Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Mencintainya



Tidak Mencintainya

0"Aku mengerti. Sekarang ibu jangan terlalu emosi. Jaga kesehatan ibu," hibur Raka.     

"Bagaimana bisa aku tidak marah? Mulutku bisa saja berbusa sekarang karena begitu kesalnya. Sepertinya aku tidak akan bisa tidur malam ini. Saat teringat mengenai Raisa, aku benar-benar ingin membunuh Natali. Wanita gila itu ingin menjadi bagian dari keluarga kita dan memperlakukan kita seperti orang bodoh," kata Irena dengan marah.     

"Ibu, Raisa masih muda. Sekolah di luar negeri adalah kesempatan yang bagus untuknya. Kalau ibu merindukan Raisa, ibu bisa pergi ke luar negeri dan menemani Raisa sementara," kata Raka.     

"Raka, benarkah kamu makan malam bersama Anya saat sedang liburan?" tanya Irena. "Meski tidak bersama dengan Natali, kamu tetap tidak bisa bersama dengan Anya. Bisakah kamu menjadi dari dua putri Keluarga Tedjasukmana itu?"     

Raka memahami kekhawatiran ibunya. "Aku dan Anya hanyalah teman. Lagi pula, aku makan bersama dengan Aiden juga. Hubungannya dengan Aiden sangat baik. Selama Anya bahagia, aku baik-baik saja."     

"Meski ia tidak bahagia sekali pun, kamu tidak boleh memikirkannya. Raka, cepatlah pulang. Tidak usah pedulikan Natali. Suruh saja orang lain untuk mengurusnya," kata Irena.     

"Aku akan pulang besok pagi," begitu Raka menutup telepon dan berbalik, ia melihat Natali memandangnya dengan wajah sedih.     

"Raka, kamu akan meninggalkan aku dan pulang?" tanyanya.     

"Raisa tidak sedang di Indonesia. Karena masalahmu, ibuku merasa marah. Aku harus kembali besok pagi untuk menenangkannya. Kamu bisa memulihkan diri untuk sementara di tempat ini," wajah Raka terlihat murung saat mengatakannya.     

Di seluruh tubuh Natali terdapat begitu banyak bekas luka dan lebam. Tetapi luka yang sebenarnya ada di 'satu bagian', yang membuatnya sampai harus mendapatkan jahitan.     

Di tangan dua pria gila, bagaimana mungkin Natali bisa bertahan?     

Tetapi semua ini juga karena perilakunya sendiri.     

"Kamu berniat meninggalkan aku sendiri di sini? Aku dengar ibumu ingin membatalkan pertunangan kita? Pria macam apa kamu? Apakah kamu tidak peduli meski tunanganmu diperkosa oleh orang lain?" Natali memandang Raka dengan sakit hati.     

Apakah ini pria yang begitu dicintainya sehingga ia berusaha keras untuk mendapatkannya?     

Apakah ini pria yang ingin ia nikahi?     

"Aku hanya memintamu tinggal di sini sementara untuk memulihkan diri. Begitu luka-lukamu sudah sembuh, aku akan menjemputmu," setelah itu, Raka melewatinya dan masuk ke dalam kamarnya di lantai atas.     

Namun, sebelum Raka bisa pergi, Natali berlari dan memeluk pinggang Raka dari belakang. "Raka, kamu sudah tidak menyukaiku lagi dan tidak menginginkanku lagi kan?"     

"Jangan berpikir seperti itu. Selama kamu menurut dan menjaga tubuhmu baik-baik, aku bisa menganggap tidak ada yang terjadi," kata Raka dengan susah payah.     

Padahal, Raka sama sekali tidak pernah tidur bersama dengan Natali. Ia sama sekali tidak pernah menyentuh Natali saat ia mabuk dan berbaring di tempat tidur bersama dengan Natali.     

Dan Raka tidak berniat untuk menyentuh Natali karena setelah bangun, Raka sadar bahwa Natali lah yang telah menjebaknya.     

"Kamu bisa berpikir seperti itu, tetapi aku tidak bisa. Aku membenci diriku sendiri dan aku merasa kotor. Aku benar-benar membenci Anya, Raka. Ia adalah kakakku. Bagaimana ia bisa begitu kejam dan memperlakukanku seperti ini?" Natali menangis, membuat punggung Raka menjadi basah.     

Raka melepaskan tangan Natali dan pinggangnya dan mendorongnya untuk menjauh. "Kamu merasakan rasa sakit dan merasa kotor, tetapi mengapa kamu ingin memperlakukan Anya seperti itu? Ia adalah kakakmu. Ini adalah pelajaran untukmu. Aku harap kamu bisa menjaga dirimu baik-baik lain kali."     

"Hanya ada Anya di matamu. Hanya Anya yang kamu pikirkan. Sebenarnya apa kurangku dari Anya? Mengapa aku tidak bisa dibandingkan dengannya?" teriak Natali dengan histeris.     

"Setidaknya ia jauh lebih baik daripada kamu," Raka tidak lagi memedulikan Natali dan naik ke atas.     

"Ahhh!" Natali menjerit dengan keras. Lalu, suara teriakan itu diikuti dengan suara benda-benda yang hancur.     

