Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Mau Mengaku



Tidak Mau Mengaku

0"Apakah kamu berharap Lisa tidak mau ikut?" canda Anya.     

Nico tidak mau mengakuinya, tetapi ia juga tidak mengelak pertanyaan Anya. "Aku sedang sibuk. Aku akan pergi dulu," katanya mengalihkan pembicaraan.     

Anya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Nico. Di dalam hatinya, ia berharap Nico dan Tara pada akhirnya bisa bersama ...     

...     

Setelah makan malam, Aiden membawa Anya untuk bertemu dengan Natali.     

Aiden sengaja menutup mata Anya agar Anya tidak tahu di mana tempat ia mengurung Natali.     

"Di mana Natali?" tanya Anya.     

"Di tempat yang aman. Apakah kamu tidak mau menanyakan mengapa ia melakukan semua ini kepadamu?" Aiden tidak bisa menemukan jawaban mengapa Natali membenci Anya hingga seperti ini.     

"Aku ingin tahu. Aku akan mengikutimu," Anya tidak banyak bertanya dan mengikuti suaminya.     

Tadi siang, Natali menerima telepon dari Yura dan mengetahui bahwa Yura tidak pergi ke luar negeri. Ia takut kalau rencananya dengan Yura untuk mencelakai Anya diketahui oleh semua orang. Ia juga khawatir Yura tidak bisa mengendalikan mulutnya dan mengadukan namanya pada Aiden. Itu sebabnya, ia pergi menemui Yura.     

Setelah pesta pertunangannya dengan Raka, Natali menginap di rumah Keluarga Mahendra. Sehingga saat pergi menemui Yura, ia diantarkan oleh supir Keluarga Mahendra.     

Natali begitu berhati-hati, menghindari CCTV dan juga meninggalkan supir Keluarga Mahendra agar pertemuannya dengan Yura tidak diketahui.     

Ia tidak mau ada orang yang tahu bahwa ia bertemu dengan Yura ...     

Tetapi ia tidak menyangka bahwa ini adalah jebakan! Begitu bertemu dengan Yura, ia langsung ditangkap oleh orang-orang suruhan Aiden.     

"Nat, maafkan aku!" kata Yura dengan mata memerah. "Aku sangat takut. Mereka tidak memperlakukan aku seperti manusia. Aku benar-benar minta maaf padamu!"     

Natali melihat bahwa baju Yura masih bersih dan rapi. Tetapi bibir dan matanya terlihat bengkak. Di wajahnya terdapat bekas tamparan yang masih sedikit merah.     

Di lehernya terlihat tanda merah. Rambutnya yang berantakan diikat dengan asal-asalan. Penampilan Yura yang menyedihkan membuat Natali benar-benar ketakutan.     

"Yura, apa yang terjadi?" tanya Natali dengan gugup.     

"Dua pria suruhanku ..." Yura menangis dan tidak mampu melanjutkan.     

Melihat kantung mata yang hitam di wajah Yura, Natali menyadari bahwa Yura telah disiksa setengah mati. Kalau tidak, Yura tidak akan pernah menyebutkan namanya dan melibatkan Natali dalam masalah ini.     

Tetapi siksaan Aiden memang benar-benar ...     

"Bukankah kamu pergi ke luar negeri? Siapa yang melakukan ini kepadamu?" Natali merasa semakin panik. Firasat buruk di hatinya semakin meningkat.     

"Aiden tahu semuanya. Mereka berjanji akan melepaskanku selama aku bisa membawamu ke sini. Natali, ketika aku tiba di luar negeri, aku akan mencoba memberitahu keluargamu untuk menyelamatkanmu," janji Yura.     

Natali hanya bisa menutup matanya dengan pahit. Mana mungkin Aiden mau melepaskannya?     

Ketika Yura tiba di tempat tinggalnya yang baru, semuanya sudah terlambat.     

Harris memberi tatapan pada pengawal Aiden dan pengawal tersebut langsung membawa Yura keluar dari tempat itu. Ia akan langsung ditangkap oleh polisi.     

Bagaimana mungkin Aiden membiarkan Yura pergi ke luar negeri dengan aman dan selamat?     

Ia sudah dinodai oleh dua orang pria suruhannya sendiri di tempat terbengkalai, dipukuli dan disiksa oleh pengawal Aiden. Semua itu adalah hukuman karena Yura berniat melakukan hal yang jahat pada Anya. Tetapi bukan berarti hukumannya berakhir sampai di situ ...     

Hukuman itu hanyalah untuk membuat Yura merasakan apa yang hendak diperbuatnya. Hukuman itu untuk Anya. Sementara itu, Aiden belum selesai ...     

Setelah Yura pergi, Natali benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tidak mengatakan kepada siapa pun mengenai kepergiannya dari rumah. Ia bahkan meninggalkan supir Keluarga Mahendra begitu saja.     

Ponselnya telah diambil dan ia dibawa ke ruangan yang kumuh dengan mata tertutup. Ia tidak tahu di mana ia berada sekarang.     

Saat ini, ia hanya bisa berharap.     

Tidak peduli apa pun yang terjadi, ia masih putri Keluarga Tedjasukmana dan menantu dari Keluarga Mahendra. Aiden tidak akan melakukan apa pun kepadanya.     

Selama ia mengelak dan tidak mau mengakui perbuatannya, semua kesalahannya akan ditanggung oleh Yura.     

