Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tempat Terbengkalai



Tempat Terbengkalai

0Saat Aiden keluar dari hotel, ia tidak sengaja berpapasan dengan Ivan dan Keara.     

"Aiden, mengapa kamu sendirian? Apakah Anya tidak menemanimu?" Keara langsung menghentikannya.     

Aiden tidak menjawab pertanyaan Keara, tetapi ia menyapa Ivan. "Aku harus mengurus sesuatu terlebih dahulu. Kalian masuklah ke dalam."     

Ivan tidak melihat Anya bersama dengan Aiden. Dan melihat Aiden yang terburu-buru, Ivan merasa sedikit khawatir,     

Ia memanggil asistennya dan berbisik padanya. "Cepat cari tahu apa yang terjadi."     

"Baik, Tuan," asisten tersebut langsung melaksanakan perintah Ivan.     

"Siapa yang kamu khawatirkan? Aiden atau Anya?" tanya Keara dengan sengaja.     

"Apa hubungannya denganmu? Kamu urus masalahmu sendiri dan aku akan mengurus masalahku sendiri. Tidak perlu ikut campur dengan urusan satu sama lain," suara Ivan terdengar tidak ramah saat berbicara kepada Keara.     

Keara tidak peduli mendengar nada suara Ivan. Toh, ia tidak mencintai Ivan. Tujuannya hanyalah satu, yaitu Aiden.     

Ivan boleh saja menganggapnya sebagai pengganti Anya. Tetapi ketika memikirkan bahwa Anya juga merupakan penggantinya bagi Aiden, Keara merasa sedikit lega. Setidaknya ia tidak di bawah Anya.     

Karena itu, Keara merasa jauh lebih percaya diri untuk bisa kembali ke sisi Aiden.     

Saat Ivan dan Keara memasuki gedung acara, pesta pertunangan itu masih meriah. Raka dan Natali sudah berganti ke pakaian mereka yang kedua, pakaian yang lebih santai agar mereka bisa lebih leluasa menyapa para tamu, tetapi tetap menunjukkan bahwa mereka adalah pemeran utama dalam acara ini.     

Melihat kedatangan Ivan, Nico langsung menghampirinya. "Paman, bagaimana kesehatanmu? Kamu baru saja keluar dari rumah sakit ya?"     

Ivan menepuk pundak Nico dan berkata sambil tersenyum. "Aku hanya terkena penyakit orang kaya dan butuh banyak istirahat. Sementara ini aku tidak bisa bekerja dan kembali ke perusahaan. Kamu harus lebih banyak membantu Aiden."'     

"Paman bisa beristirahat hingga pulih kembali. Aku akan bekerja keras," Nico sedang dalam suasana hati yang baik dan penuh kepercayaan diri karena ia berhasil mendapatkan kerja sama dengan Raka.     

Ivan mengangguk dan kemudian bertanya, "Aku baru saja melihat Aiden keluar dari pintu. Mengapa aku tidak melihat Anya?"     

"Bibi merasa tidak enak badan dan pulang lebih dulu. Mungkin paman khawatir dan menyusulnya," Nico sudah dengar dari Tara bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Anya. Sekarang, Tara sedang dalam perjalanan ke hotel iin.     

Nico tidak tahu siapa yang berniat mencelakai Anya dan ada satu orang yang ia curigai di sini sehingga ia tidak mengatakan yang sebenarnya pada Ivan. Matanya menyapu ke arah Keara yang berada di samping Ivan.     

"Katanya dulu Anya dan Raka pernah berkencan, ya? Mungkin saat melihat Raka bertunangan Anya merasa tidak enak hati. Itu sangat wajar," kata Keara dengan sengaja.     

Wajah Ivan dan Nico langsung berubah. Nico menjawab dengan tidak sopan. "Keara, tolong hati-hati dengan ucapanmu. Bibiku sedang sakit tetapi kamu malah mengatakan seolah bibiku ada hubungan dengan Raka. Hari ini adalah hari pertunangan Raka. Apakah kamu sengaja ingin membuat masalah?"     

"Nico, semakin lama kamu semakin kurang ajar ya? Dulu kamu memanggilku bibi dengan sopan, tetapi sekarang kamu langsung memanggil namaku. Aku hanya bercanda. Mengapa kamu harus panik seperti itu," kata Keara.     

"Dulu kamu sangat elegan dan murah hati. Tentu saja aku akan menghormatimu dan menerimamu sebagai bibi. Tetapi sekarang kamu tidak peduli pada apa pun dan terus mengganggu kedua pamanku. Kamu mempermalukan Paman Aiden dan memanfaatkan Paman Ivan. Kamu mengganggu ketenangan keluargaku dan menyembunyikan keberadaan saudaraku. Kalau aku tidak menjauh darimu, siapa tahu setelah ini aku yang akan menjadi korbannya," kata Nico dengan mulut pedasnya. Kemudian, ia berbalik menghadap ke arah Ivan. "Paman, hati-hati. Jangan sampai paman jadi korban berikutnya."     

