Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menyebarkan Gosip



Menyebarkan Gosip

0"Kaki Lisa sudah hampir sembuh, jadi aku membawanya keluar untuk kencan. Aku hanya ingin menghindari orang-orang rumahnya. Aku hanya berpura-pura pergi dengannya, tetapi sebenarnya ia pergi untuk menemui kekasihnya. Dan akhirnya, ia malah hamil seperti ini …" cerita Nico pada ibunya.     

"Keluarganya berpikir bahwa kamu berkencan dengannya sehingga mereka pasti mengira bahwa anak di dalam kandungannya adalah anakmu. Bagaimana pendapat Lisa tentang semua ini?" tanya Maria.     

"Kekasihnya yang dokter itu tidak punya keberanian untuk bersama dengannya. Ia ingin bertunangan denganku untuk memancing kecemburuan kekasihnya agar kekasihnya itu mau bertanggung jawab padanya. Tetapi yang aku khawatirkan, bagaimana jika pria itu tidak mau bertanggung jawab?" tanya Nico dengan khawatir.     

"Kalau pria itu tidak mau bertanggung jawab, kamu bisa bertunangan terlebih dahulu dan kemudian mencari kesempatan untuk membatalkan pertunangan. Saat ini, berita pertunangannya harus disebarkan terlebih dahulu, kemudian memberitahu kekasih Lisa bahwa Lisa sedang hamil. Kalau kekasihnya itu memang benar mencintainya, ia pasti akan melakukan sesuatu. Kalau tidak, kamu juga telah membantu Lisa untuk melihat sifat asli pria itu sehingga ia tidak akan bergantung padamu lagi. yang harus kamu lakukan hanyalah berpura-pura bertunangan hingga sang dokter itu bertindak," kata Maria.     

"Benarkah Lisa tidak akan memintaku untuk bertanggung jawab?" tanya Nico dengan khawatir.     

"Lisa tidak mencintaimu dan kamu tidak mencintainya," kata Maria.     

"Ibu, kalau Lisa benar-benar memintaku untuk menjadi ayah anaknya, ibu harus membantuku mencari jalan keluar. Aku tidak ingin menjadi ayah!"     

Untuk mendapatkan sebagian saham dari kakeknya, Nico harus berkorban sedemikian rupa. Semua ini juga demi masa depannya sendiri dan juga masa depan ibunya. Hanya ini yang bisa ia lakukan.     

Dan apa yang dikatakan oleh Aiden masuk akal. Kalau kamu menginginkan keuntungan, kamu harus mengorbankan sesuatu.     

Berpura-pura bertunangan dan membuat kakek senang untuk mendapatkan saham itu.     

Ketika waktunya tiba untuk membatalkan pertunangan, Lisa yang akan maju sehingga kakeknya tidak akan menyalahkannya.     

Akhirnya, Nico memutuskan untuk mendengarkan saran ibunya. Yang penting saat ini adalah mendapatkan sebagian saham dari kakeknya.     

Kalau kekasih Lisa berani mengumpulkan kekuatannya untuk mendapatkan Lisa kembali, ia bisa membatalkan pertunangannya dengan lebih mudah. Dan mereka semua akan hidup bahagia dengan jalannya masing-masing. Bukankah ini sama saja dengan sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui?     

Pada pukul sepuluh mana, Aiden dan Anya belum tidur saat Nico meneleponnya. "Paman, aku sudah bilang pada kakek bahwa Lisa hamil."     

"Lalu apa yang ia katakan?" tanya Aiden.     

"Kakek khawatir aku tidak mau bertunangan dan menikah dengan Lisa. Ia benar-benar marah dan membuatku ketakutan setengah mati. Ibu membantuku untuk berbicara dengannya dan mengatakan bahwa waktunya terlalu singkat sehingga aku bisa bertunangan terlebih dahulu dan kemudian mempersiapkan pernikahan. Kakek setuju," kata Nico dengan senang.     

"Baguslah. Biarkan Lisa yang membantumu untuk mendapatkan saham itu," kata Aiden.     

"Kakek mendesak ibuku agar aku segera bertunangan. Yang lebih menarik lagi, kakek bilang bahwa ia peduli terhadap keluarga Lisa dan tidak mau sampai berita ini tersebar. Ia tidak mau semua orang tahu bahwa Lisa hamil di luar nikah karena itu tidak baik untuk calon anaknya. Sehingga akhirnya kakek memutuskan untuk menutupi semua ini," Nico tidak menyangka bahwa semuanya akan berjalan selancar ini.     

"Nico, apakah kamu perlu bantuanku untuk menjelaskan pada Tara mengenai pertunangan ini?" Anya mendekat ke arah Aiden dan ikut bertanya.     

"Aku yakin Tara akan memahamiku," kata Nico.     

Anya mengerutkan bibirnya. "Kamu tidak memahami wanita. Wanita tidak bisa berpikir seperti itu."     

"Kalau Tara salah paham, aku akan menjelaskannya lagi! Aku akan menjelaskannya meski harus mengulanginya berkali-kali," Nico tertawa tetapi nadanya terdengar tenang.     

"Baiklah kalau begitu. Kalau kamu butuh bantuan, katakan saja padaku." Anya menganggap dirinya sebagai sosok bibi bagi Nico sehingga ia juga sigap untuk membantunya.     

"Terima kasih, Bibi. Bibi tidak perlu melakukan apa pun. Siapkan saja hadiah untuk pertunanganku. Semakin tebal akan semakin baik," kata Nico dengan sengaja. Semakin tebal yang ia maksud adalah amplop uang.     

