Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Apa yang Terjadi



Apa yang Terjadi

0"Aku dengar kamu mencemaskan aku?" tanya Aiden sambil memandang wajah istrinya.     

"Lain kali jangan melakukan hal yang berbahaya seperti ini." Anya menggenggam tangan Aiden dengan erat. Ia benar-benar ketakutan saat tidak bisa menghubungi Aiden. Untung saja tidak ada yang terjadi pada Aiden.     

Kalau sampai ada yang terjadi pada suaminya …     

Aiden langsung menundukkan kepalanya dan mengecup dahi Anya. "Jangan takut. Aku baik-baik saja."     

"Apakah kalian sudah selesai pamer kemesraan? Apakah kalian tidak kasihan pada kami?" Nico menggerutu.     

"Kalau kamu tidak mau melihatnya, kamu bisa menutup matamu," jawab Aiden. Pandangannya masih tertuju pada Anya, tidak memedulikan Nico sama sekali.     

"Walaupun aku menutup mataku, aku masih bisa mendengar kalian!" balas Nico.     

"Kalau begitu tutup telingamu juga," jawaban Aiden membuat Nico semakin cemberut.     

"Aku ingin pergi melihat hasil buruanmu, Paman! Aku ingin memilih bagian mana yang bisa dimasak," kata Nico dengan semangat. Dibandingkan melihat kemesraan paman dan bibinya, ia lebih baik memeriksa calon makanannya. "Tara ikutlah denganku."     

"Daripada melihat babi yang berdarah-darah, lebih baik aku di sini dan makan. Aku tidak masalah kalau harus melihat kemesraan Aiden dan Anya. Toh ada banyak makanan di sini," kata Tara.     

"Iya, aku juga tidak mau melihat babi hutan yang mati," Anya juga menolak.     

"Paman …"     

"Apakah kamu kira aku menyukai hal yang sama denganmu?" kata Aiden dengan sinis.     

Nico mengedikkan bahunya dan berdiri dari tempatnya. "Kalau kalian tidak ingin pergi, aku bisa pergi sendiri."     

Ia memanggil kepala manajer hotel tersebut dan memintanya untuk mengantarkan ke tempat babi hutan itu disimpan.     

Kepala manajer itu terlihat sangat menyedihkan, seolah telah bertambah usia belasan tahun hanya dalam beberapa jam saja. Ia sangat lelah karena ada begitu banyak masalah hari ini.     

Untung saja Aiden tidak mengalami kejadian yang buruk. Untung saja Aiden baik-baik saja.     

Kalau tidak, karirnya akan hancur berantakan!     

"Aku ingin melihat hasil buruan pamanku," kata Nico sambil menepuk pundak kepala manajer itu seolah sedang berbicara dengan temannya sendiri. "Antarkan aku ke sana."     

Kepala manajer tersebut tertegun. Ia pikir ia salah dengar. Anak orang kaya ini ingin melihat bangkai babi hutan? Apakah tidak salah?     

Apa bagusnya melihat bangkai babi? Baunya amis dan tidak mengenakkan …     

Orang kaya memang memiliki selera yang aneh.     

"Tuan, silahkan ikut dengan saya," kepala manajer itu merasa bahwa hidupnya tidak akan pernah tenang selama ia para tamunya ini tidak pergi.     

Ia benar-benar berharap orang-orang kaya ini segera pergi …     

Setelah Nico pergi, Aiden kembali ke kamarnya untuk mengurus pekerjaannya. Ia menyuruh para pengawalnya untuk mengantar Anya dan Tara ke tempat pemandian air panas.     

Anya dan Tara menikmati liburan mereka bersama.     

….     

Malam itu, sebuah acara api unggun yang besar dilaksanakan di dekat air mancur taman hotel. Banyak turis berkumpul di sana sambil bernyanyi dan menari.     

Di tempat tersebut juga banyak pop up store yang menjual aksesoris, jajan, oleh-oleh dan sebagainya.     

Tetapi Anya, Aiden, Tara dan Nico langsung menuju ke lantai teratas hotel untuk makan malam.     

Chef hotel sudah memasakkan berbagai makanan lezat untuk mereka dengan hasil buruan Aiden dan juga dengan menggunakan berbagai bahan-bahan terbaik yang mereka miliki.     

Malam itu terasa sangat menyenangkan …     

Chef profesional siap sedia untuk memanggang daging untuk mereka dan anggur yang lezat juga disediakan. Langit malam terlihat indah, ditaburi oleh bintang-bintang yang bersinar terang di langit.     

Raka akhirnya memutuskan untuk bergabung bersama dengan Aiden dan Nico. Mereka makan sambil minum anggur. Sementara Anya dan Tara sedang mengobrol berdua sambil makan.     

Kali ini, Anya tidak merasa bosan karena ada Tara. Kalau ia harus mengobrol dengan para lelaki lagi, mungkin ia akan kebosanan seperti kemarin malam.     

