Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Sengaja Membuat Salah Paham



Sengaja Membuat Salah Paham

0Ternyata dua pria yang tampan ini adalah sepasang kekasih!     

"Kamu tidak keberatan dengan hubungan kami kan?" Nico mengedipkan matanya pada wanita cantik tersebut.     

"Tentu saja tidak," wanita cantik itu memaksakan senyumannya.     

Ketika lift mereka tiba di lantai satu, ia berjalan keluar dari lift dengan tatapan terpana. Ia merasa sangat disayangkan dua pria tampan yang baru saja ia temui ternyata tidak menyukai wanita.     

Tidak hanya wanita cantik itu saja yang melihat Nico dan Raka, tetapi CCTV lift tersebut juga menyakiskannya.     

Manajer yang telah membuat Raka marah langsung melapor pada kepala manajernya. Kepala manajer itu langsung menyelidiki informasi mengenai dua orang yang dimaksud oleh manajer tersebut dan menemukan bahwa salah satunya adalah tuan muda Keluarga Mahendra dan yang satunya merupakan cucu pertama Keluarga Atmajaya. Ia langsung merasa kepalanya terbakar.     

Kepala manajer tersebut langsung menegur bawahannya dan langsung memecat dua karyawan yang menggosip di tengah jam kerja.     

Manajer itu merasa ingin menangis karena ketakutan. Ia telah menyinggung seseorang yang penting. Padahal ia sama sekali tidak melakukan apa pun. Dua bawahannya yang menggosip dan mengucapkan omong kosong, tetapi ia ikut terlibat.     

Kepala manajer itu langsung menyuruh para bawahannya untuk meminta maaf pada Raka dan Nico sehingga mereka mengecek CCTV untuk mencari tahu keberadaan kedua orang tersebut. Awalnya, mereka hanya ingin tahu di mana keberadaan Nico dan Raka, tetapi tidak sengaja, mereka malah melihat Raka mencium pipi Raka!     

"Ya Tuhan, ternyata mereka berdua benar-benar pasangan!" seru manajer tersebut.     

Kepala manajer itu merasa berkeringat dan langsung memindahkan rekaman tersebut ke USB dan menghapusnya dari komputer.     

"Jaga rahasia ini. Anggap kamu tidak melihat apa pun. apakah kamu mengerti?" kaa kepala manajer tersebut.     

"Baik," mereka berdua mengetahui sebuah rahasia besar yang tidak boleh diucapkan.     

Nico dan Raka langsung menuju ke restoran makanan barat yang terletak di lantai satu hotel. Anya benar-benar lapar sekarang sehingga Nico dan Raka berinisiatif untuk memesankan makanan ringan untuk mengganjal perutnya sementara. Mereka bisa makan snack terlebih dahulu sambil menunggu Aiden kembali.     

Raka menemani Nico untuk memesan makanan. Ia memesankan makanan kesukaan Anya dengan hati-hati. Sementara itu, Nico memilihkan beberapa makanan yang disukai oleh Tara dan meminta restoran tersebut untuk mengirimkan semua pesanan mereka ke kamar Tara.     

Setelah memesan, Nico memesan dua es kopi dan duduk bersama dengan Raka di pinggir jendela, menghadap ke arah kolam renang.     

Ada banyak wanita cantik yang mengenakan pakaian renang di sana. Nico duduk di pinggir jendela, minum kopi sambil memandang para wanita cantik itu …     

"Kalau kamu benar-benar menyukai wanita cantik, mengapa kamu menolak wanita cantik yang ada di lift?" tanya Raka.     

"Aku melihat mereka karena kagum, tetapi aku tidak mau terlibat dengan mereka. Hanya ada satu wanita di hatiku," kata Nico dengan senang.     

Raka mengerang melihat Nico. "Kalau begitu, bisakah kamu tidak melibatkan aku. Saat aku kembali mengambil ponselku di kamar, dua karyawan hotel itu juga mengatakan bahwa kita adalah pasangan …"     

"Itu kan kesalahpahaman. Itu memang benar," kata Nico dengan acuh tak acuh.     

"Aku menyukai wanita dan aku tidak tertarik padamu. Pergilah," Raka menatap Nico dengan jijik.     

"Tetapi aku menyukaimu. Jangan terlalu judes. Aku akan menunggumu di kamarku malam ini," Nico terus menggodanya.     

Saat manajer dan kepala manajer datang untuk meminta maaf, mereka baru saja mendengar kata-kata Nico. Langkah mereka terhenti dan mereka tidak berani melangkah maju lagi.     

Raka adalah orang pertama yang melihat kedatangan dua orang tersebut. Kepala manajer yang merupakan seorang pria paruh baya mengikuti manajer wanita yang ia lihat di depan kamarnya tadi.     

