Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Hamil!



Hamil!

0Ketika melihat komentar-komentar di internet, Anya merasa matanya memanas dan hidungnya gatal.     

Orang yang paling dirugikan adalah Anya dan orang yang paling tersakiti adalah Diana. Ibu dan anak ini memiliki nasib yang sangat menyedihkan …     

"Selama ini, aku hidup seperti ini dan tidak merasakan kepahitan sama sekali. Tetapi tiba-tiba aku merasa sedih ketika mendengar semuanya dari mulut orang lain," kata Anya dengan mata yang memerah.     

Nico terbatuk pelan dan berusaha untuk menghiburnya. "Bibi adalah seorang wanita. Kalau bibi merasa sedih, paman akan selalu menghibur bibi.     

"Kamu sudah puas melihat pertunjukannya kan? Pergilah!" Aiden merasa Nico mengganggu momennya bersama dengan Anya dan langsung menyuruhnya untuk pergi.     

Ia ingin berduaan bersama Anya. Kalau ada Nico di sini, mana bisa ia memeluk dan menghibur Anya …     

"Aku tidak mau pergi. Aku ingin tinggal di sini," Nico berdiri dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya yang berada di samping rumah Aiden. Ia tidak ingin pulang ke rumah Keluarga Atmajaya untuk sementara waktu.     

"Mengapa kamu tidak mau pulang?" Anya mengalihkan perhatiannya pada Nico.     

"Mengapa wanita tidak bisa menahan diri saat mendengar gosip?" Nico hanya menghela napas panjang dengan tidak berdaya.     

Aiden menatap wajah Nico beberapa menit dan kemudian bertanya. "Mengapa kamu ingin bersembunyi?"     

"Karena apa lagi? Tentu saja aku ingin bersembunyi dari Lisa," gerutu Nico dengan kesal.     

"Memangnya ada apa? Apakah Lisa menyukaimu dan mengejar-ngejarmu sekarang?" Anya tahu bahwa hubungan Nico dan Lisa hanya pura-pura, tetapi mengapa sekarang Nico berusaha bersembunyi dari Lisa?     

Nico memang tampan dan memiliki latar belakang keluarga yang bagus. Meski ia sedikit ceroboh, Nico tetap pria yang baik. Apakah mungkin Lisa jatuh hati padanya?     

"Ini jauh lebih buruk lagi! Lisa ingin aku menjadi ayah dari anaknya. Tidak apa-apa kalau ia ingin berpura-pura bertunangan denganku, tetapi aku tidak mau menjadi ayah palsu untuk anaknya dan kekasihnya," kata Nico. Kepalanya terasa sakit memikirkan masalah ini.     

"Apakah Lisa hamil?" Anya menatap ke arah Aiden. "Aiden, ini sudah keterlaluan."     

"Kamu melarikan diri karena kamu tidak ingin menjadi ayah?" Aiden menatap Nico sambil tersenyum.     

"Paman jangan tersenyum seperti itu! Senyummu sangat menyeramkan. Sekarang aku benar-benar pusing. Aku tidak tahu bagaimana cara menolak Lisa. Kalau sampai kakek tahu bahwa hubunganku dengan Lisa hanya pura-pura, ia benar-benar akan membunuhku!" kata Nico dengan wajah yang pahit.     

Aiden merasa bahwa ini adalah kesempatannya dan ia berkata dengan dingin. "Kalau kamu ingin belajar menjadi ayah, aku bisa mengatur agar kamu belajar di taman kanak-kanak selama beberapa bulan. Kalau kamu bersedia menjadi ayah dari anak Lisa, ia pasti akan mengabulkan semua permintaanmu."'     

"Paman, apakah hati nuranimu tidak terluka saat mengatakannya?" Nico menatap Aiden dengan tidak percaya.     

Anya langsung memahami niat Aiden dan berusaha menjelaskan, "Nico, kamu akan menjadi ayah. Kakekmu pasti sangat senang kalau mendapatkan cicit. Ini adalah berita yang sangat bagus! Bukankah lebih mudah untuk meminta saham dari kakekmu pada saat-saat seperti ini? Kamu sudah banyak membantu Lisa, biarkan Lisa yang berbicara untukmu sekarang."     

"Kalau kamu menginginkan keuntungan, kamu harus membayarnya. Sulit untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan tanpa memberikan apa pun," kata Aiden.     

"Paman, kamu bisa bilang seperti itu," Nico menggaruk-garuk kepalanya. "Tetapi kamu juga harus memikirkan apa yang harus kita lakukan di masa depan. Pertunangan bisa saja dibatalkan. Namun, kalau menjadi ayah, aku harus bertanggung jawab seumur hidup. Lalu apa yang bisa aku lakukan untuk keluar dari hubungan ini?"     

"Tes DNA? Ketika waktunya tepat, kamu bisa menggunakan tes DNA untuk membatalkan pertunangan ini," kata Anya.     

