Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Cinta Tidak Harus Memiliki



Cinta Tidak Harus Memiliki

0"Tunanganmu terlalu licik. Aku tidak bisa membayangkan betapa melelahkannya menghadapi wanita seperti itu. Dari pagi hingga sore kamu sibuk bekerja di perusahaan. Saat pulang, kamu masih harus menghadapi calon istri seperti itu," memikirkannya saja membuat Nico merasa pusing.     

Raka tersenyum, berpura-pura tidak peduli meski sebenarnya ia juga pusing memikirkan nasibnya. "Setidaknya cinta Natali untukku tidak palsu."     

"Kalau memang Natali mencintaimu, ia tidak akan memperalat adikmu yang bodoh," kata Nico.     

Raka tidak menjawab. Keluarganya telah kehilangan sebuah lahan yang berharga demi mengeluarkan Raisa dari penjara. Itu semua disebabkan oleh Natali.     

Kalau Raka tidak bisa mendapatkan tanah yang dimiliki Deny, perusahaannya akan mengalami kerugian besar tahun ini.     

Raka berpura-pura tidak memahami semua ini. Bahkan Anya pun sampai memperingatinya karena ia terlihat seperti orang bodoh yang tidak mengetahui perbuatan Natali.     

Padahal sebenarnya, ia sudah mengetahui sifat busuk Natali ...     

Kali ini, Natali tiba-tiba saja menghilang. Raka merasa bahwa ini hanyalah permainan wanita itu agar ia segera pulang.     

Meski ia mengetahui semuanya, Raka tidak bisa keluar dari hubungan yang rumit ini.     

"Mengapa kamu tidak mengatakan apa pun? Apakah kamu benar-benar tidak akan pulang dan mencarinya?" tanya Nico. Sekarang ia sedang duduk dan memandang ke arah Raka.     

Raka meletakkan handuk yang ia pegang di bahunya. Ia sedikit bersandar pada meja TV dan berkata, "Aku memang berniat untuk kembali karena keluarga Natali sangat marah padaku. Tetapi kamu tiba-tiba saja datang jadi aku memutuskan untuk tinggal satu malam lagi. Ayo kita pergi ke acara api unggun itu bersama-sama."     

"Siapa yang mau menemanimu. Lebih baik aku pergi bersama dengan wanita daripada denganmu," gerutu Nico.     

Raka mengangkat alisnya saat mendengar kata-kata Nico. "Apakah kamu tidak takut sesuatu akan terjadi? Bagaimana dengan Lisa?"     

"Aku akan segera bertunangan dengan Lisa. Namun, situasiku berbeda darimu. Kamu dijebak dan terperangkap dalam pernikahan yang tidak kamu inginkan. Sedangkan aku merencanakan pertunangan kontrak ini dengan Lisa," Nico meletakkan ponselnya dan bangkit berdiri.     

"Saat aku kembali, aku melihat dokter gigi yang kamu sukai," kata Raka dengan sengaja. "Apa kamu yang mengajaknya ke sini?"     

Nico tertawa mendengarnya. "Lisa saja tidak keberatan, mengapa kamu cemburu?"     

Raka menepuk pundak sahabatnya dan berkata, "Aku hanya ingin mengingatkan kamu. Kalau kamu tidak bisa memberi kebahagiaan pada wanita itu, jangan mempermainkan perasaannya sesuka hati."     

Nico menggaruk kepalanya dengan tidak berdaya. "Aku benar-benar ingin bersama dengan Tara, tetapi ia menolak untuk menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya. Aku hanya bisa memintanya untuk menunggu. Kalau aku tidak segera mendapatkannya, aku takut ia akan berpaling pada pria lain."     

"Kamu ingin mendapatkan hatinya dengan mengajaknya ke hotel?" Raka menatap Nico sambil tertawa kecil. Ia sudah lama berteman dengan Nico sehingga bisa mengetahui apa yang Nico pikirkan.     

Nico tersenyum dengan malu. "Aku bilang pada Tara bahwa tidak ada kamar di hotel ini dan aku akan menginap di kamarnya. Bagaimana menurutmu?"     

Raka mengeluh dan menatap sahabatnya yang bodoh. "Kamu ingin menggodanya?"     

"Bukankah rencanaku bagus?" kata Nico dengan penuh semangat.     

"Tidak, bodoh!" Raka benar-benar ingin menjitak kepala Nico. "Nico, cinta tidak harus memiliki. Kalau kamu tidak bisa memberikan kebahagiaan untuknya, lepaskan ia. Biarkan ia menemukan kebahagiaannya sendiri. Itu lah arti cinta, berharap agar orang yang kamu cintai bisa mendapatkan kebahagiaan di kehidupannya."     

"Seperti kamu dan bibiku? Kamu begitu mencintainya tetapi kamu bersedia melepaskannya karena ia bahagia bersama dengan pamanku?" tanya Nico.     

"Aiden benar-benar memperhatikannya dan memahaminya. Aku tidak mengerti mengapa aku dan Anya tidak bisa berakhir bersama. Hingga kemarin malam saat aku makan bersama dengan mereka, akhirnya aku sadar," kata Raka sambil tersenyum tipis.     

