Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mencicipi Kejahatanmu Sendiri



Mencicipi Kejahatanmu Sendiri

0"Tuan, Yura tidak bersedia membuka mulutnya. Apa yang harus saya lakukan?" tanya Harris.     

Aiden tidak menjawabnya. Ia langsung menendang pintu sebuah ruang di lantai bawah tanah itu, membuat kusen pintu tersebut ikut bergetar.     

Yura langsung terkejut mendengar suara itu. Matanya memandang ke arah Aiden yang berdiri di depan pintu.     

Sosok Aiden saat ini benar-benar seperti iblis yang luar biasa menakutkan.     

Rasanya, orang yang berdiri di hadapannya itu bukan manusia, tetapi pembawa pesan kematian dari neraka.     

"Kamu … Jangan kesini," Yura begitu takut hingga ia terus mundur dengan panik.     

Ketika ia tertangkap sebelumnya, ia tidak tahu apa yang terjadi dan siapa yang menangkapnya. Sekarang, ia memahami semuanya setelah melihat wajah Aiden.     

Ia ingin bersembunyi, tetapi pengawal Aiden langsung menarik tubuhnya dan melemparkannya seperti seonggok sampah. Tubuhnya menggelinding dan berhenti tepat di depan kaki Aiden.     

Kaki Aiden yang jenjang terangkat. Sepatu hitamnya yang mengkilap menginjak tangan Yura tanpa ampun. Kekuatan di kakinya semakin meningkat.     

"Ah!!!" teriak Yura kesakitan.     

Aiden menatap Yura dengan dingin, sama sekali tidak peduli dengan teriakan wanita itu. Tidak peduli pria atau pun wanita, kalau orang tersebut berniat untuk melukai istrinya, mereka akan merasakan neraka yang sama. "Sepertinya pelajaran yang aku berikan sebelumnya belum cukup."     

"Semuanya karena kamu! Tahun ini seharusnya aku lulus, tetapi kamu malah membuat aku dikeluarkan dari kampus. Aku adalah anak kesayangan ayahku. Jangan pikir aku takut hanya karena keluargamu kaya. Cepat lepaskan aku!" teriak Yura dengan marah.     

Aiden mengangkat kakinya dari tangan Yura, membuat Yura menghela napas lega. Tetapi kelegaan itu tidak berlangsung lama. Kaki Aiden menendang perut Yura dengan keras, membuat tubuhnya terguling.     

Ia menangis kesakitan dan berteriak. "Dasar kamu setan! Kamu akan mendapatkan ganjaran atas perbuatanmu. Meski aku mati sekali pun, aku tidak akan pernah memaafkanmu. Aku akan mengutukmu. Kamu tidak akan bahagia seumur hidupmu!"     

Yura tidak meminta ampun karena ia tahu bahwa cara itu sia-sia. Ia malah dengan bodohnya menantang Aiden.     

Salah satu pengawal Aiden membawakan kursi untuk Tuannya. Aiden mengibaskan tangannya dan menyuruh semua orang untuk keluar dari ruangan tersebut.     

"Siapa yang memberimu ide untuk menyuntikkan obat itu pada Anya? Natali atau Keara?" Aiden sudah memeriksa gerak-gerik Yura selama beberapa minggu belakangan. Selain berteman dekat dengan Natali, akhir-akhir ini, ia memiliki kedekatan dengan Keara.     

"Itu adalah ideku sendiri!" Yura tidak mau mengucapkan nama Natali. Ia sudah berjanji tidak akan melibatkan Natali dalam masalah ini.     

"Benarkah? Aku ingin lihat seberapa keras kepalanya kamu," Aiden melirik ke arah Yura dengan dingin. Kemudian ia bangkit berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan tersebut.     

"Jangan biarkan ia mati," perintah Aiden pada para pengawalnya.     

"Baik," para pengawal langsung melaksanakan perintah tuannya dan masuk ke dalam.     

Suara cambuk terdengar diiringi dengan teriakan Yura, menggema di ruangan bawah tanah itu dari waktu ke waktu.     

Aiden menyalakan rokok dan mendengar teriakan di belakangnya dengan acuh tak acuh. Ia berkata dengan serius, "Kalau ia masih tidak mau bicara, gunakan dua pria suruhannya. Yura menyuruh mereka untuk mencelakai Anya. Biar wanita itu merasakan perbuatan jahatnya sendiri."     

"Baik, Tuan," jawab Harris.     

Selama hidupnya, Yura selalu dimanjakan oleh orang tuanya. Namun, meski sudah dipukuli dengan cambuk sekali pun, ia masih menolak untuk membuka mulutnya.     

"Berhenti!" Harris menghentikan pengawal Aiden yang sedang mencambuk Yura.     

Suara Harris membuat Yura mendongak. Matanya terlihat berbinar dengan penuh harapan.     

"Aku mengenalmu! Kamu adalah asisten Aiden. Kamu pasti kenal ayahku. Tolong beritahu ayahku untuk menyelamatkan aku. Tidak peduli berapa pun uang yang kamu inginkan, ayahku pasti bisa memberikannya padamu. Ayahku hanya punya aku. Ia pasti akan menyelamatkan aku!" Yura menaruh semua harapannya yang tersisa pada Harris.     