Natali menghancurkan semua barang yang ada di ruang keluarga. Setelah itu, seseorang akan datang dan membersihkan kekacauan yang dibuatnya dan merapikannya.     

Seperti itu, berulang kali …     

Natali berdiri di ruang keluarga yang besar dengan hati yang hampa. Raka tidak membencinya, tetapi ia juga tidak peduli terhadap apa yang terjadi padanya.     

Itu karena Raka tidak mencintainya.     

Karena Raka tidak mencintainya, sehingga Raka sama sekali tidak peduli padanya.     

Selama semalam penuh, Natali tidak bisa tidur.     

Sebelum Raka turun ke lantai bawah, ia segera mandi dan mengganti pakaiannya. Setelah itu, ia duduk di depan cermin dan merias wajahnya dengan hati-hati.     

Ia menutupi lebam di wajahnya dengan foundation yang tebal. Luka di tangan dan kakinya tidak bisa ditutupi sehingga ia mengenakan celana panjang dan sweater.     

Saat Raka hendak turun dan sarapan sebelum pulang, Natali langsung menghampirinya.     

"Raka, aku ingin kembali bersamamu. Aku akan menuruti kata-kata ayahmu dan mengatakan kita baru pulang liburan dan kembali ke kota bersama-sama," wajah Natali terlihat. Meski ia sudah mengenakan make-up, lingkaran hitam di bawah matanya masih terlihat jelas.     

"Apakah kamu bisa?" tanya Raka dengan khawatir.     

"Kalau kamu pulang sendiri dan ada yang menanyakan mengenai aku, apa yang bisa kamu katakan?" tanya Natali sambil memandang Raka dengan tersenyum.     

"Kalau begitu, ayo kita sarapan bersama dan pulang," Raka tidak banyak berpikir. Kalau Natali bersedia untuk pulang bersamanya dan membersihkan semua berita yang beredar, ini adalah rencana yang terbaik.     

Natali tidak nafsu makan sehingga ia hanya memegang sendok dan mengaduk-ngaduk bubur di mangkuknya. "Setelah kita pulang, kita akan langsung ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan kita, atau aku akan memberitahu semuanya kepada wartawan."     

Tangan Raka berhenti bergerak. Tangannya yang memegang sendok tampan menegang sehingga uratnya terlihat. Ia tidak menyangka Natali akan memaksanya untuk menikah.     

"Dua pria itu sudah menyerahkan diri dan mengaku bahwa telah memperkosamu. Ayahku sudah bersusah payah untuk menahan berita tersebut. Kita tidak akan menyelesaikan masalah ini secara publik untuk melindungi harga dirimu. Kalau kamu ingin semua orang tahu, silahkan saja," kata Raka dengan dingin.     

"Raka, kalau kamu mau menikah denganku, aku tidak akan membesar-besarkan masalah ini. tetapi kamu tidak mau, aku benar-benar akan membuat keributan. Aku telah diperkosa dan aku tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja. Dua pria itu begitu menjijikkan, tetapi orang-orang di belakang mereka jauh lebih menjijikkan," kata Natali sambil menggertakkan giginya.     

"Orang-orang di belakang mereka?" Raka menatap Natali dengan sinis. "Bukankah kamu dan Yura yang ada di belakang dua pria tersebut?"     

Natali terkejut dan menatap Raka dengan mata terbelalak. Bukankah Yura yang bodoh itu sudah ke luar negeri?     

"Yura juga sudah menyerahkan diri ke polisi dan menjelaskan semuanya secara rinci. Kalau kamu bersedia untuk bekerja sama denganku, Keluarga Mahendra akan melindungimu. Kalau tidak, silahkan saja kamu tidur bersama dengan Yura di dalam penjara," kata Raka dengan dingin.     

Natali tidak mengerti, mengapa Yura malah menyerahkan dirinya ke polisi?     

Kalau Natali ingin mengelak bahwa ia tidak menculik Anya, ia membutuhkan bantuan dari Keluarga Mahendra.     

Aiden sudah melemparkannya tepat di depan pintu kantor polisi dan memberinya kesempatan untuk menyerahkan diri dan mengakui kesalahannya karena telah berniat untuk mencelakai Anya.     

Namun, ia malah memanggil polisi dan mengatakan bahwa Aiden dan Anya telah menculik dan menyuruh orang untuk memperkosanya.     

Sebelum ia sempat divisum, ayah Raka telah menjemputnya dengan paksa dan membawanya pergi. Ia tidak punya hasil visum dan tidak punya bukti untuk menuntut Anya.     

Untuk meredakan kemarahannya, ia sengaja menyebarkan berita ini di internet meski tidak memiliki bukti apa pun. Selain untuk membesarkan masalah ini dan mendapatkan keadilan, Natali juga ingin memaksa Raka untuk keluar dari tempat persembunyiannya.     

Namun, apa yang dilakukan Raka baru saja sama seperti menggosokkan garam di luka Natali. Hati Natali sangat sakit.     

Ia benar-benar membenci Anya karena Raka selalu mencintai Anya.     

"Raka, Yura yang melakukan semua ini sendirian! Ini tidak ada hubungannya denganku. Kamu harus percaya padaku!" kata Natali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.