Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tunangan Nico



Tunangan Nico

0"Kita berdua tidak boleh melakukan apa pun. Kalau kamu menyayangi Tara dan menginginkan yang terbaik untuknya, jangan lakukan apa pun," saran Aiden.     

"Tetapi …"     

"Apakah kamu tidak percaya padaku?" Aiden mengecup bibir Anya sekilas. "Aku akan menjelaskannya padamu nanti."     

Walaupun Anya merasa sangat kecewa, ia tetap percaya pada suaminya.     

Tara berhenti di tempatnya dengan canggung, terlalu malu untuk melarikan diri.     

Sementara itu, Nico turun dari atas panggung dan berlari menuju ke arah Tara.     

Jantung Tara serasa berdegup dua kali lipat lebih kencang. Tangannya berkeringat sehingga ia mengusapkannya pada bajunya.     

"Tara, apakah kamu bersedia bertunangan denganku dan membiarkan aku melindungimu seumur hidupku?" Nico menghampirinya dan tidak memberikan Tara kesempatan untuk melarikan diri.     

Tara tidak menjawab, tetapi matanya beralih pada kakeknya. "Kakekku yang membesarkanku seorang diri. Semua tergantung kakekku."     

"Itu artinya, kalau kakekmu setuju, kamu juga akan setuju, kan?" Nico menginginkan jawaban pasti dari Tara.     

Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan kepala Tara.     

Pada saat yang bersamaan, Bima dan Tirta menghampiri mereka berdua. Nico langsung bertanya pada Tirta. "Kakek Tirta, aku benar-benar menyukai Tara. Bisakah kamu memberi restu untuk kami?"     

"Kami hanyalah keluarga dokter …"     

"Tirta, kamu bisa lihat bahwa dua anak ini saling mencintai satu sama lain. Selama kamu setuju, pesta pertunangannya akan dilanjutkan dan keluarga kita akan bersatu," Bima langsung menyela kata-kata Tirta. Ia menyesal tidak bisa menghentikan Nico tepat waktu.     

Sekarang, cucunya yang nakal ini telah mempermalukan Keluarga Atmajaya.     

Lisa sudah kabur meninggalkannya. Kalau Tara juga menolaknya, bagaimana Bima bisa bertemu dengan teman-temannya?     

Ia tidak mau dipermalukan seperti ini. Ia sudah tua. Selain harga diri, apa lagi yang ia miliki …     

Lagi pula, Tara adalah wanita yang dicintai oleh cucunya. Jadi, apa salahnya kalau mereka bersama?     

Tara harus bersedia menerima lamaran Nico, meski ia tidak mau sekali pun. Meski ia harus berpura-pura, Tara harus menerimanya. Nico tidak boleh ditolak di hadapan umum dua kali.     

"Bima, hubungan antara dua keluarga kita sangat dekat. Aku juga ikut melihat perkembangan Nico. Ia sangat cerita, positif dan tampan. Nico tidak perlu khawatir untuk mencari pasangan yang baru. Keluargaku tidak …"     

"Keluarga kita adalah teman baik. Dua anak ini saling mencintai satu sama lain dan perasaan mereka sangat dalam. Tidak seharusnya kamu menolak," sekali lagi, Bima menyela kata-kata Tirta.     

Tara dengan penampilan yang menawan hanya bisa berdiri di samping kakeknya. Semua ini bergantung pada kakeknya.     

"Dokter Tirta, cucumu sangat cantik dan sukses. Jarang-jarang ada wanita yang mandiri dan mendengarkan kata-kata orang tuanya seperti Tara."     

"Sayang sekali aku tidak punya anak laki-laki. Kalau tidak aku pasti sudah menjodohkannya dengan cucumu."     

"Dokter Tirta, Nico sudah memanggilmu dengan sebutan kakek. Apakah kamu masih tega menolaknya?     

"Kakek, aku berjanji akan menjaga Tara selamanya," ketika Nico melihat banyak orang mendukungnya, ia langsung menimpali, menunjukkan keseriusannya pada Tara.     

Tirta memandang cucu satu-satunya. Ia tahu bagaimana perasaan Tara dan tahu bahwa Tara juga menyukai Nico.     

Ia hanya takut Tara tidak sanggup menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya …     

Tetapi kalau ia terus menolak, ia tidak hanya akan menyinggung Keluarga Atmajaya, tetapi juga menyakiti hati cucunya.     

"Bima, anak dan menantuku meninggal saat masih sangat muda sehingga Tara hidup dengan menderita. Aku harap keluarga kalian bisa menerimanya dan memperlakukannya dengan baik." Ketika mengatakan hal ini, air mata mengalir di wajah Tirta.     