"Aku tidak mau! Setelah aku menunjukkan tes DNA itu, seluruh kota akan menertawaiku dan menyangka bahwa Lisa ternyata telah berselingkuh dariku. Mau ditaruh di mana mukaku?" kata Nico dengan marah.     

Anya menatap Aiden dengan hati-hati, "Aiden, masalah ini terlalu merugikan Nico. Apa yang bisa kita lakukan?"     

Aiden tetap memusatkan perhatiannya pada Nico. "Aku ingin mengingatkanmu bahwa Imel dan Heru bekerja sama. Tidak ada yang tahu apakah kakekmu sudah membuat surat wasiat. Untuk menghindari itu, kehamilan Lisa pada saat-saat seperti ini sangatlah tepat," kata Aiden.     

Anya menggigit bibirnya dan merasa bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Nico. "Nico, coba kamu bicarakan dengan Lisa. Mungkin ada solusi untuk kalian berdua."     

"Lisa ingin bertunangan denganku. Kalau kekasih Lisa tahu bahwa ia sedang mengandung anaknya, kekasihnya itu pasti akan berusaha untuk menggagalkan pertunangan kami. Tetapi bagaimana kalau ia tidak datang? Aku tetap harus bertunangan dengan Lisa dan setelah itu menikahinya. Setelah berita kehamilan Lisa tersebar, aku harus bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak aku lakukan!" Nico merasa ia benar-benar terjebak. Ia tidak ingin membesarkan anak orang lain.     

"Aku akan membuat perjanjian dengan Lisa. Kalau kekasih Lisa tidak muncul juga hingga pada hari pertunangan, pesta pertunangan itu akan dilangsungkan seperti biasa. Setelah itu, aku akan menyuruhnya mencari alasan untuk membatalkan pertunangan. Ia juga tidak boleh memberitahu kehamilannya pada siapa pun," kata Aiden dengan tenang.     

Wajah tampan Nico tampak berkerut-kerut, terlihat sedang berpikir keras. Kalau ia bertunangan hanya untuk berpura-pura seperti rencana awal, itu bukan masalah besar baginya. Tetapi sekarang ada anak yang dilibatkan. Masalah ini akan menjadi semakin rumit!     

"Nico, coba bicarakan masalah ini dengan ibumu. Mungkin ibumu bisa memberi jalan keluar untukmu. Karena hanya kamu satu-satunya yang bisa mendapatkan saham itu dari kakekmu," kata Anya, berusaha untuk memberikan solusi pada Nico.     

"Baiklah. Aku akan mencoba berbicara dengan ibu," kata Nico sambil menghela napas panjang. Sepertinya ia tidak punya pilihan lain …     

Setelah pergi dari rumah Aiden, Nico langsung menuju ke rumah Keluarga Atmajaya.     

Sebelum Nico tiba di rumah, Aiden sudah menelepon Maria terlebih dahulu sehingga Maria sudah mengetahui garis besar masalah yang terjadi.     

Satu-satunya resiko yang Nico takutkan saat ini adalah Lisa akan benar-benar menggunakan Nico untuk menutupi kehamilannya. Ia menikah dengan Nico, bersama dengan bayi di dalam perutnya.     

Pada saat Nico mengatakan bahwa anak itu bukan anaknya, Nico akan merasa sangat malu.     

Tetapi kalau berita itu tidak tersebar, Nico tetap harus berusaha membesarkan anak yang bukan anaknya untuk mendapatkan saham dari kakeknya.     

Bukankah kedua pilihan ini sama-sama merugikannya?     

Selama perjalanan ke rumah Keluarga Atmajaya, Nico berusaha mencari cara dan solusi dari masalah ini. Tetapi setelah memikirkannya, ia memutuskan untuk membicarakannya dengan ibunya.     

Aiden memang sangat baik pada Nico, tetapi bukan berarti pamannya tidak akan menggunakannya. Bagaimana pun juga, masalah ini bukanlah masalah kecil. Mana bisa ia menjadi ayah dari anak orang lain?     

Ia tidak akan mau dicuci otak oleh pamannya!     

Begitu tiba di rumah Keluarga Atmajaya, Nico langsung mencari ibunya dan bertanya pada salah satu pelayan. "Di mana ibuku?"     

"Di sini," Maria sudah menunggunya di sofa ruang keluarga.     

Nico berjalan ke arah ibunya dengan muram dan menceritakan mengenai kehamilan Lisa.     

"Bukankah Lisa sedang beristirahat dan memulihkan diri di rumah? Bagaimana bisa ia tiba-tiba hamil?" tanya Maria.     

"Kaki Lisa sudah hampir sembuh, jadi aku membawanya keluar untuk kencan. Aku hanya ingin menghindari orang-orang rumahnya. Aku hanya berpura-pura pergi dengannya, tetapi sebenarnya ia pergi untuk menemui kekasihnya. Dan akhirnya, ia malah hamil seperti ini …"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.