Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Resepsionis Pribadi



Resepsionis Pribadi

0Tidak pernah sekali pun Anya memikirkan masalah ini. Ia dan Aiden sudah mendaftarkan pernikahannya sehingga ia sama sekali tidak pernah memikirkan mengenai pesta pernikahan.     

"Apakah kamu ingin mengadakan pesta pernikahan?" Anya menoleh dan menatap Aiden.     

"Aku ingin mengadakan pesta pernikahan yang besar untukmu," Aiden menatapnya dengan mata yang penuh cinta.     

Anya terlihat sedikit bimbang dan kemudian bertanya. "Bisakah ibuku menjadi satu-satunya keluargaku yang hadir?"     

"Bisa," Aiden mengecup kening Anya dengan lembut.     

"Ibu sudah mendengar jawaban Aiden kan? Aku tidak membutuhkan keluarga selain ibu. Ibu saja sudah cukup bagiku," Anya menatap ibunya sambil tersenyum. "Aku tidak ingin tahu siapa ayah kandungku. Aku juga tidak ingin tahu mengapa Deny bukan ayahku. Aku punya Aiden dan ibu. Kalian berdua adalah orang-orang yang berharga untukku dan kalian berdua saja sudah cukup bagiku. Aku tidak ingin ada orang lain yang mengganggu hubungan kita."     

Mata Diana memerah, "Anya, kamu tidak perlu khawatir. Kamu akan lebih sedih lagi kalau mengetahui siapa ayahmu. Selama kamu bahagia, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau."     

"Ibu, waktu aku membutuhkan ayahku, tidak ada satu pun sosok ayah yang ada untukku. Ditambah lagi, ayah kandungku pasti memiliki keluarganya sendiri. Mengapa kita harus dipermalukan oleh orang lain? Jangan terlalu memikirkannya. Kehidupan kita sekarang sudah sangat baik," Anya memeluk dan menghibur ibunya.     

Dengan air mata di wajahnya, Diana menatap ke arah Aiden dan mengangguk.     

Akhirnya, Aiden dan Diana sekali lagi memutuskan untuk menyembunyikan kebenarannya.     

Setelah badai mengenai resep parfum, tidak ada satu orang pun yang menghina Anya lagi. Bagaimana pun juga, parfum tanpa alkoholnya berbeda dengan resep parfum yang dibuat Diana 10 tahun lalu.     

Sebaliknya, parfum baru yang dikeluarkan oleh Amore benar-benar sama persis dengan parfum buatan Diana.     

Dua produk andalan Amore adalah buatan Diana. Tetapi Diana yang merupakan penemu Amore malah mundur dari Amore 10 tahun lalu.     

Semua orang menganggap Imel keterlaluan dan tidak tahu diri dengan meluncurkan produk baru ini. Diana sudah tidak menjadi bagian dari Amore sejak 10 tahun lalu, tetapi Imel masih membeli resep parfum Diana untuk keuntungannya sendiri.     

Dengan bantuan Raka, video Natali yang menjelek-jelekkan Anya telah dihapus dari internet. Tetapi wajah Mona dan Natali masih dikenali oleh banyak orang.     

Dalam sekejap mata, kehidupan Anya kembali normal. Ia tidak hanya merupakan kepala parfumeur Iris, tetapi sekarang ia memiliki status sebagai sekretaris presiden direktur Atmajaya Group.     

Saat perjalanan ke perusahaan, pengawal Aiden yang menyetir, sementara Harris duduk di kursi penumpang depan.     

Dari kaca spion, Harris sesekali melirik ke arah kursi belakang dan melihat Aiden dan Anya sedang bergandengan dan bermesraan.     

"Nyonya, apakah Anda mau saya memberi penjelasan singkat mengenai perusahaan?" tanya Harris.     

"Jelaskan saja mengenai kantor presiden direktur. Tidak perlu mengerti mengenai departemen lain. Anya hanya perlu menuruti perintahku di perusahaan," Aiden mengangkat kepalanya dan membalas tatapan Harris sambil mengatakannya dengan santai.     

Harris sedikit tersedak saat mendengarnya. "Tuan, setelah jam kerja, Nyonya memang adalah istri Anda. Tetapi ketika bergabung dengan Atmajaya Group, ia adalah karyawan perusahaan …"     

"Anya adalah milikku, saat ia bekerja atau tidak," sela Aiden, menunjukkan kepemilikannya.     

Wajah Harris langsung memucat.     

'Ya, ya … Kamu adalah presiden direkturnya. Kamu yang berhak menentukan semuanya.'     

"Baiklah kalau begitu saya akan menjelaskan mengenai kantor presiden direktur. Saat ini, ada satu orang asisten dan tiga sekretaris di kantor sekretaris presiden direktur …"     

"Tunggu, tunggu. Kamu memiliki tiga sekretaris? Apakah sekretaris pria atau wanita? Apakah mereka cantik?" begitu mendengar bahwa Aiden memiliki tiga sekretaris, Anya langsung bertanya dengan curiga."     