"Apa yang kamu sadari? Apa yang terjadi kemarin malam?" Nico benar-benar penasaran.     

Raka memberitahu Nico semua yang terjadi kemarin malam. "Selama makan malam, Aiden terlihat sama sekali tidak memperhatikan Anya. Ia mengobrol denganku mengenai bisnis dan sebagainya. Tetapi Aiden tahu berapa banyak makanan yang dihabiskan oleh Anya dan berapa kali Anya berusaha untuk mencuri anggurnya. Ketika aku bersama dengan Anya, aku lebih memperhatikan perasaanku sendiri."     

Apa yang Raka rasakan untuk Anya bukanlah cinta. Itu hanya keegoisannya, untuk mencari kebahagiaannya sendiri.     

Ia selalu merasa bahwa Anya tidak mencintainya, padahal Raka selalu menempatkan Anya sebagai nomor satu di hatinya.     

Sementara Anya? Ia begitu sibuk. Bekerja, belajar, mengurus ibunya. Raka adalah nomor kesekian di pikirannya.     

Raka merasa bahwa Anya tidak memedulikannya. Anya tidak sempat berkencan atau menemaninya.     

Tetapi ketika ia melihat Aiden dan Anya bahagia bersama-sama, Raka baru menyadari kesalahannya.     

Anya bukannya tidak peduli atau tidak mencintainya. Tetapi ia harus bertahan hidup terlebih dahulu sebelum memikirkan cinta mereka.     

Raka baru sadar betapa seringnya Anya tertidur di bioskop karena kelelahan. Anya benar-benar ingin menghabiskan waktu bersama Raka sehingga tidak memikirkan dirinya sendiri.     

Anya juga bukan berasal dari keluarga yang berada, tetapi ia masih memberikan hadiah yang cukup mahal untuk Raka.     

Sebagai seorang putra dari keluarga kaya, Raka tidak tahu berapa kali gaji kerja sambilan yang Anya habiskan untuk membeli hadiah tersebut.     

Anya mencintai Raka dengan caranya sendiri. Tetapi pada akhirnya, Raka tidak bisa memahami cara Anya mencintainya dan cinta mereka mati.     

Ketika bersama dengan Aiden, Aiden tidak menuntut apa pun dari Anya. Ia membiarkan Anya sebagai dirinya sendiri. Ia tidak menuntut Anya untuk selalu menemainya, karena Aiden akan selalu berada di sisi Anya.     

Tidak hanya itu. Aiden juga mendukung Anya untuk bekerja, melakukan apa yang Anya cintai untuk menjadi sosok yang lebih baik.     

Sedangkan Raka hanya mementingkan keegoisannya, ingin agar Anya melupakan semuanya dan menomor satukan cinta mereka.     

Raka baru sadar betapa egoisnya dia ...     

Ia merasa sangat malu kalau harus dibandingkan dengan Aiden.     

Raka berpikir semalaman dan menyadari apa kesalahannya selama ini. Ia tidak mau Nico terjerumus ke lubang yang sama.     

Di dalam sebuah hubungan, kamu tidak bisa memikirkan dirimu sendiri. Karena di dalam hubungan, selalu ada dua orang yang terlibat.     

"Pamanku benar-benar memanjakan bibi. Setelah bertemu dengan paman, bibi menjadi semakin percaya diri dan pamanku jauh terlihat seperti manusia. Saat mereka bersama, mereka saling melengkapi satu sama lain," Nico juga merasa iri pada hubungan mereka.     

"Nico, cinta yang sejati seharusnya seperti cinta pamanmu kepada Anya. Jangan sakiti dokter cantik itu. Ketika kamu memiliki kemampuan untuk memberikan kebahagiaan untuknya, ia akan menjadi milikmu,��� kata Raka.     

Raka sendiri terjebak di dalam pertunangan dengan Natali karena ia tertangkap basah tidur bersama dengan Natali. Ia tidak mau Nico memperlakukan wanita seperti itu, meski karena cinta sekali pun.     

"Aku akan bilang bahwa ada yang check out dan aku mendapatkan kamar baru agar Tara tidak takut padaku," Nico menerima saran dari Raka dan langsung menelepon Tara.     

Tara sedang berbincang-bincang dengan Anya saat Nico menelepon. Melihat Nico meneleponnya, Tara tidak mau menjawabnya. Ia masih merasa kesal dengan tingkah Nico yang kekanakan.     

"Anya, bisakah kamu bantu aku mengangkat panggilan ini?"     

Anya langsung mengangkatnya. Begitu tahu Nico yang menelepon, ia langsung menyalakan speaker. "Nico, ada apa? Tara sedang tidak bisa menjawab telepon."     

"Aku sudah mendapatkan kamar. Barusan ada orang yang keluar. Katakan padanya aku tidak akan tinggal bersamanya malam ini. Kalau Tara takut tidur sendirian, suruh dia telepon aku," kata Nico dengan santai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.