"Tirta, mengapa kamu menangis? Keluarga kita akan menjadi satu setelah cucu-cucu kita menikah. Aku juga sudah mengenal Tara sejak lahir dan melihat ia tumbuh menjadi wanita dewasa yang menawan. Tara sudah seperti cucuku sendiri. Mana mungkin aku memperlakukannya dengan tidak adil? Kamu tahu sendiri bagaimana ibu Nico. Tidak mungkin ada masalah di antara mertua dan menantu. Jangan khawatir," kata Bima.     

Tirta mengelus tangan cucunya dengan tangannya yang sudah berkeriput. "Tara, apakah kamu bersedia?"'     

"Kakek, aku tidak bisa menolak Nico. Nico akan benar-benar malu kalau aku menolaknya di hadapan umum. Dan hubungan kami selama ini sangat baik. Aku ingin mencobanya," kata Tara.     

Ia bersedia untuk mencoba berhubungan dengan Nico. Kalau mereka tidak cocok, mungkin suatu hari nanti mereka bisa berpisah.     

Tetapi hari ini, Tara tidak tega meninggalkan Nico begitu saja …     

"Kalau begitu, pergilah," Tirta mengangguk, menunjukkan persetujuannya.     

Nico menggandeng tangan Tara dengan gembira dan berjalan kembali ke arah panggung. Event Organizer yang bertanggung jawab atas pesta tersebut langsung mengganti nama mempelai wanita di layar besar menjadi nama Tara.     

Keluarga Srijaya tidak pergi setelah keributan terjadi. Mereka tetap tinggal untuk memberi ucapan selama pada Nico dan meminta maaf padanya.     

"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat datang untuk para tamu sekalian. Saya ingin memperkenalkan tunangan saya. Wanita di samping saya ini adalah Tara Dartha yang sekarang telah menjadi milik Nico Atmajaya," Nico mengangkat tangan Tara yang bertautan dengannya tinggi-tinggi. "Saya berjanji akan memperlakukannya dengan baik. Saya akan membuatnya bahagia dan melindunginya hingga maut memisahkan kita."     

Mata Anya memerah. Ia bersandar di pelukan Aiden dan berkata, "Aiden, aku benar-benar senang. Aku ingin menangis."     

Aiden menyeringai dan mengelus kepala Anya dengan lembut. "Nico dan Tara akhirnya bersama. Setelah ini, Tara bisa menemanimu setiap waktu. Ini adalah berita yang menggembirakan. Jangan menangis."     

Anya mengangguk tetapi hormon kehamilan membuatnya tidak bisa menahan air matanya.     

Ia benar-benar bahagia …     

Di kerumunan, mata Keara terpaku ke arah Aiden dan Anya. Melihat hubungan mereka yang bahagia, ia benar-benar merasa iri.     

Sejak pertengkarannya dengan Ivan, Ivan sama sekali tidak memedulikannya. Tunangannya itu hanya berpura-pura baik di hadapan semua orang. Tetapi saat mereka hanya berdua saja, Ivan langsung mengabaikannya.     

Karena menghilangnya Nadine, hanya Bima satu-satunya orang di Keluarga Atmajaya yang bersikap baik padanya. Sementara yang lainnya?     

Tetapi ketika tahu bahwa Anya memenangkan kompetisi parfum, Bima merasa sangat senang dan terus memujinya.     

Ditambah lagi, sekarang Anya sedang hamil. Ia akan memberikan cucu kedua untuk Bima.     

Keara merasa sangat marah.     

Aiden adalah miliknya, tetapi mengapa Anya yang berada di sampingnya seakrang.     

Kalau saja wajah Anya tidak mirip dengannya, kalau saja Anya bukan anak haram ayahnya, mungkin ia tidak akan membenci Anya hingga seperti ini …     

Keara menatap Anya dengan pandangan cemburu. Dan begitu ia mengalihkan pandangannya, matanya beradu dengan mata Natali. Diam-diam, mereka tersenyum satu sama lain.     

Memang benar, musuh dari musuh adalah teman. Kalau Keara ingin mencari orang yang membenci Anya lebih dari dirinya, orang itu adalah Natali.     

Kesehatan Deny kurang baik sehingga ia tidak bisa tinggal di acara itu lama-lama.     

Saat memberikan undangan, Bima sudah mengatakan kalau Deny masih kurang sehat, ia bisa tidak datang. Tetapi ia adalah ayah Anya. Demi putrinya, ia harus datang.     

Ketika melihat tubuh Deny yang kurus kering, Anya merasa kasihan padanya. Meski Deny tidak pernah memperlakukannya dengan baik, tetap saja Deny adalah orang yang ia anggap sebagai ayah selama 20 tahun.     

Bagaimana ia bisa berubah dengan begitu cepat?     

"Anya, jaga dirimu baik-baik. Ayah kurang sehat. Ayah akan pulang dulu," Deny menatapnya sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.