Keara sedikit bergetar. Kemudian, seluruh tubuhnya berguncang hebat dan wajahnya terlihat kesakitan. Tanpa sadar tangannya memegang lehernya.     

Aiden terkejut melihat hal itu. Ketika melihat darah di bibir Keara, ia langsung bereaksi. Kondisi Keara sangat mirip dengan serangan epilepsi.     

Sebelum ia bisa berpikir, Aiden langsung melangkah maju, memeluk pinggang Keara dengan satu tangannya dan memaksa Keara untuk membuka mulutnya dengan tangan yang lainnya.     

Ketika mengalami kejang, akan berbahaya jika orang tersebut menggigit lidahnya.     

Anya yang berdiri di belakang Aiden merasa seperti disambar petir melihat kejadian ini. Aiden memeluk pinggang Keara dan memegang wajahnya, terlihat seperti akan menciumnya.     

Namun, kakinya seperti tertancap dengan paku ke tanah. Ia tidak bisa bergerak!     

Sedetik kemudian, ia melihat Keara sedikit berjinjit dan mencium bibir Aiden. Anya langsung berbalik dan berlari ke lantai atas seperti kelinci yang ketakutan.     

Mendengar suara langkah kaki yang ia kenal dan kemudian melihat senyuman licik di wajah Keara, Aiden langsung mendorongnya.     

Keara tidak menyangka Aiden akan mendorongnya secara tiba-tiba sehingga ia langsung jatuh ke lantai.     

Keara sama sekali tidak marah. Malah ia menatap Aiden sambil tersenyum dan berkata, "Anya berdiri di belakangmu dari tadi. Kira-kira, mana yang lebih ia percaya, kamu atau kejadian yang ia lihat?"     

"Kamu benar-benar cari mati!" Aiden merasa sangat marah.     

"Kamu tahu bahwa aku mencintaimu, tetapi kamu malah membiarkan aku bertunangan dengan kakakmu. Setelah itu, kamu mencari wanita yang sangat mirip denganku. Kamu masih mau mengelak bahwa kamu mencintaiku?" Keara melotot ke arah Aiden.     

"Aku mencintai Anya. Sebelumnya, aku tidak mencintaimu dan aku tidak akan pernah mencintaimu sampai kapan pun." Aiden langsung berbalik dan meninggalkan taman.     

Anya berlari ke kamarnya sambil mengenakan sandal rumah. Salah satu sandalnya terlepas di tangga dan ia tidak sempat mengambilnya. Ia bergegas kembali ke kamar, melompat ke atas kasur dan menutupi dirinya dengan selimut.     

Aiden melihat sandal berwarna merah muda yang tergeletak begitu saja di tangga. Ia mengambil sandal itu dan kembali ke kamarnya, melihat Anya meringkuk di dalam selimut.     

Ia menghampiri Anya dan meletakkan sandal merah muda itu di sebelah pasangannya. Ia mengulurkan tangannya dan mencoba untuk mengangkat selimut Anya.     

Namun tangannya terhenti di tengah jalan.     

"Keluarlah. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu," kata Aiden dengan hangat. Cara bicaranya sangat berbeda dengan cara bicaranya dengan Keara tadi. Sayangnya, Anya tidak tahu. Ia tidak bisa mendengar percakapan antara Aiden dan Keara. Ia hanya melihat bahwa suaminya berciuman dengan wanita lain.     

Anya tahu ia tidak bisa bersembunyi dari Aiden. Ia mengintip dari balik selimut dengan rambutnya yang masih basah.     

"Aku baru saja mandi. Aku dari tadi di kamar saja dan tidak ke mana pun." Kata Anya dengan panik.     

"Benarkah? Lalu mengapa sandalmu ada di tangga?" Aiden menatap Anya sambil tertawa kecil.     

"Itu ..." Anya mengedipkan matanya berulang kali. Kemudian ia berkata sambil tersenyum. "Aku mencarinya dari tadi tetapi tidak bisa menemukannya. Ternyata ada di tangga."     

"Aku tidak melakukan apa pun dengan Keara." Aiden membuka selimut Anya dan menarik tubuh istrinya itu dari tempat tidur. "Keringkan rambutmu. Jangan sampai masuk angin."     

"Hmm ..." Anya menganggukkan kepalanya dengan patuh.     

Aiden mengambil sebuah handuk kering dan pengering rambut. Seperti anak kecil yang patuh, Anya duduk di pinggir tempat tidur, menunggu Aiden membantu mengeringkan rambutnya.     

"Apakah ada yang ingin kamu katakan kepadaku?" tanya Aiden.     

"Aku mencintaimu ..." bisik Anya dengan suara pelan. Tangannya memeluk pinggang Aiden dengan erat.     

Hati Aiden terasa hangat setiap kali mendengar pernyataan cinta dari istrinya. Ia mengelus kepala Anya dan ingin mengecup keningnya, namun Anya menghindarinya.     

Ekspresi di wajah Aiden langsung kaku. "Aku tidak ada apa pun dengan Keara. Jangan berpikir yang aneh-aneh. Semuanya akan segera selesai."     

Semuanya akan segera selesai?     

Apa yang akan selesai? Hubungan Aiden dengan Keara atau pernikahannya dengan Anya?     

Anya tidak tahu apa maksud Aiden dan tidak berani bertanya. Ia tidak berani mendengar jawabannya.     

"Hmm ... Mandilah. Aku akan mengeringkan rambutku sendiri." Ia memikirkan bibir Aiden yang telah mencium Keara dan merasa mual. Ia tidak mau menerimanya. Ia tidak mau menerima ciuman dari Aiden setelah pria itu mencium wanita lain.     

Aiden menatap Anya. "Apakah kamu melihatnya?"     

"Melihat apa?" Anya mengangkat kepalanya dan menatap Aiden dengan ekspresi pura-pura bingung.     

Mata Aiden terlihat rumit. Anya tidak akan bereaksi seperti ini kalau ia tahu Keara menciumnya. Pada saat hal itu terjadi, punggungnya membelakangi Anya, sehingga Aiden berpikir bahwa Anya mungkin tidak melihatnya.     

Aiden tidak mau Anya kepikiran dengan masalah ini sehingga ia tidak memberitahukannya. Lebih baik Anya tidak tahu, daripada ia berpikir yang aneh-aneh.     

"Tidak ada apa-apa. Aku akan mandi," kata Aiden pada akhirnya. Kemudian, ia pergi ke kamar mandi.     

Anya menatap ke arah kamar mandi dan menertawai dirinya sendiri. "Apakah peranku sebagai pengganti sudah berakhir?"     

Note :     

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^     

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705     

- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105     

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.