Setelah mengatakannya, Nico langsung berbalik dan mengabaikan Keara.     

Keara benar-benar ingin menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras. Dasar kurang ajar!     

Nico adalah cucu pertama dari Keluarga Atmajaya. Bima selalu memanjakannya dan Maria selalu menjaganya. Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun yang berani melawan Nico.     

Aiden dan Ivan sama-sama baik padanya sehingga Nico menjadi semakin semena-mena. Kalau ia membenci seseorang, ia tidak akan menahan diri dan langsung menghina orang itu tepat di depan mukanya.     

Yang membuat Keara lebih marah lagi bukan Nico, tetapi tunangannya yang sama sekali tidak membelanya.     

Apa benar Ivan adalah tunangannya? Setidaknya ia bisa sedikit berpura-pura …     

Ia harus mencari cara untuk membatalkan pertunangannya dengan Ivan sesegera mungkin.     

"Kak Ivan, Kak Keara, kalian datang," melihat kedatangan Ivan, Raka langsung menyambut mereka.     

"Raka, selamat," Ivan memberi ucapan selamatnya dengan tulus, begitu pula Keara.     

Ibu Raka, Irena, juga ikut menghampiri mereka berdua. "Keara kamu datang! Aku baru saja bicara dengan ibumu. Aku dengar kamu kuliah di luar negeri dan bersiap-siap untuk membuat bisnismu sendiri ya? Kamu sungguh luar biasa," kata Irena sambil tersenyum.     

"Ah! Bibi, aku jadi malu mendengar pujian darimu," Keara menyambut tangan Irena dan duduk bersama dengannya.     

Sejak terakhir kali bertengkar di rumah sakit, hubungan Keara dan Ivan semakin lama semakin memburuk.     

Hari ini, ia datang menemani Ivan ke pesta pertunangan ini hanya untuk sebuah kepura-puraan belaka.     

Ivan tidak berniat untuk membatalkan pertunangan mereka terlebih dahulu dan terus mengulur waktu. Bagaimana mungkin Keara rela membiarkan Ivan terus menyeretnya seperti ini.     

"Keara, apakah kamu akan membuka toko parfum?" tanya Irena.     

"Benar, Bibi. Keluargaku kan bekerja di bidang rempah-rempah. Beberapa tahun belakangan ini aku mempelajari mengenai dunia parfum dan sekarang aku sudah siap untuk membuka toko. Tidak hanya parfum, aku juga membuat lilin aromaterapi, diffuser dan lain sebagainya. Kualitas produkku tentu akan jauh lebih bagus dari yang lainnya," kata Keara dengan percaya diri.     

"Apakah kamu sudah mendapatkan tempat?" tanya Irena dengan sengaja. Sebenarnya, ia sudah mendengar bahwa Keara akan membuka toko parfum di mall milik Atmajaya Group.     

Irena hanya ingin memastikan bahwa gosip yang didengarnya itu benar.     

"Aiden memberikan salah satu toko di lantai 1 mall Atmajaya Group untukku. Sekarang masih direnovasi. Kalau sudah dibuka, aku akan mengundang bibi," kata Keara sambil tersenyum.     

Mendengar Keara memanggil nama Aiden dengan mesra, Irena hanya bisa tersenyum dengan kaku.     

Irena tahu bahwa Imel memiliki Amore di lantai dua mall tersebut dan Anya memiliki Iris di lantai satu. Sekarang, Keara ingin membuka toko di seberang toko Anya. Itu artinya, tempat tersebut akan menjadi medan perang!     

Beberapa saat lalu, rumor mengenai Aiden dan Keara beredar di kota. Sepertinya rumor itu muncul karena ada alasannya.     

Irena memandang putranya dari kejauhan. Kalau sampai Aiden dan Keara kembali bersama, itu artinya Anya akan kembali mengganggu putra kesayangannya.     

Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi …     

…     

Tempat parkir bawah tanah B3 di mall milik Atmajaya Group sudah lama terbengkalai.     

Pada awalnya, mall tersebut ingin membangun lantai komersial yang berada di bawah tanah. Tetapi kemudian ada banjir besar yang membuat seluruh lantai itu tertimbun dengan air. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk melupakan tempat tersebut demi keamanan para pengunjung.     

Tempat itu sangat terpencil dan lembab. Kosong, tidak ada suara yang terdengar…     

Yura yang telah tertangkap dibawa oleh para pengawal Aiden ke tempat tersebut.     

Tidak ada orang yang tahu bahwa mall tersebut memiliki tempat terbengkalai seperti ini. Tempat itu sangat aman bagi Aiden …     

Di tempat tersebut, dua pria suruhan Yura yang telah tertangkap sudah membocorkan semua perintah dari Yura.     

Harris menghampiri Aiden dan bertanya dengan suara pelan. "Tuan, Yura tidak bersedia membuka mulutnya. Apa yang harus saya lakukan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.