Pada saat yang bersamaan, Aiden dan Anya sudah tiba di tempat parkir bawah tanah mall milik Atmajaya Group. Aiden masih menutup mata istrinya, menggandengnya menuju ke tempat di mana Natali ditahan.     

Ketika penutup mata Anya dilepaskan, ia bisa melihat Natali sedang diikat di sebuah kursi.     

Ruangan yang berbentuk kotak ini sangat lembab. Sebuah kran air yang sudah berkarat ada di ujung ruangan, tidak bisa menutup, terus menerus meneteskan air ...     

Tes, tes, tes ...     

Suara air menetes itu seolah bergema di ruangan yang benar-benar sunyi.     

Lampu di ruangan tersebut tampak redup. Aroma ruangan itu juga sangat tidak sedap.     

Anya sedikit mengerutkan keningnya. Karena penciumannya yang terlalu tajam, ia hampir saja memuntahkan makan malamnya.     

Melihat reaksi istrinya, Aiden langsung mengulurkan tangannya, meminta masker dari Harris. Harris yang memiliki berbagai persediaan di tasnya langsung memberikan apa yang diminta tuannya.     

Aiden hampir saja lupa bahwa Anya memiliki penciuman yang istimewa. Ia memakaikan masker itu di wajah istrinya dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Kalau baunya tidak tertahankan, berdirilah agak jauh. Tidak usah mendekat."     

Masker itu membuat Anya sedikit lebih lega. Meski tidak bisa benar-benar menghilangkan bau yang tidak sedap ini, Anya lebih penasaran mengapa Natali melakukan semua ini kepadanya. Itu sebabnya ia bertekad untuk bertanya pada Natali hari ini ...     

Aiden melangkah maju dan mengambil kursi untuk Anya. Ia meletakkan kursi itu tidak terlalu jauh dari pintu agar ada udara yang masuk.     

Ketika melihat Anya datang, Natali tidak terkejut. Ia hanya menatap Anya dengan dingin. "Anya, apakah kamu menyuruh orang untuk menangkapku?"     

Anya membalas tatapan Natali dengan dingin. "Mengapa kamu memperlakukanku seperti ini?"     

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan," Natali menolak untuk mengakui perbuatannya. Hingga mati pun, ia akan terus mengelak.     

"Yura sudah mengakui semuanya. Kamu yang menyuruhnya untuk mencelakaiku. Kamu juga memberitahunya bahwa aku memiliki indera penciuman yang peka. Itu sebabnya kamu menyuruhnya untuk memberiku suntikan agar aku tidak tahu. Untuk menghancurkanku, kamu bahkan meminjamkan kamarmu pada Yura. Semua buktinya sudah sangat jelas. Apakah kamu masih mau mengelak?"     

Bahu Anya bergetar hebat karena marah. Natali selalu seperti ini, tidak mengakui kesalahannya dan selalu menaruh tanggung jawab pada orang lain.     

"Kita adalah saudara. Tidak ada kebencian dan dendam di antara kita. Mengapa aku dituduh seperti ini? Ditambah lagi, kemarin adalah hari pertunanganku. Mana mungkin aku punya waktu untuk memperhatikanmu?" setelah mengatakannya, Natali menatap Anya dan berkata, "Yura ingin balas dendam padamu. Aku bahkan mencoba untuk mengubah pikirannya, tetapi ia tidak mau mendengarkanku. Semua ini karena kamu yang telah memojokkan Yura dan membuatnya berbuat nekat."     

"Jadi, menurutmu ini semua adalah salahku?" Anya mencibir. "Natali, trik-trik licikmu itu memang bisa mengelabui Raisa dan Yura. Apakah kamu pikir aku juga akan tertipu?"     

"Aku bersumpah bahwa Yura yang melakukan semuanya sendiri. Ini tidak ada hubungannya denganku," Natali berusaha keras untuk menguras air mata. "Kamu adalah kakakku. Meski aku iri padamu, takut bahwa Raka masih mencintaimu, aku tidak akan pernah melakukan semua ini kepadamu."     

"Kamu benar-benar gila. Meski Raka sudah bertunangan denganmu, kamu masih berniat untuk mencelakaiku. Apakah kalau aku mati, kamu baru bisa merasa tenang?" kata Anya dengan marah. "Aku sudah berpisah dari Raka tiga tahun yang lalu dan sekarang aku mencintai Aiden. Meski demikian, kamu masih terus menggangguku dan bahkan bersekongkol dengan Yura untuk mencelakaiku. Apakah kamu benar-benar manusia?"     

"Bukan aku. Aku tidak melakukan apa pun," Natali masih menolak untuk mengakuinya.     

Aiden terlalu malas untuk mendengarkan semua omong kosong ini. Ia berkata dengan dingin pada para pengawalnya. "Bawa dua orang itu ke sini."     

Para pengawal Aiden langsung menyeret dua pria suruhan Yura ke dalam ruangan tersebut. Anya melihat dua pria tersebut dan menyadari bahwa mereka adalah orang yang mengejarnya di hotel dan memberikan suntikan kepadanya.     

Ia sedikit bergidik melihat dua pria tersebut dan tanpa sadar tubuhnya mendekat ke arah suaminya.     

Tangan Aiden merangkul pundak Anya dan menenangkannya.     

Ketika melihat kedua pria itu, Natali merasa semakin panik. Ia menatap ke arah Anya, meminta tolong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.