Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sakit?



Sakit?

0"Ibumu tidak bisa menerimaku lagi. Ia ingin aku membatalkan pertunangan. Dan sekarang ia ingin mengirimku ke rumah sakit jiwa. Raka, apakah kamu akan mengakhiri pertunangan kita?" tanya Natali.     

"Aku sudah berjanji pada ayahmu akan merawatmu dengan baik. Aku akan melakukan apa yang sudah aku katakan. Jangan berpikir yang macam-macam," hibur Raka.     

"Apakah kamu benar-benar tidak akan meninggalkan aku?" Natali menatap Raka dengan pandangan memelas.     

"Kamu sudah melakukan banyak kesalahan, tetapi kamu tidak pernah melukaiku. Selama kamu mau berubah, kita bisa menghadapi semuanya bersama-sama," jawab Raka dengan tenang.     

"Aku akan berubah. Aku akan mendengarkanmu," Natali memeluk Raka dengan senang.     

Ia tahu ia tidak melakukan kesalahan apa pun. Raka juga tidak akan pernah meninggalkannya karena Raka adalah pria yang bertanggung jawab. Raka tidak pernah mengingkari janjinya.     

"Raka, ajak Natali turun dan makan malam bersama di bawah," setelah mendengarkan saran dari suaminya, akhirnya Irena mengambil inisiatif untuk berbaikan dengan Natali dan memanggilnya untuk makan malam bersama.     

"Aku akan ganti baju sebentar. Kamu dan ibu turunlah terlebih dahulu," Raka ingat bahwa Anya memenangkan kompetisi parfum hari ini dan ia ingin mengucapkan selamat kepadanya.     

Begitu Natali dan Irena turun ke bawah, Raka menelepon ponsel Anya.     

Pada saat ini, Anya sedang duduk di sofa dan makan buah. Ketika mendengar ponselnya berbunyi, ia langsung mengangkatnya.     

"Raka, ada apa?" begitu melihat nama Raka di layar ponselnya, Anya langsung khawatir.     

Apakah Natali berencana buruk lagi? Apakah Natali ingin mencelakainya lagi?     

"Aku ingin mengucapkan selamat. Aku melihat berita bahwa kamu memenangkan kompetisi parfum. Aku tahu kamu pasti bisa," kata Raka, memberi ucapan selamat yang tulus.     

"Terima kasih," jawab Anya sambil tersenyum.     

"Aku senang kamu sangat sukses sekarang dan bisa melakukan hal-hal yang kamu cintai," kata Raka.     

"Aku tidak menyangka aku bisa menang. Aku harus berterima kasih pada ibuku karena telah mewariskan bakatnya. Semua ini juga berkat Aiden. Ia selalu mendukungku untuk melakukan apa pun yang aku sukai," Anya menoleh dan mengecup pipi Aiden tanpa suara.     

Aiden yang berada di sampingnya hanya tersenyum sambil melingkarkan tangannya di pundak Anya.     

Hari ini, penampilan Keara juga sangat bagus. Tetapi kemampuan Keara untuk menciptakan parfum tidak sehebat Anya. Keara baru belajar sejak ia menghilang.     

Sementara itu, Anya sudah mengikuti ibunya sejak kecil. Dan ia juga memiliki Esther sebagai pembimbingnya.     

Ia bahkan memiliki buku resep parfum dari dua orang hebat. Diana Hutama dan Esther Widyantara.     

Buku itu sangat membantunya sebagai referensi dan bahan penelitiannya.     

Anya mengira bahwa ia adalah putri dari Diana dan Galih. Diana adalah parfumeur yang handal sementara Galih adalah raja rempah-rempah. Itu sebabnya, Anya merasa ia memiliki keuntungan dalam hal bakat alami.     

"Aku senang kalian memiliki hubungan yang harmonis," ada sedikit nada iri di dalam suara Raka.     

Anya tahu Raka mengatakan hal tersebut karena ia memikirkan mengenai hubungannya dengan Natali. Rasa kasihan menyusup di hati Anya. Sayang sekali pria baik seperti Raka harus berakhir bersama dengan Natali yang jahat.     

"Raka, Iris akan meluncurkan produk baru dalam beberapa hari. Aku akan memberikannya kepadamu," kata Anya, mengalihkan pembicaraan.     

"Aku menantikannya," jawab Raka.     

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menghubungimu lagi nanti."     

Popularitas Anya telah meningkat dengan luar biasa setelah kompetisi parfum itu berakhir dan bisnis parfumnya telah mengalami lonjakan yang hebat.     

Iris menjadi toko parfum paling populer di Indonesia. Setiap kali ia meluncurkan produk baru, semua orang akan langsung berbondong-bondong membelinya, membuat semua produk Iris terjual habis.     

Hal itu membuat Anya semakin sibuk dalam pekerjaannya. Ia tidak hanya bertanggung jawab sebagai sekretaris Aiden, tetapi juga kepala parfumeur Iris.     