Anya melirik ke arah Aiden. "Baiklah, kalau kamu benar-benar akan bertunangan, aku akan memberimu hadiah!"     

"Bibi, aku tahu bibi merencanakan sesuatu yang buruk! Bibi pasti tidak berniat memberikan hadiah itu padaku!" Nico sangat cerdas sehingga ia bisa langsung mengetahui rencana bibinya.     

"Apakah seperti itu pendapatmu mengenai aku? Kalau kamu benar-benar bertunangan, tentu saja aku akan memberikanmu hadiah!" kata Anya dengan kesal.     

"Aku akan segera bertunangan. Jadi jangan lupa siapkan hadiahnya. Ngomong-ngomong, Natali menjadi seperti iblis lagi. Ia menyebarkan gosip bahwa bibi dan Paman Ivan diam-diam bertunangan saat bibi berhubungan dengan Raka. Sekarang, bibi malah menikah dengan Paman Aiden," kata Nico.     

"Natali sudah gila …" Anya merasa kesal hingga kepalanya terasa pusing.     

Ia merasa seperti menginjak kotoran dan tidak bisa membersihkannya lagi.     

"Aku rasa Natali tidak akan mengakuinya kalau bibi melabraknya sekali pun," kata Nico. Lalu ia teringat mengenai Raka. "Atau aku bisa menelepon Raka, agar ia bisa lebih mendisiplinkan calon tunangannya."     

"Raka benar-benar tidak bisa mengatur tunangannya. Aku yang akan mengurus semua ini," Aiden langsung menutup teleponnya.     

"Mengapa kamu menutup teleponnya? Natali benar-benar iblis. Untung saja Nico memperingati kita," kata Anya dengan kesal.     

Aiden hanya mengecup puncak kepala Anya dengan lembut, "Kamu terlalu polos. Aku hanya mengatakannya secara sengaja. Kamu bisa tidur dengan tenang sekarang dan Raka akan membereskan semuanya."     

"Kamu tidak peduli terhadap berita di internet? Semua orang menganggapku sebagai wanita murahan. Apakah kamu tidak peduli?" tanya Anya.     

"Kalau Keluarga Mahendra menginginkan tanah milik Deny, ia harus menikahi Natali. Raka akan mengurus masalah Natali karena ia tidak mau nama keluarganya tercoreng. Kalau mereka memaksaku untuk turun tangan, tentu saja aku tidak akan mengampuni mereka. Jadi, jangan khawatir. Kamu tidak perlu berbuat apa-apa dan biarkan Raka yang menyelesaikan semuanya," Aiden mengulurkan tangannya untuk memeluk Anya ke dalam pelukannya.     

Anya langsung memahami maksud Aiden. Saat ini, mereka tidak perlu turun tangan secara langsung karena akan ada orang lain yang mengerjakan semuanya untuk mereka. "Aiden, kamu benar-benar serigala besar yang jahat. Kamu memikirkan mengenai semuanya dalam waktu yang sangat singkat. Aku benar-benar ingin melihat isi kepalamu. Mengapa kamu bisa sepintar ini?"     

"Apakah kamu menginginkan anak yang pintar sepertiku?" Aiden semakin mendekat ke arah Anya.     

Anya langsung panik. Ia memejamkan matanya dan berkata, "Aku sudah tidur!"     

"Siapa yang bisa berbicara di dalam tidurnya?" Aiden menundukkan kepala dan mencium Anya.     

Mata Anya langsung terbuka dan terkejut melihat wajah Aiden tepat di hadapannya.     

Aiden melumat bibirnya dengan penuh perasaan. Rasanya sangat hangat, membuatnya tidak bisa melawan …     

Bibir suaminya terasa lembut, membuat ia merasa melayang-layang. Tangan kecilnya bersandar di bahu Aiden, tetapi tidak bisa mendorong tubuh suaminya untuk menjauh.     

Jari-jari Aiden mulai menyusuri rambut panjang Anya, memegang kepala Anya dengan lembut dan menahannya sambil memperdalam ciuman mereka.     

Suhu di dalam ruangan itu semakin terasa panas. Jantung Anya berdegup gila-gilaan.     

Ciuman Aiden membuatnya merasa lupa diri …     

Ketika ia menatap wajah Aiden secara diam-dia, ia bisa melihat Aiden sedang memejamkan matanya, seolah tenggelam dalam nikmat ciuman mereka.     

"Apa yang kamu lihat? Mengapa kamu tidak fokus?" Aiden terkekeh di telinganya.     

Anya ikut tertawa kecil dengan sedikit malu. "Kamu terlihat seperti orang yang mabuk."     

"Hmm …" jawab Aiden.     

"Mengapa?" tanya Anya.     

"Karena aku sangat menyukaimu. Aku sangat menikmati saat-saat bersamamu. Kamu adalah candu bagiku yang membuatku selalu mabuk," Aiden memegang dagu Anya dan kembali menciumnya.     

Tangannya berpindah ke pinggang Anya. Perlahan tubuhnya menekan tubuh istrinya.     

Anya bisa merasakan kulit Aiden terbakar seperti api.     

Anya bisa merasakan tubuhnya semakin panas dan semakin meleleh. Kulitnya yang putih berubah menjadi bernuansa merah muda, membuatnya terlihat semakin menawan di mata Aiden.     

"Anya, ayo kita punya anak," Aiden memeluk istrinya dengan sangat erat dan tidak mau melepaskannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.