Aiden memeluk pinggang Anya sambil tersenyum dan bertanya dengan sengaja. "Mengapa? Apakah kamu cemburu?"     

"Asisten Tuan adalah saya. Tiga sekretarisnya adalah wanita yang sangat cantik dan lulusan kampus ternama di luar negeri. Tetapi para sekretaris itu tidak langsung berhubungan dengan Tuan. Saya yang mengatur pekerjaan mereka. bisa dibilang bahwa mereka adalah sekretaris saya atau sekretaris Tuan Nico," kata Harris.     

"Benarkah?" Anya memicingkan matanya sambil menatap Aiden, masih tidak percaya.     

Apakah Aiden memang benar-benar tidak tertarik pada para sekretaris yang cantik dan lulusan dari kampus ternama luar negeri?     

Ia masih ingat bahwa dulu Aiden memiliki seorang sekretaris yang sangat cantik saat Anya pertama kali mengunjungi perusahaan Atmajaya.     

Tetapi Anya tidak tahu apa yang telah terjadi pada sekretaris itu.     

Siapa pun yang berani menghina Anya atau memandang rendah wanita yang dicintai Aiden, mereka tidak memiliki akhir yang baik …     

"Hanya kamu satu-satunya wanita yang ada di mataku," Aiden mengecup bibir Anya sekilas. "Kalau kamu khawatir, kamu bisa meletakkan mejamu di depan pintu kantorku dan mengawasiku setiap saat, bagaimana?"     

"Baiklah," Anya setuju.     

"Biar Harris yang mengurus semuanya," kata Aiden.     

Harris merasa sedikit malu melihat kemesraan Aiden dan Anya di belakangnya. Ia mengalihkan pandangannya dan tidak berani melihat ke belakang.     

"Nyonya, meja seperti apa yang Anda inginkan?" tanya Harris.     

"Aku suka meja lengkung di area resepsionis lantai satu. Beri aku satu meja seperti itu, yang lebih kecil," kata Anya sambil tersenyum.     

Harris tertegun kembali. Membuat meja lengkung seperti meja resepsionis dan meletakkannya di depan kantor presiden direktur?     

Bukankah lebih baik berdiri menghadap ke arah lift sehingga ia bisa melihat siapa saja yang datang?     

Harris memikirkan hal itu, tetapi tidak berani menentang perintah dari Nyonya-nya.     

Sebelum mereka tiba di perusahaan, Harris sudah menyuruh orang untuk mengukur dan mempersiapkan meja Anya.     

Begitu tiba di perusahaan, Anya harus melewati prosedur untuk anak magang terlebih dahulu.     

Tidak peduli ke mana pun ia pergi, semua orang selalu memperhatikannya. Sulit untuk melarikan diri dari tatapan semua orang.     

Setelah menyelesaikan semua prosedurnya, Anya mengikuti pelatihan karyawan baru untuk mempelajari peraturan perusahaan, serta lingkup tanggung jawab seorang sekretaris.     

Setelah rapat pagi, Aiden kembali ke kantornya dan melihat bahwa meja Anya sudah siap di depan kantornya.     

Harris menyuruh seorang petugas kebersihan untuk membersihkan meja itu hingga mengkilap dan juga meletakkan sebuah vas dengan bunya lili putih yang masih segar di atas meja.     

"Di mana Anya?" Aiden melihat Harris dan seorang petugas kebersihan, tetapi batang hidung Anya sama seklai tidak terlihat.     

"Setelah melewati prosedur perusahaan, Nyonya harus menghadiri pelatihan karyawan baru …" Namun, melihat tatapan Aiden, Harris langsung melanjutkan, "Saya akan meminta agar Nyonya tidak perlu mengikuti pelatihannya."     

Anya memiliki status yang istimewa di perusahaan Atmajaya. Walaupun ia merupakan karyawan di bagian kantor presiden direktur, ia hanya perlu mengikuti perintah Aiden seorang.     

Anya mendapatkan brosur mengenai perusahaan, buku petunjuk karyawan dan dokumen-dokumen yang berisi tanggung jawab sekretaris dan membawanya ke lantai ruang kerjanya.     

Begitu ia keluar dari lift, ia bisa melihat meja kerjanya. Kerja Harris sangat cepat. Baru tadi pagi Anya mengatakan bahwa ia menginginkan meja seperti ini. Hari belum siang, tetapi meja itu sudah siap …     

Nico keluar dari lift pribadi Aiden dan menyapa Anya dengan gembira. "Bibi, selamat datang di perusahaan Atmajaya."     

"Tuan Nico, tolong panggil saya sekretaris Anya saat berada di perusahaan," kata Anya.     

Nico tertawa mendengarnya. "Sekretaris Anya, apakah itu mejamu? Mengapa mejamu terlihat seperti meja resepsionis?"     

"Anda memiliki penglihatan yang sangat baik. Ini memang meja resepsionis versi kecil!" Anya menghampiri meja barunya dan langsung duduk di hadapannya.     

"Hmm … Tetapi kamu jadi terlihat seperti petugas resepsionis," canda Nico.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.