Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Di Bawah Pengaruh Obat



Di Bawah Pengaruh Obat

0Aiden menatap wajah Anya yang sedang berada di pelukannya. Saat ini, mereka sedang duduk di ujung tempat tidur. Tubuh mungil Anya yang berbalutkan jubah mandi berada di dalam pangkuannya.     

Istri kecilnya itu tampak sangat kasihan. Wajahnya terlihat sangat tidak nyaman dan matanya masih memerah. Kerutan dalam terlihat di kening Anya karena ia berusaha untuk menahan rasa tidak nyaman di sekujur tubuhnya. Bekas air mata masih terlihat di sudut-sudut matanya.     

Anya yang seperti ini membuat Aiden benar-benar ingin melindunginya dan menjaganya.     

Cintanya pada wanita ini benar-benar membuat hatinya terasa sesak hingga hampir mati ketika ia mengetahui bahwa Anya berada di dalam bahaya.     

Saat merasakan kehangatan tubuh Anya yang berada di dalam pelukan saat ini, Aiden baru bisa merasa lega. Ia tidak bisa menggambarkan betapa leganya ia saat mengetahui bahwa Anya baik-baik saja.     

Bibirnya mengulum bibir Anya dengan lembut, membuat Anya yang berada di bawah pengaruh obat merasa frustasi.     

Tetapi Aiden mengabaikan ketidaksabaran Anya.     

Ini adalah hukuman untuk Anya. Hukuman agar Anya menyesali tindakannya hari ini …     

Pesta pertunangan Raka dan Natali di bawah baru saja dimulai, tetapi Aiden tampaknya sudah tidak berniat kembali ke tempat acara.     

Ia sudah menunjukkan wajahnya di hadapan semua orang dan mereka semua sudah tahu bahwa ia datang untuk menghormati Keluarga Mahendra sebagai rekan bisnis Atmajaya Group.     

Sekarang, ada yang jauh lebih penting dibandingkan pesta pertunangan Raka, yaitu istrinya.     

Istrinya yang sedang menggeliat di dalam pelukannya, membuat tubuh Aiden ikut merasa tidak nyaman. Tidak nyaman karena Anya terus menggodanya …     

Anya terus menerus bergerak, membangunkan 'sesuatu' yang sedang tertidur pulas.     

"Aiden …" keluh Anya dengan suara manja. Ia benar-benar merasa tidak nyaman, tetapi Aiden malah sengaja mengulur waktu.     

Perlahan, tangan Aiden bergerak dari pinggang Anya perlahan menuju ke pahanya. Menyusuri setiap kulit Anya dengan ujung jarinya.     

Saat ini, Anya hanya mengenakan jubah mandi karena gaun hingga pakaian dalamnya semua basah. Itu artinya di balik jubah mandi itu, Anya tidak mengenakan apa pun!     

Tangan Aiden perlahan merayap, dengan sabar dan tidak terburu-buru. Rasanya, siksaan ini jauh lebih menyakitkan untuk Anya.     

Ia kembali menggeliat di pelukan Aiden. Tetapi begitu ia bergerak, tangan Aiden langsung berhenti.     

"Jangan bergerak," bisik Aiden di telinga Anya. "Kalau kamu terus bergerak, aku tidak mau membantumu."     

Anya hanya bisa merengek dan memohon ketika Aiden terus menggodanya.     

Melihat istri kecilnya yang tidak sabaran, Aiden tersenyum tipis.     

Biasanya, Anya akan selalu mengeluh dan tidak mampu menghadapi gairah Aiden yang luar biasa. Tubuh mungilnya tidak sanggup menahan gairah monster Aiden. Tetapi sepertinya saat ini posisinya telah bertukar.     

Setiap sentuhan kecil dari Aiden saja sudah bisa membuat sekujur tubuh Anya bergidik. Ia benar-benar sensitif sekarang sehingga sentuhan sekecil apa pun bisa membuat gairahnya semakin meningkat.     

Anya tidak bisa membayangkan tangan pria lain selain Aiden menyentuhnya. Memikirkannya saja membuatnya mual dan ingin muntah.     

Hanya Aiden satu-satunya pria yang bisa menyentuhnya, yang bisa memilikinya seutuhnya.     

Hanya Aiden …     

Air mata kembali mengalir di wajah Anya saat mengingat apa yang hampir saja terjadi. Ini adalah kebodohannya dan ia pantas menderita.     

Tetapi ia tidak kuat menahan semua ini … Rasanya benar-benar menyakitkan …     

Aiden menggunakan tangannya untuk membuat Anya melayang perlahan-lahan hingga ke puncak. Pakaian yang ia kenakan masih utuh dan rapi, sementara jubah yang dikenakan Anya sudah melorot ke sana ke mari.     

Ikat pinggang jubah itu sudah sedikit terlepas sehingga menunjukkan tubuh Anya yang indah. Bagian pundaknya melorot hingga menunjukkan bahu Anya, memberi akses leluasa bagi Aiden untuk meninggalkan bekas ciuman di segala tempat yang bisa ia temukan.     