Ia langsung mengeluh pada Nico, "Kamu telah melakukan kejahatan di lift dan sekarang mereka mencarimu."     

"Aku hanya menciummu, tidak melakukan apa pun lainnya," kata Nico dengan acuh tak acuh. Kemudian, ia menatap ke arah kepala tersebut. "Aku pernah melihatmu sebelumnya. Apakah kita pernah bertemu?"     

"Ingatan Tuan Nico sangat bagus. Saya pernah bertemu dengan Anda di bar. Saat itu saya yang membawakan kue ulang tahun Anda," kata pria paruh baya tersebut.     

"Ahh! Itu kamu …" Nico menatap ke arah kartu nama yang terpasang di bajunya. "Sekarang kamu sudah memiliki jabatan yang tinggi."     

"Ya. Terima kasih atas bantuan Tuan Nico," kata kepala manajer tersebut dengan penuh hormat.     

"Hmm … Apa yang kamu inginkan dariku?" Nico mengaduk es kopi di gelasnya dan bertanya dengan santai.     

"Tadi CCTV lift menangkap rahasia Tuan Nico dan saya membawakan USB yang berisi rekamannya," kepala manajer tersebut langsung memberikan USB tersebut dengan kedua tanganya.     

Nico tidak langsung mengambilnya sehingga kepala manajer tersebut meletakkan USB di atas meja dengan perlahan dan kemudian melangkah mundur. "Tuan Raka, Tuan Nico, saya ingin meminta maaf karena bawahan saya telah menyinggung Anda. Anda bisa menghukum saya."     

"Saya minta maaf. Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak mengurus bawahan saya dengan baik," manajer wanita tersebut membungkuk dengan penuh hormat. Tanpa mendengar suara Nico dan Raka, ia tidak berani menegakkan tubuhnya.     

"Raka, bagaimana menurutmu?" Nico melemparkan masalah itu pada Raka.     

"Kamu mengenal kepala manajer hotel ini? Sepertinya hotel ini juga merupakan milik Atmajaya Group. Terserah kamu saja bagaimana mengatasinya," Raka mengembalikan masalah ini pada Nico.     

Nico mengambil USB di atas meja dan memain-mainkannya di telapak tangannya. "Kalau hotel ini memang benar milik Atmajaya Group, aku sangat kecewa. Namun, karena aku mengenal kepala manajer hotel ini dan kalian memberikan rekaman ini kepadaku, aku tidak akan mempermasalahkan masalah ini."     

"Terima kasih atas kebaikan Anda," manajer tersebut berkata dengan penuh rasa syukur.     

��Jangan terburu-buru berterima kasih. Ada sesuatu yang harus kamu lakukan untukku," Nico mengetuk meja dengan jari-jari tangannya. "Paman dan bibiku juga menginap di tempat ini, tetapi aku mengatakan kepada mereka bahwa Raka sudah check out dari hotel tadi pagi. Selama beberapa hari ke depan, kamu harus membantuku untuk memperhatikan keberadaan pamanku. Jangan biarkan paman dan bibiku bertemu dengan Raka. Bisakah kalian melakukannya?"     

"Tidak masalah. Saya akan melaporkan keberadaan Tuan Aiden kepada Anda setiap saat," kepala manajer tersebut langsung berjanji, membuat Nico menghela napas lega. Dengan begini, Raka tidak harus pergi.     

Namun, ia tidak menyangka bahwa permintaannya itu malah membuat kepala manajer dan manajer hotel tersebut malah semakin percaya bahwa Raka dan Nico adalah pasangan.     

Mereka berdua berhubungan tanpa sepengetahuan anggota keluarga yang lain. Hotel ini adalah tempat persembunyian mereka sekarang.     

Selama Raka dan Nico mau memaafkan kesalahan mereka tadi, mereka tidak masalah kalau harus menyembunyikan rahasia ini.     

"Baiklah, pergilah sekarang," Nico mengibaskan tangannya kepada mereka.     

Setelah kedua orang itu pergi, Raka berkata, "Mengapa kamu membuat mereka semakin salah paham?"     

"Kita kan memang pasangan. Apa salahnya memberitahu mereka? apakah kamu marah?" Nico kembali ke perannya, terus menggoda Raka.     

"Tentu saja kau kesal padamu. Sayang sekali kamu tidak bekerja di industri hiburan. Kamu bisa menjadi aktor yang luar biasa. Aku bahkan tidak bisa membersihkan nama baikku sekarang," kata Raka dengan suara kesal.     

"Apa yang perlu dibersihkan? Apa yang aku katakan adalah kebenaran," Nico sengaja menggodanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.