Setelah makan begitu banyak, Tara berbaring di sebuah kursi panjang dengan kaki yang terentang. Ia tidak mau bergerak sedikit pun …     

Anya menatap Tara yang bermalas-malasan sambil tertawa kecil. Tara memang selalu lepas kendali di hadapan makanan. "Apakah perutmu tidak apa-apa kalau kamu makan sebanyak ini?"     

"Jangan khawatir. Aku membawa obat pencernaan. Sebelum tidur aku akan minum obat dulu," kata Tara dengan senang. Yang penting, ia bisa makan dengan enak.     

"Jaga kesehatanmu! Perutmu bisa melebar kalau kamu terus makan seperti ini," Anya menyentil dahi Tara dengan kesal.     

Pada saat Anya dan Tara sedang mengobrol, Nico tiba-tiba berteriak. "Raka, ada sesuatu yang terjadi pada Natali."     

Wajah Aiden terlihat tetap tenang, tetapi Anya tidak bisa mengendalikan ekspresinya. Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan memeriksa berita di internet.     

Natali mengatakan bahwa Aiden dan Anya telah menculiknya dan mengurungnya secara ilegal. Selain itu, ia juga telah diperkosa oleh orang-orang suruhan Aiden selama lebih dari 20 jam.     

Tidak ada foto bukti yang beredar di internet, tetapi kata 'pemerkosaan' itu langsung menyebabkan kehebohan. Apa lagi, masalah ini terjadi pada keluarga yang ternama di kota tersebut.     

"Aku dengar, Natali diperkosa."     

"Ia diperkosa setelah bertunangan dengan Raka. Raka benar-benar tidak beruntung."     

"Mengapa nama Aiden juga disangkut-pautkan?"     

"Apa yang sebenarnya terjadi?"     

…..     

Setelah mendengar kata-kata dari Nico, Raka juga ikut memeriksa berita di internet. Melihat berita ini, Raka merasa bahwa Natali sengaja menyebarkan kebohongan ini.     

Natali sengaja membuat kehebohan karena Raka meninggalkannya setelah hari pertunangan mereka.     

Itu sebabnya Natali sengaja menyebarkan berita bahwa ia telah diperkosa, hingga membawa-bawa nama Aiden dan Anya agar Raka segera pulang dan kembali ke sisinya.     

Aiden menendang kaki Nico di bawah meja dan Nico langsung memahami isyarat dari pamannya. "Raka, apakah kamu mau menghubungi keluargamu dan menanyakan situasinya?"     

"Aku akan mencari tahu apa yang terjadi," Raka langsung menghubungi ibunya. "Ibu, apa yang terjadi pada Natali?"     

"Mengapa kamu baru menghubungi sekarang? Ibu sudah berusaha untuk menghubungimu terus menerus," Irena merasa ingin menangis. "Sesuatu terjadi pada Natali. Apa yang harus kita lakukan?"     

Raka bisa mendengar suara 'BOOOM' di kepalanya, seperti ada yang meledak.     

Apakah semua yang terjadi pada Natali ini memang benar? Bukan kebohongan belaka?     

"Bagaimana keadaan Natali sekarang?" tanya Raka dengan tenang.     

"Raka, ayahmu ingin bicara," Irena memberikan ponsel itu pada suaminya.     

"Raka, di mana kamu? Aku sudah menghalangi penyebaran berita ini. Tidak akan ada yang tahu. Ayah akan membawa Natali untuk bertemu denganmu. Setelah itu, aku akan menyebarkan berita bahwa kalian bertengkar setelah hari pertunangan kalian dan Natali hanya menyebarkan berita omong kosong. Kita harus menekan berita ini."     

"Baiklah, aku akan mengirimkan lokasiku pada ayah,�� kata Raka.     

"Ayah tahu bahwa Natali sengaja pergi sendiri dan meninggalkan supir keluarga kita. Nanti kita tanyakan apa yang terjadi kepadanya, ke mana ia pergi dan mengapa ia meninggalkan supir kita tanpa kabar. Aku juga tahu bahwa pertunanganmu dengan Natali adalah keputusan yang salah. Aku tidak akan memaksamu untuk menikah dengannya. Ketika waktunya tiba, aku akan mencari cara untuk membatalkan pertunangan kalian," kata ayah Raka.     

"Ayah, ketika Natali menyebarkan berita semacam ini di internet, itu artinya Natali telah mengabaikan harga diri keluarga kita dan nama baik kita. Ia hanya ingin memaksaku untuk pulang. Bawa saja Natali ke sini. Aiden dan Anya juga sedang berada di sini bersamaku. Suruh Natali mengatakan semua kebohongannya di hadapan wajah mereka," kata Raka dengan santai.     

"Baiklah kalau begitu, tunggu telepon dari ayah. Aku sudah berusaha untuk menghubungimu beberapa hari terakhir ini tetapi ponselmu selalu mati," kata ayah Raka dengan kesal.     

Setelah menutup teleponnya, Nico menatap Raka dengan khawatir. "Apa yang terjadi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.