Bagian bawah jubah tersebut sedikit terangkat dan terbuka, menunjukkan apa yang Aiden lakukan pada Anya saat ini.     

Kalau Anya tidak di bawah pengaruh obat, ia pasti tidak berani melihat apa yang Aiden lakukan pada tubuhnya. Ia pasti akan merasa sangat malu.     

Tetapi kali ini, Anya sudah tidak bisa berpikir lagi. Ia hanya bisa pasrah dan menikmati apa yang suaminya lakukan padanya …     

Tangan Aiden terus bergerak dengan ritme yang pelan dan semakin lama menjadi semakin cepat. Suara setiap sentuhan dan gesekan terdengar, dengan alunan yang semakin lama semakin kencang. Tidak hanya tangan Aiden saja yang terus bergerak. Anya ikut menggerakkan pinggangnya seolah tidak sabar dan benar-benar ingin menyatu dengan Aiden.     

"Ah, Ah! Ah! Aiden … Aiden …" Anya bahkan tidak berusaha untuk menutupi suaranya seperti biasanya. Ia membiarkan desahan dari mulutnya terdengar dengan keras.     

Pemandangan yang baru ini sungguh menakjubkan bagi Aiden …     

Ia seperti melihat sosok lain dari istrinya. Selama ini, Anya selalu malu-malu karena tidak memiliki pengalaman apa pun dalam bercinta. Ia membiarkan Aiden yang memimpinnya.     

Keagresifan dan gairah Anya yang luar biasa kali ini membuat Aiden merasa sesak, terutama di bagian celananya.     

Mereka terus bergerak tanpa henti hingga tubuh Anya gemetar hebat, sementara sensasi yang luar biasa mengambil alih seluruh akal sehatnya …     

"Ahhh!" Anya terkulai lemah di pelukan Aiden, tetapi rasa nyaman di dadanya masih belum berkurang juga. Suara desahan dan rintihan pelan masih terdengar setiap Aiden menyentuh kulit Anya.     

Kali ini, Aiden yang tidak mampu menahan diri lagi.     

Hari ini ia benar-benar marah. Dan sepertinya ia harus melampiaskan kemarahannya melalui gairahnya.     

Ia membaringkan tubuh Anya di tempat tidur sementara satu tangannya menarik dasi di dadanya dengan cepat. Kedua tangan Anya berhamburan, berusaha untuk melepaskan kancing kemeja Aiden dengan terburu-buru.     

Satu demi satu baju berserakan di lantai, hingga tidak ada sehelai kain pun yang membalut tubuh mereka.     

Tangan Aiden memegang kedua tangan Anya dengan erat, seolah takut wanita yang dicintainya ini akan menghilang begitu ia lengah sedikit saja.     

Keringat mulai membasahi seluruh tubuh mereka karena pergerakan mereka yang sangat intens.     

Satu kali, dua kali, tiga kali …     

Hingga berulang kali pun, Anya yang sedang berada di bawah pengaruh obat tetap sadar. Ia terus memohon, mendesah, merintih, dan berteriak dengan keras. Sementara Aiden terus membawanya melayang ke langit ke tujuh.     

Dari berbaring, duduk hingga berdiri …     

Dari berhadapan hingga membelakangi …     

Tidak ada bagian tubuh Anya yang belum tersentuh oleh suaminya. Tanda cinta berwarna merah menghiasi seluruh tubuh indahnya.     

Di bahu, di dada, di punggung, di paha, hingga di bagian terintimnya …     

Sementara itu, di bahu Aiden juga terdapat bekas gigitan Anya. Bekas gigitan setiap kali sensasi yang luar biasa mengambil alih kendali Anya akan tubuhnya sendiri.     

Detik berlalu menjadi menit, dan menit menjadi jam.     

Satu jam, dua jam, tiga jam …     

Suara desahan dan gairah yang memenuhi ruangan akhirnya mereda. Anya tertidur dengan lelap saat seluruh rasa tidak nyaman di dalam tubuhnya sudah menghilang. Ia meringkuk di samping tubuh suaminya sambil tetap memegang Aiden dengan erat, seolah Aiden adalah satu-satunya pegangan hidup yang Anya miliki saat ini.     

Aiden menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur sementara tangannya membelai rambut Anya dengan lembut, membiarkan istri kecilnya beristirahat.     

Sementara itu, orang-orang suruhan Aiden bekerja dengan sangat profesional dan efisien.     

Pesta pertunangan di bawah masih berlangsung. Musik masih dimainkan. Beberapa orang masih menyantap makan malam mereka sementara beberapa orang lainnya berbincang-bincang sambil minum anggur. Malam semakin larut, tetapi pesta tersebut semakin meriah. Hanya satu orang yang tidak bisa menikmati pesta itu dengan tenang.     

Yura sudah tertangkap …     

"Aku akan segera ke sana," Aiden menyuruh dua pengawalnya untuk menjaga kamar Anya dari depan pintu. Tidak ada satu orang pun yang boleh masuk ke dalam.     

Setelah itu, ia menelepon Tara dan meminta bantuannya untuk menjaga Anya.     

Dan kemudian, ia pergi meninggalkan hotel …     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.