Satu-satunya hal yang membuat Anya terganggu adalah Keara. Keara juga memenangkan kompetisi parfum itu dan menjadi juara ketiga. Toko parfum Keara tepat berada di depan Iris.     

Karena Keluarga Pratama adalah raja rempah-rempah, selain parfum, produk-produk lain di toko Keara juga memiliki tingkat penjualan sangat baik.     

Selain Keara, Anya juga masih harus bersaing dengan Amore yang berada di lantai dua. Parfum ibunya masih terjual di Amore dan parfum itu sangat laku keras. Meski parfumeur dari Amore tidak memenangkan kompetisi , bisnis Amore sama sekali tidak terpengaruh.     

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Bulan oktober sudah hampir berakhir.     

Karena kesibukannya, tubuh Anya menjadi semakin kurus. Ia terlalu sibuk bekerja hingga tidak nafsu makan. Saat malam hari, tidurnya tidak nyenyak dan ia selalu memimpikan hal-hal aneh.     

Aiden merasa sangat sedih melihat kondisi istrinya seperti ini. Ia tahu istrinya sedang berusaha keras dalam pekerjaannya, tetapi ia tidak mau Anya terus melupakan kesehatannya seperti ini.     

Meski Aiden sudah mengurangi pekerjaan Anya sebagai sekretarisnya, ia tetap tidak bisa mengurangi beban Anya.     

Pada tanggal 11 November, diskon besar-besaran berlangsung di mana-mana, baik di online shop maupun di toko offline. Iris juga mengadakan berbagai acara dan promosi.     

Malam ini, Aiden akan mendapatkan hasil penjualan Iris, Keara's Perfume dan juga Amore.     

Anya tidak bisa tidur karena terlalu khawatir sehingga ia ikut menunggu hasil penjualan itu bersama dengan Aiden.     

"Hasil penjualan Keara's Parfume dan Amore berada di bawahmu," Aiden memegang wajah Anya dengan kedua tangannya dan mengecup bibirnya dengan lembut. "Mulai besok, kamu beristirahat. Kamu bekerja terlalu keras."     

Anya menyandarkan kepalanya di bahu Aiden. "Aku sangat beruntung memiliki kamu. Tidak peduli sebanyak apa pun uang yang kamu miliki, kalau kamu tidak bisa bersama dengan orang yang kamu cintai, kamu tidak akan pernah bahagia."     

Aiden mengerti apa yang Anya maksud. Istrinya itu sedang membicarakan mengenai Raka. Anya merasa kasihan pada Raka …     

"Kalau Raka bersama dengan wanita yang dicintainya, aku yang tidak bisa bahagia," jawab Aiden.     

Anya tertawa mendengar kecemburuan suaminya. "Mengapa kamu bicara seperti itu? Raka hanya menganggapku sebagai teman dan sudah melupakan mengenai masa lalu kita. Aku membicarakan mengenai Nico. Apa artinya meski ia mendapatkan saham dari ayah? Kalau ia tidak bisa bersama dengan Tara, ia tidak akan bisa bahagia."     

"Kalau begitu, biar saja ia tidak bahagia," kata Aiden dengan tenang.     

"Aku pasti akan mendapatkan Tara dan aku akan bahagia. Aku akan mengajaknya untuk menghitung uang yang aku miliki bersama-sama," tidak tahu sejak kapan Nico datang, tiba-tiba saja Nico muncul di belakang mereka.     

Ketika melihat Nico datang, Anya terlalu lemas dan bahkan tidak punya tenaga untuk menyapanya.     

Nico datang untuk menumpang makan malam. Ia mengambil buah melon milik Anya dan Aiden, duduk di sandaran sofa dan memakannya dengan santai.     

Hana datang sambil membawa mangkuk berisi cairan berwarna cokelat. "Anya, minumlah ini dan beristirahatlah."     

"Bibi, apakah kamu sakit?" Nico mengerutkan keningnya ketika melihat ramuan herbal di mangkuk tersebut.     

"Itu adalah ramuan herbal untuk menyuburkan kandungan. Mungkin sebentar lagi Tuan Nico akan memiliki sepupu," kata Hana dengan senang.     

Anya menatap ke arah mangkuk itu dan mengerutkan keningnya. Ia benar-benar ingin menutup hidungnya. "Wow! Ramuan apa yang Tara buat sekarang? Baunya benar-benar tidak enak."     

"Tara-ku memang benar-benar hebat. Ia bahkan bisa membuat ramuan semacam ini," kata Nico sambil terkekeh, setengah bercanda.     

"Aku ingin memiliki anak dengan pamanmu. Jadi aku harus menjaga kesehatanku dan banyak minum obat herbal. Aku ingin memiliki anak laki-laki dan perempuan," meski bau ramuan itu tidak enak, Anya tetap menerimanya sambil tersenyum.     

Ia sedikit menyesapnya, tetapi perutnya langsung berontak dan merasa sangat mual …     

Anya langsung meletakkan mangkuk itu di atas meja dan berlari menuju ke kamar mandi. Ia memuntahkan semua makan malamnya tadi …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.