Sayangnya, Harris sama sekali tidak memedulikannya. Ia malah menyuruh pengawal Aiden untuk memberi obat pada Yura.     

Yura langsung terlihat panik mendengar apa yang Harris katakan. "Jangan ke sini. Jangan suntik aku. Ini kejahatan!"     

Tetapi pengawal Aiden seperti tuli dan tidak bisa mendengar teriakan melengking Yura. Salah satu pengawal tersebut langsung menyuntikkan obat ke tangan Yura.     

"Obat apa ini?" Yura benar-benar ketakutan.     

"Bukankah kamu yang menyiapkan obat ini? apakah kamu tidak tahu?" Kemudian, Harris melemparkan sebuah tas ke lantai. "Ini saatnya kamu mencicipi kejahatanmu sendiri."     

"Tidak, tidak! Jangan mendekat!" begitu mengetahui apa isi di dalam tas tersebut, kaki Yura terasa lemas hingga ia jatuh ke lantai, "Jangan biarkan mereka menyentuhku. Aku akan memberitahu semuanya kepadamu."     

Dua pria suruhan Yura dari hotel dibawa masuk ke ruangan tersebut. Mata mereka tertutup dan mulut mereka disumpal dengan kain.     

Pengawal Aiden yang menyuntik Yura sebelumnya juga memberikan suntikan yang sama dan kemudian melepaskan ikatan kedua pria tersebut.     

"Aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya, tetapi kamu tidak mau mengatakan apa pun. sudah terlambat," suara dingin Aiden terdengar dari luar.     

Yura merasa tenggorokannya kering dan tubuhnya panas. Ia tahu bahwa ini adalah efek dari obat tersebut.     

Ia tidak berani menunda lagi. Ia melihat bahwa dua pria suruhannya juga mendapatkan suntikan obat yang sama.     

Apa yang akan terjadi setelah ini?     

Ia tidak mau tubuhnya disentuh oleh dua pria yang menjijikkan ini. Untuk melindungi dirinya, sepertinya ia harus menjual Natali.     

"Ini adalah rencana Natali. Ia bilang bahwa penciuman Anya seperti anjing dan tidak bisa diberi obat dengan mudah. Itu sebabnya aku menggunakan jarum suntik," pada masa-masa genting seperti ini, Yura sudah tidak memedulikan persahabatan lagi.     

Ia mengucapkan nama Natali dengan mudahnya.     

Mata Aiden memancarkan kilat yang berbahaya, seperti ingin membunuh seseorang.     

Ternyata memang benar Natali ….     

"Natali yang meminjamkan kamarnya untukku dan menyuruh seseorang untuk memperkosa Anya. Tidak peduli meski kamu bisa menemukannya, kalau kamu melihat Anya sudah dinodaioleh pria lain, kamu pasti akan langsung membuangnya," setelah mengatakannya, Yura berteriak dengan keras sambil menangis. "Aku sudah mengakui semuanya. Sekarang cepat lepaskan aku!"     

"Apakah aku bilang akan melepaskan kamu?' Aiden berdiri di depan pintu, tidak melihat situasi di dalam ruangan. Ia tidak mau mengotori matanya.     

"Tolong lepaskan aku. Aku tidak punya kekasih. Aku tidak mau dikotori oleh pria-pria ini. Berapa pun uang yang kamu butuhkan, ayahku bisa menyediakannya. Lepaskan aku, lepaskan aku!" ketika dipukuli dengan cambuk, Yura sama sekali tidak takut. Tetapi sekarang ia takut harga dirinya direnggut oleh dua pria yang ia sewa sendiri.     

"Harris, suruh semua orang-orangku keluar dari ruangan itu dan kunci pintunya," kata Aiden.     

Harris dan para pengawal Aiden langsung keluar, membiarkan Yura dan dua pria yang sudah disuntik dengan obat berada di dalam ruangan tersebut, bersama dengan berbagai mainan seks yang berserakan di lantai.     

Beberapa pengawal berdiri di depan pintu setelah mengunci pintunya.     

"Keluarkan aku dari sini, lepaskan aku …" Yura menggedor pintu tersebut dengan sekuat tenaga, berteriak dan menangis. Tetapi tidak ada yang peduli.     

Ruangan itu tidak memiliki peredam suara. Apa yang terjadi di dalam bisa terdengar dengan jelas dari luar.     

Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menahan efek obat tersebut. Apa lagi di dalam ruangan tersebut ada pria dan wanita, bersama dengan alat-alat pendukung.     

Yura yang mempersiapkan semua ini untuk Anya, tetapi pada akhirnya ia sendiri yang harus merasakan perbuatannya.     

Di dalam ruangan tersebut, mereka sudah tidak terdengar seperti manusia, tetapi seperti binatang, membuat Yura tersiksa setengah mati.     

Pria memiliki stamina yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita, apa lagi ditambah dengan pengaruh obat. Selain itu, di dalam ruangan tersebut hanya ada satu wanita untuk dua pria.     

Empat puluh menit kemudian, Harris merasa Yura benar-benar akan mati kalau dibiarkan lebih lama. Ia berkata pada Aiden. "Tuan, saya rasa Yura tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi."     

"Jangan biarkan ia mati," Aiden berbalik dan pergi dari tempat tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.